...H E L L O !👋...
...~ H A P P Y R E A D I N G ~...
...***...
"Bang, tangkap Bang!"
Acha melempar satu plastik berisi makanan ringan yang tadi dirinya beli, karena terkejut si lelaki berpakaian serba hitam pun langsung menangkap plastik yang Acha lemparkan. Acha tersenyum senang lalu menarik lengan si perempuan agar menjauh dari laki-laki kurang kerjaan itu.
"Mba tunggu disini ya! Saya ke mereka dulu," Ucap Acha yang diangguki oleh si perempuan.
Karena panik, si perempuan pun langsung menelpon seseorang. Sedangkan Acha, dia duduk lesehan diatas aspal lalu menepuk-nepuk sisi kiri kanan dan depannya. "Bang, ayo kita makan bareng. Abang-Abang nya makan snack aja terus Acha makan nasi goreng."
Tanpa rasa takut sedikit pun, Acha membuka bungkus nasi gorengnya dan memakan nya dengan khidmat. Para lelaki itu saling bertukar tatap lalu mengangguk sebagai tanda kalau mereka ikut makan saja. Mereka pun duduk didepan Acha dan mulai sibuk dengan makanan ringan ditangan masing-masing.
"Acha tuh lagi lapar banget, jadi jotos-jotosan nya di pending dulu aja. Mending gini kan? Kita akur, daripada berantem nanti ujung-ujung nya bonyok, bener gak Abang-Abang?" Tanya Acha seraya terus mengunyah makanan nya.
Para laki-laki itu mengangguk setuju, "Bener sih. Sebenarnya kita juga ogah menculik dia, cuma karena paksaan dari Bos aja makanya kita nurut." Ucap seorang lelaki dengan tato burung garuda di lengan kanan nya.
"Wah, si Abang nya cinta tanah air ya? Sampe lambang burung garuda aja dipasang ditangan, tos dulu Bang!" Acha bertos ria dengan lelaki itu lalu keduanya tertawa.
Bahkan mereka tak memperdulikan saat ada suara motor yang berhenti tak jauh dari keberadaan mereka. Seseorang pengendara motor itu turun dan segera menghampiri si perempuan dengan wajah datar. Seseorang itu yang tak lain tak bukan Arlan, hanya bisa melihat punggung Acha karena posisi Acha yang membelakangi nya.
"Gak papa?" Tanya Arlan dengan nada dingin seperti biasanya.
Tanpa diduga, perempuan itu, Rania, langsung memeluk Arlan dan menangis terisak seakan sangat tersakiti. Mendengar ada suara tangisan, Acha menolehkan kepalanya dengan pipi menggembung dipenuhi nasi goreng nya.
Kok gemes? Batin Arlan.
Mata Acha dan Arlan bertubrukan dengan Arlan yang menatap dingin Acha sedangkan Acha hanya santai saja sambil mengunyah makanan didalam mulutnya. "Abang-Abang, karena si Mba nya udah dijemput sama pacarnya, yok kita pulang."
Keempat orang itu-Acha dan ketiga lelaki yang masih belum Acha ketahui siapa namanya. Mereka berdiri dan hendak pergi namun urung saat Arlan berucap dengan nada dingin, "Stop."
Kepala keempat orang itu menoleh menatap Arlan, "Kenapa ganteng? Acha udah kenyang, mau pulang terus bocan deh."
"Ada hubungan apa lo sama mereka?" Tanya Arlan seraya melepas pelukan Rania pada tubuhnya lalu berjalan mendekat kearah Acha.
Acha menunjuk dirinya sendiri lalu bergantian menunjuk ketiga lelaki dibelakangnya, "Gak ada hubungan apa-apa sih. Kita juga belum kenalan, Abang-Abang namanya siapa?"
"Gue Geswa,"
"Gue yang paling ganteng nama panggilan nya Juni, sayang, babe, honey juga boleh kok."
"Gue Julian, an nya dipake jangan dipotong!"
Acha mengangguk senang karena dirinya mendapatkan teman baru sekarang, "Mulai detik ini. Abang Geswa, Aa Juni, Akang Julian, kita best friend forever! No debat dan jangan membantah! Oke?!"
"Oke!"
Sedangkan Arlan yang merasa diacuhkan pun hanya bisa mengepalkan tangannya erat lalu berbalik dan mengendarai motornya meninggalkan mereka, bahkan Arlan meninggalkan Rania yang menjadi alasan nya datang kesana malam-malam.
"Idih, si ganteng kenapa ya?"
"Cembokur kali, Neng." Celetuk Juni yang berhasil membuat Acha mengernyit bingung.
"Iya kali ya? Acha kan cantik manjalitah, gak mungkin doi gak suka. Iya gak, A?"
"Iya dong!"
...***...
Brakk!
Dengan sekuat tenaga nya, Arlan menendang pintu utama markas nya yang kini sudah tak baik-baik saja. Sedangkan mereka yang berada didalam pun langsung terlonjak kaget dan hampir mengumpat kalau saja mereka tak melihat lebih dulu tentang siapa si pelaku.
