Bab 19

Sania tidak menggubris godaan suaminya.Dia sungguh kesal dengan suaminya lalu berjalan mendahuluinya.

Adit tersenyum simpul dan menyusul istrinya yang sedang merajuk.

Sania duduk berdampingan dan melayani suaminya walaupun masih agak dongkol,tetapi tetap iklas melakukan kewajiban sebagai istri.

"Segini cukup By...."kata Sania.

"Sudah cukup segitu Sayang....ayo kita makan!"seraya mengambil piring dari tangan Sania.

Sania duduk dan mengambil makanannya sendiri.

Hanya dentingan sendok beradu piring yang terdengar di meja makan.

Setelah selesai makan mereka pergi keruang tamu dan menikmati waktunya bersama sang istri.

Aditya mengambil cuti selama seminggu untuk menikmati hari-harinya dan berbulan madu bersama sang istri.Sementara pekerjaannya dikerjakan oleh sang Papa dan asistennya.

Adit dan Sania pergi ketempat dimana dia bisa mengukir sejarah cinta mereka berdua.

Aditya berdiri di dalam kamar hotel yang mereka tempati untuk bulan madu.Adit menatap wajah teduh Sania dengan sangat dalam.Lalu mengajak sang istri duduk diatas ranjang.

"Sayang jika seandainya Tuhan mengambilku lebih dulu darimu pasti kamu akan merasa sendiri dan kesepian tanpaku.Lalu apa yang akan kamu lakukan? "tanya Adit seraya menatap wajah cantik sang istri dengan tatapan yang sulit diartikan.

Sania seketika mendongakkan kepalanya menatap tak suka dengan ucapan ngawur Aditya.Walaupun dia merajuk tetapi ia sangat mencintai suaminya.

"By... jangan berbicara seperti itu,aku tidak suka!"ucap Sania yang seperti tak rela jika Adit meninggalkannya.

Adit meraih kedua tangan Sania dan menciumnya.Sania memalingkan wajahnya ke samping.Dia masih kesal ucapan suaminya yang seperti akan meninggalkannya seorang diri.

Sania memang sebatang kara dan sudah tidak punya saudara satupun.Hanya Adit yang ia punya.

"Sayang aku hanya bicara seandainya bukan? "jelas Adit seraya mengelus pipinya.

"Jika itu terjadi aku akan meminta pada Tuhan dan mengambilmu darinya ,kau akan jadi milikku.Selagi aku masih bernafas kita takkan terpisah .Jangan melanggar sumpah kita,jika tidak mungkin Tuhan akan murka By.......!"balas Sania meneteskan air matanya seraya memeluk Adit dengan sangat erat.

Adit ikut meneteskan sudut matanya lalu mencium kening istrinya begitu dalam.Dia sungguh sangat merasa bahagia karena dicintai oleh istrinya dengan begitu besar.

Adit beranjak menutup jendela kamar dan tidak lupa mengunci pintu.Hingga menit berikutnya mereka kembali melakukan kegiatan panasnya bersama sang istri.Hari berganti bulan dan bulan berganti tahun.

Hubungan mereka masih aman saja sampai usia pernikahan menginjak hampir 2 tahun.Tetapi beberapa bulan belakangan ini sikap suaminya berubah datar dan tak perduli.Sania merasa Adit sudah tak mencintainya lagi.

*********####

Kembali ke masa sekarang .....saat cerita sebelumnya Sania sedang berkeliling di setiap sudut rumahnya menikmati momen-momen masa lalu indah dirumah mereka yang berada di puncak belakang hutan ketika mereka baru saja menikah.

Sania masih berdiri di jendela menatap lurus hutan didepan rumahnya itu,tetapi tiba-tiba terkejut ketika Adit meletakkan kopernya agak keras.Mungkin karena terlalu berat...

Sania yang masih belum memaafkan suaminya hanya menoleh sekilas dan menatap lagi hutan itu.Ia masih berdiri didekat jendela.

Adit yang merasa Sania mengabaikannya hanya menghela nafas berat.Kemudian berjalan menghampiri sang istri.

Adit mendekat dan berdiri dibelakangnya lalu mencium rambut Sania yang harumnya seperti bunga lili.Sania seperti sedang melamunkan sesuatu.Terlihat karena keningnya mengkerut.

"Sayang apa yang kau pikirkan?"tanya Adit.

"Em...tidak ada....!"jawab Sania cuek.Adit masih berada dibelakangnya meski Sania tak menghiraukannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!