Bab 11

Mark yang tahu kalau Haikal mencintai istrinya. Dia mulai tertantang untuk membuat Bunga jatuh cinta kepadanya.

"Kurang ajar!! Sungguh berani dan sangat lancang sekali! Haikal berani memimpikan istri yang aku miliki. Tidak akan pernah aku biarkan Dia berbuat seperti itu! Tidak akan pernah!" Mark terlihat begitu marah dengan apa yang di lakukan oleh Bunga yang sampai saat ini masih berkirim pesan bersama Haikal, padahal mereka tidak bekerja bersama lagi.

Mark terlihat begitu kesal. "Suami pulang kerja tuh, bukannya datang menyambut, kau malah asik berkirim pesan dengan laki-laki lain. Apakah kau ini seorang istri yang baik?" tanya Mark yang ketus sambil merebut ponsel milik Bunga.

Bunga yang tersentak melihat kehadiran suaminya, tentu saja langsung mengejar Mark yang masuk ke kamarnya dengan membawa ponselnya.

Selama ini, Bunga jarang masuk ke dalam kamar Mark, kecuali hendak membersihkan atau menyiapkan segala keperluan Mark yang ditangani oleh Bunga. "Kembalikan ponselku!! Sebenarnya apa yang kau inginkan, huh?? Kenapa datang-datang kau malah cari masalah denganku?" tanya Bunga yang merasa kesal dan marah.

Mark sudah sedikit berubah semenjak dia melihat dan mengetahui kalau Bunga memiliki ilmu taekwondo yang hebat. Mark sendiri bingung kenapa dirinya saat ini bisa bersikap sedikit lunak terhadap wanita yang sebenarnya ingin dilukai sepanjang hidupnya demi sang kekasih yang dia cintai.

Mark duduk dan tersenyum kepada Bunga. "Aku hanya ingin melihatmu menyambut kedatanganku layaknya seorang istri yang baik. Apakah ada yang salah keinginan sederhanaku ini?" tanya Mark menatap tajam ke arah Bunga.

Bunga malahan merasa bingung melihat apa yang dilakukan oleh Mark yang sangat tidak biasa baginya. Biasanya Mark pasti langsung membentak dan memakinya.

Melihat Mark yang begitu lembut membuat Bunga malah merinding sendiri. Bunga memeriksa suhu badan Mark, "Apa yang kau lakukan?" tanya Mark menepis tangan Bunga di atas dahinya, Mark terlihat merasa risih dengan perbuatan Bunga kepadanya.

"Kau baik-baik saja kan?? Apakah kau sakit? Kenapa kau tidak merawat dirimu sendiri sebagai seorang dokter?? Aneh sekali!" dengan polosnya Bunga malah duduk di samping Mark.

Mark malahan menarik tubuh Bunga ke arahnya. Bunga awalnya mengelak dan menghindar. Tetapi melihat Mark yang berwajah teduh dan tersenyum manis padanya membuat Bunga akhirnya melupakan ponselnya yang tadi dirampas oleh Mark.

'Aneh sekali!! Apa yang sedang direncanakan olehnya? Kenapa dia tiba-tiba seperti ini?' batin Bunga sambil bergidig ngeri.

Bunga takut kalau kebaikan Mark hanyalah badai kecil yang sedang dipersiapkan untuk dapat menghancurkan dirinya. Mengingat Mark yang selalu saja menghina dan melecehkannya.

"Apakah salah kalau aku ingin berbuat baik terhadap istriku sendiri? Ayolah Bunga!! Kau sedang menyakiti hatiku. Karena berpikir kalau aku ingin berbuat jahat padamu." Mark terlihat sedih.

Bunga yang seumur hidup baru sedekat Itu dengan Mark tanpa amarah dan kebencian di matanya. Bunga benar-benar tidak pernah menduganya.

Sejujurnya saja Bunga masih tidak mempercayai senyuman dan kebaikan yang diperlihatkan oleh Mark kepadanya. "Kau tiba-tiba baik seperti ini malah membuatku merasa merinding. Mungkin, aku terlalu terbiasa melihat wajah devilmu yang nyebelin itu.' Bunga langsung menutup mulutnya karena telah keceplosan bicara.