Masih dengan wajah nya yang memerah juga rahang nya yang mengeras, Arlan mengambil posisi duduk di sofa single lalu menenggak langsung sebotol cola yang memang ada diatas meja. Para lelaki itu saling bertukar pandang saat melihat kelakuan Arlan yang berbeda. Lebih menyeramkan.
"Kenapa, Lan?" Tanya Legenda seraya mendekat karena disaat otak nya sedang benar, hanya Legenda yang berani mengajak Arlan bicara disaat Arlan sedang dalam suasana hati buruk.
Arlan menoleh kearah Legenda tanpa berniat menjawab, dia malah mengambil benda ber nikotin diatas meja dan segera menyalakan pemantik apinya. Arlan menghembuskan asap dari mulutnya yang berhasil membuat Legenda berdecak pelan. Karena kalau begini, Legenda yang akan dibuat susah nantinya.
"DINO! WINE CEPET!!"
Nah kan, sudah Legenda bilang kalau nanti dirinya yang akan dibuat susah. Mau melarang tapi sebotol wine sudah tersaji diatas meja dan dengan beringas, Arlan langsung menenggak dari botolnya. Legenda bertukar tatap dengan anggota Anteros yang lainnya.
"Dia lagi ada masalah?" Tanya Maxime yang baru saja datang dengan baju tak rapih seperti biasanya.
Erosi dan Gempa menoleh lalu keduanya mengangguk, "Kayak nya dia emang lagi ada masalah. Tapi kita gak tau apa masalahnya," Ucap Eros.
Maxime pun mengangguk mengerti dan duduk tak jauh dari tempat Arlan, Maxime meraih benda ber nikotin itu dan ikut menikmati nya yang membuat Legenda menepuk kening frustasi. Ini kenapa Ketua dan si Kulkas tidak ada yang bener?
Si Maxime datang-datang dengan pakaian kacau bak diterpa angin ****** beliung dan Arlan yang datang dengan wajah semerah tomat seakan habis di gombalin sama gebetan. "Bukan gue sok ikut campur, tapi menurut gue, mending lo stop main-main sama Aurel." Legenda men-jeda ucapannya sejenak.
"... Orang yang mata lo liat baik-baik dan gak akan berani macam-macam, bisa jadi kebalikannya saat dia dibelakang lo. Bukan gue sok suci atau sok alim, gue juga sama kayak lo tapi setidaknya gue gak goblok. Tolong lah, bro, inget perjuangan Adik lo melawan sakitnya sedangkan Abang nya malah tancep sana tancep sini."
Legenda menunjuk leher Maxime dengan sedotan ditangannya, lalu dia tersenyum sinis. "Itu bukan cuma karya nya si Aurel, iya kan? Please lah, lo kenapa jadi brengsek banget sih Max?! Nyesel gue setujuin lo buat jadi ketua Anteros."
Prangg!
"Bisa diam?!"
Dengan tubuh sempoyongan, Arlan menatap tajam Legenda selepas dia melempar botol wine nya yang entah sudah ke berapa. Arlan mencoba melangkah walau sesekali berpegangan pada barang-barang didekatnya agar tak terjatuh.
Melihat itu, Legenda menghembuskan napasnya dengan kasar. "Alamat gue lagi ini mah yang di ceramahin sama 3 kanjeng ratu," Gumam Legenda seraya berjalan mendekat kearah Arlan.
"Kalian urus Ketua kalian, gue balik dulu." Ucap Legenda seraya memapah Arlan agar ikut dengannya, walau dirinya harus berusaha sabar saat Arlan terus memberontak.
Didepan markas, Legenda langsung menepuk tangan nya dua kali dan tak lama, 5 mobil mewah mulai berdatangan. Legenda membawa Arlan memasuki mobil limousine yang berada ditengah diantara mobil sport lainnya. Tak butuh waktu lama, mobil-mobil mewah itu pun melaju pergi.
...***...
Double up? 100 koment yuk, gas ngenggg~~
Btw, buat yang bingung kenapa Athar bisa tau kalau di raga Mildreda ada jiwa Acha.
Jawabannya, Karena Acha sendiri yang nyebut nama lengkapnya.
Gak percaya? Cek ulang gih. Baca narasi dengan teliti lalu pahami, yakin deh kalo kalian gak bakal bingung sama alur nya. Karena alur cerita ini udah jelas.
Mo tanya deh, kalian tim shipper siapa nih?
#Acha-Arlan
#Acha-Athar
#Arlan-Rania
Dimohon untuk kebaikan jarinya agar mengetik dan memilih.
Sekian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Andry Lenny
Acha - Arlan sih cuma Arlan nya jgn esmosi dulu terus lah, denger penjelasan Acha dulu biar bs bucinnnnn...
2023-12-14
1
Andry Lenny
2
2023-12-14
0
April Lia
acha-arlan donkk
2023-12-03
0