Setelah dinyatakan sembuh oleh Dokter,Sania memutuskan untuk mengajak pulang suaminya.Karena dia tidak suka bau Rumah Sakit.Aditpun menemui Dokter dan mengutarakan keinginan istrinya.
Setelah dokter mengijinkan,Adit mengendong Sania ke mobil yang dikendarai oleh supirnya.
"Adit,aku sudah tidak apa-apa....aku bisa jalan sendiri!" Kata Sania memberi tahu.
"Kamu masih belum pulih Sayang, jadi menurutlah!" tegas Adit tak terbantahkan.Sania hanya pasrah dan menenggelamkan wajahnya di dada suaminya.
Sesampainya di mobil Adit meletakkan Sania pelan-pelan agar kepalanya tidak terbentur pintu mobil.
"Jalan pak! "kata Adit setelah duduk disamping istrinya."Baik Tuan. "Jawab sang sopir.
"Sayang kalau kamu capek tidur di pangkuanku saja,"suruhnya."Aku hanya sedikit lemas saja Dit....!"
"Baiklah kalau gitu bersandar di bahuku saja,oke?"paksa Adit pada istrinya ,seraya mengelus lembut rambutnya.
Sania menikmati elusan tangan Adit hingga akhirnya diapun tidur dan terbawa mimpi.Adit menoleh kearah sang istri yang ternyata sudah tertidur lalu dia memberi kecupan singkat di dahinya dan memeluknya dari samping.
Tiba dirumah Adit kembali menggendong sang isteri dengan hati-hati,agar dia tak terusik.Tubuh Sania tidak terlalu berat karena tubuhnya yang langsing dan tingginya yang hanya 160 .Dengan tubuhnya yang kekar dia tidak merasa kesusahan.
Sampai di tengah tangga Adit memandang bibir Sania yang menggoda untuk di sesap.Dengan gemasnya Adit mengecup bibir sang istri,Adit terkekeh pelan .
Sania tidak terusik sedikitpun dan malah menggesekkan wajahnya di dada Adit hingga membuat Adit menggeram tertahan karena ulah Sania membangunkan sesuatu di bawah sana.
Ceklek.....
Adit membuka pintu dengan satu tangannya lalu mendorong pelan menggunakan satu kakinya.Ia rebahkan tubuh istrinya pelan-pelan agar tak terbangun.Mengecup sekilas dahinya lalu keluar dari kamar sang istri.
Kemudian dia menuruni tangga dan berjalan kedapur.Dia ingin membuatkan makanan untuk sang istri.
"Ada yang bisa saya bantu Tuan?"kata bik Surti.
"Kebetulan bibi disini, saya ingin membuatkan bubur untuk Nyonya dan aku perlu bantuan bibi",balas Adit.
"Tuan tunggu saja, saya akan memasakkan untuk Nyonya Sania."
"Tidak Bi! Aku ingin memasak sendiri untuk Sania,bibi berikan arahannya saja ya!"
"Baik Tuan."
Setelah setengah jam berkutat di dapur akhirnya selesai juga bubur buatan Adit."Terima kasih Bi, sudah membantu.
"Sama -sama Tuan,kalau gitu saya permisi mau membereskan dapur dulu Tuan."
Adit mengganggukan kepalanya dan segera ke atas membawa semangkuk bubur dan segelas air putih.Dengan rasa percaya diri dia tidak mencicipi hasil masakannya terlebih dahulu.
Adit mengelus pelan pipi Sania dengan lembut, mencoba membangunkannya.
"Sayang, bangun dulu...aku sudah membuatkan bubur untukmu."
Sania melenguh pelan karena ada suara yang mengganggu tidurnya.Kemudian mengerjapkan mata dan memandang suaminya dengan terkejut karena seingatnya tadi dia tertidur di mobil.Pastilah suaminya yang menggendongnya.
"Sayang kamu makan dulu ya,aku sudah membuatkan bubur spesial untukmu!"
Sania hanya menganggukkan kepalanya seraya duduk menyandarkan kepalanya.Adit menyuapi Sania dan meniupnya terlebih dahulu.Saat suapan pertama Sania mengernyitkan keningnya.
"Kenapa Sayang? Apa buburnya tidak enak?"tanya Adit dengan wajah cemas.
"Apa ini kamu sendiri yang masak? Ini agak kebanyakan garam Dit!"Sania tetap menelan bubur itu meski terasa asin di lidah.Dia ingin menghargai jerih payah suaminya.
...****************...
Mana dukungannya?????Masih Stay kah?
Aku butuh banyak dukungan nih dari kalian....!!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments