Bab 8

"Mengapa kamu kurang ajar?"

"Aku suamimu Sania.."geram Adit.

Sania kembali menatap Adit dengan tajam.

"Kita ini suami istri Adit,kenapa seolah aku merasa bahwa kita bukan pasangan yang sudah menikah."Jawab Sania.

"Kau..."tunjuk Sania dengan mengacungkan jari telunjuknya di wajah Adit.

"Kau mengabaikanku selama 3 jam.Aku duduk sendirian disana..."ucap Sania seraya memandang wajah Adit dengan mata berkaca-kaca.

"Aku memandangmu yang sedang tertawa bersama teman-teman mu.Tapi kamu ,tak memandangku sedikitpun Adit..."

Adit masih menatap Sania tajam meski istrinya sudah berkaca-kaca.

"Cukup!"bentak Adit dengan keras.

Sania kaget karena sebelumnya Adit tidak pernah membentaknya dengan keras.Dia menundukan kepalanya menahan tangis.

"Jaga perilakumu Sania,kamu tahukan kalau ini acara penting.Mereka datang dari jauh hanya untuk bertemu denganku.Jadi tolong Sania,mengertilah...!"ucap Adit dengan nada rendah.

Sania lalu mengusap air matanya kasar dan menatap Adit dengan sinis.

"Baiklah! Lanjutkan acara penting kamu!"

"Pulanglah sesukamu dan jangan pedulikan aku."Sahut Sania dengan tegas.

Sania lalu merogoh saku jas Adit berniat mencari kunci mobil.Adit bingung apa yang dicari Sania.Tapi dia tetap diam.

Setelah kunci mobilnya ketemu Sania pergi tanpa berpamitan pada suaminya.

"Saniaaaaa!"teriak Adit dengan frustasi.

Sania tidak perduli dengan teriakan Adit.Dia begitu sakit hati atas perkataan suaminya.

Sania berlari keluar seraya menangis kemudian ia memasuki mobil.

Adit yang melihatnya hanya menghela nafas dan tidak mencoba menghentikannya,dia kembali masuk kedalam bergabung dengan teman-temannya.

Sania mengendarai mobil seraya menangis tersedu-sedu.Kembali mengingat perkataan suaminya yang menyakitkan.

Karena perasaan yang kesal Sania membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Suasana hatinya sedang kacau,dan dia butuh pelampiasan.

Menyalip beberapa mobil yang menghalangi jalannya.Tidak memperdulikan bunyi klakson yang bersautan.Dia terus melaju.

Tangisan Sania tiba-tiba terhenti karena telinganya mendengar sesuatu,seperti mendengar suara yang memanggil namanya.

"Sania...Sania..."bisiknya.

Suara aneh itu terus memanggilnya berulang-ulang dengan lirih.

Sania menoleh kebelakang mencoba mencari asal suara itu.Akan tetapi dia tidak menemukan siapa-siapa.

Dia ketakutan dan menangis,akibatnya dia kehilangan kendali.Dan akhirnya..

"Aaaaaaaaaaa.."

Braaaaak.....Braaak.....

Mobil Sania mengalami kecelakaan hingga terbalik.

Semua orang yang melihatnya terkejut lalu menolong dan membawa korban ke rumah sakit terdekat.

Salah satunya mengecek identitas dan mencoba mengabari keluarga korban dengan memakai telepon milik korban.Dia menemukan nomor suami Sania.

"Hallo..."

"Hallo....!"

"Siapa ini,kenapa hp istri saya ada pada Anda?"jawab Adit.

"Begini Tuan,saya ingin mengabarkan bahwa istri anda mengalami kecelakaan dan dilarikan ke rumah sakit?"

"Apaaaaa?"Bagaimana bisa?"Adit syok mendengar berita itu.

"Tolong segera ke rumah sakit Medika Tuan..!"

"Baiklah! Saya akan segera kesana! Terima kasih atas informasinya..."

Adit berjalan tergesa-gesa mencari Papanya untuk mengabarkan kecelakaan yang menimpa istrinya.

"Papa,Sania kecelakaan..!"

Papa menoleh dan terkejut mendengar perkataan Adit.

"Apa?Bagaimana bisa?" seraya menatap Adit dengan panik.

"Ayo kita kesana Pa....Adit tidak ada waktu untuk menjelaskan."

"Baiklah....Papa akan mengabari mamamu agar dia menyusul kita."Adit menganggukkan kepala dan bergegas ke mobil Papanya.

Mereka menaiki mobil yang dikendarai oleh sopir Papanya.

"Semoga istriku baik-baik saja...."gumamnya lirih.

Adit diliputi rasa cemas,takut terjadi sesuatu kepada istrinya.Papa menepuk pelan bahu Adit dia juga cemas memikirkan kondisi menantunya.

Adit terus berdoa dalam hati,meminta agar istrinya baik-baik saja seraya menundukan kepala.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***