Mark tampak bingung juga dengan sikapnya sendiri yang tidak biasa. Hanya saja, Mark tidak sanggup ketika dia melihat kebersamaan Bunga dan Haikal yang terlihat begitu akrab satu sama lain.

Mark terlihat sedang membaca chatting antara Bunga dan Haikal.

Mark terlihat mengerutkan keningnya dan tidak suka dengan hal itu. Padahal chatting antara Bunga dan Haikal hanyalah chatting biasa saja. Sebagai seseorang yang pernah menjadi atasan dan bawahan atau sebagai seorang teman yang peduli satu sama lain.

Mark menghapus nomor Haikal. Setelah dia selesai memblokirnya. Bunga hanya melotot melihat kelakuan Mark yang aneh banget.

"Kamu kalau butuh seseorang untuk chatting denganmu. Kau bisa hubungi aku kapan saja! Jangan coba-coba kau untuk bertukar pesan lagi dengan laki-laki lain! Karena aku tidak akan pernah mengizinkannya!" Bunga terbelalak kaget mendengar ucapan Mark.

Sudah hampir setahun Intan masih juga belum menunjukkan tanda-tanda akan siuman. Mark hampir saja menyerah dengan keadaan kekasihnya.

Bunga berpikir bahwa Mark mungkin saja ingin menyerah dengan keadaan Intan yang belum siuman juga. "Aku harus pergi ke rumah sakit untuk mengurus Kekasihmu." ucapan Bunga dihentikan oleh Mark yang menggenggam telapak tangannya.

"Mulai hari ini, kau tidak usah datang ke rumah sakit untuk mengurus Intan. Datanglah ke ruanganku kalau kau datang ke rumah sakit dan bawakan aku makan siang setiap hari." Bunga berdebar-debar jantungnya mendengar perkataan suaminya yang benar-benar sangat aneh menurutnya.

'Jangan-jangan Mark sedang menyusun rencana jahat untuk mencelakaiku. Laki-laki seperti dia tidak mungkin akan berubah dalam waktu singkat, bukan?' batin Bunga malah merasa ketakutan sendiri.

Mark meraup wajah Bunga dan mendekatkan wajah cantiknya kepadanya. Mark memang sangat terpesona dengan kecantikan Bunga setelah dia melakukan make over kecantikan.

'Kalau dilihat dari dekat seperti ini Bunga terlihat begitu cantik. Kecantikan Bunga melebihi Intan yang seorang artis dan modek. Kenapa dia selama ini selalu menyembunyikan kecantikannya? Apakah dia merencanakan sesuatu di balik alasannya yang selalu berpenampilan culun dan jelek?' monolog Mark yang terus memperhatikan kecantikan Bunga.

Seandainya Mark tahu bagaimana perilaku intan dan ibunya kepada Bunga, Mark pasti akan merasa iba dan kasihan kepada gadis malang itu. Alih-alih menyiksa dan menyakitinya seperti binatang.

Mark memiliki hati yang lembut dan juga baik. Karena orang tuanya memang mendidik dia seperti itu. Hanya saja, bertahun-tahun lamanya Mark menjalin hubungan dengan Intan, Intan benar-benar sudah mencuci otaknya untuk membenci Bunga.

Dulu Mark selalu saja sinis dan menyakiti Bunga hanya untuk membahagiakan hati Intan. Wanita yang dikira adalah Azalea yang pernah dia selamatkan di masa lalu. Setidaknya itulah yang diakui oleh Intan kepada Mark saat Mark melihat foto Bunga di masa kecilnya saat Mark datang mengunjungi rumahnya.

Mark benar-benar telah dibodohi oleh wanita licik seperti intan dan juga ibunya yang jahat. Dulu hidup Bunga selalu menderita karena perbuatan ibu tirinya yang selalu membedakan status dan kedudukan Bunga di rumah ibu kandungnya sendiri.

Ayahnya Bunga yang selalu sibuk bekerja tidak pernah memperdulikan apapun yang dilakukan oleh istrinya kepada Bunga. Malahan ayahnya juga suka ikut-ikutan menghukum Bunga karena hasutan dari istrinya yang berwajah malaikat ketika di hadapan ayahnya Bunga. Tetapi dia akan berubah menjadi iblis mengerikan ketika ayahnya Bunga pergi ke luar kota atau ke luar negeri untuk urusan bisnis.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!