...H E L L O !👋...
...~ H A P P Y R E A D I N G ~...
...***...
"Wah si pengecut ternyata datang juga."
Keempat laki-laki itu mengepalkan tangannya erat menahan emosi saat musuh mereka terus saja mempermainkan emosi mereka, tentu kecuali untuk Arlan yang sangat pandai mengatur emosi. Arlan hanya berdiri tegak dengan kedua tangannya yang dia masukan kedalam saku celana.
"Mau apa kalian kesini hah? Cari masalah mulu, cari duit sonoh! Jangan bisanya nyusahin Emak Bapak doang!" Ucap Legenda tidak lupa dengan bibir atasnya yang sesekali terangkat.
"Bacot! Serang!!!"
Kedua kubu berbeda itu langsung saling menyerang dengan niat mengalahkan kubu lawan, namun Arlan memilih mundur kebelakang. Sebenarnya Arlan ingin ikut adu jotos karena dirinya sudah sangat lama tidak pernah ikut adu jotos. Tapi masalahnya, Arlan memang tak diharuskan untuk ikut.
Dirinya memiliki penyakit bernama Hemofilia yaitu darah yang sulit membeku, nah kalau Arlan nekat ikut war maka dirinya akan berakhir di rumah sakit. Arlan benar-benar muak kalau harus kembali masuk rumah sakit, jadi pilihan terbaiknya adalah diam di paling belakang sambil menonton dengan tenang.
Tak jauh dari tempat adu jotos itu terjadi, Acha terlihat sedang memperhatikan semuanya dengan intens. Hingga pandangan Acha terhenti pada sosok yang sepertinya tidak asing, Acha menyipitkan matanya karena ingin melihat lebih jelas tentang wajah seseorang itu.
Acha berdecak pelan saat seseorang itu malah mundur hingga wajah seseorang itu tertutup dedaunan pucuk merah. Dengan bibir mengerucut kesal, Acha memilih berjalan mengendap-endap karena masih sangat penasaran tentang bagaimana wajah seseorang itu yang benar-benar tak asing dimatanya.
"Si gan-"
Kembali ke kejadian adu jotos itu, kubu lawan Anteros yang dikenal dengan nama Bedros mulai saling melirik dengan pandangan licik. Si ketua, Iqbal, langsung mundur kebelakang guna membisikan rencana licik. Karena tadi, Iqbal tak sengaja melihat keberadaannya Acha yang hanya sendirian.
Biasanya, setiap Bedros menyerang, maka tidak akan ada siswi dari ZHS yang berkeliaran. Mereka semua berada ditempat aman tapi Iqbal melihat Acha sendirian yang membuatnya langsung mengatur rencana licik agar bisa menang. Iqbal membisikan sesuatu yang langsung di patuhi anak buahnya.
Anak buahnya itu pun langsung mendekat kearah Acha dengan langkah sepelan mungkin, saat sudah dibelakang Acha, dia pun langsung membekap mulut Acha dan membawanya pergi sebagai bahan sanderaan. Memastikan kalau Acha sudah pingsan karena obat bius yang dia berikan, dia pun langsung menutup kepala Acha dengan tudung kain berwarna hitam.
Sedangkan Acha, gadis itu membuka sebelah matanya lalu membuka sebelahnya lagi saat tak ada orang disekitar nya. Kening Acha mengernyit bingung karena yang dia lihat hanya kegelapan, dan berkat kecerdasan nya tadi, Acha langsung menahan napas saat sebuah sapu tangan menyapa hidung mancungnya.
Beruntunglah Acha karena suka membaca novel action dimana pemeran utamanya pintar saat hendak di culik, jadilah sekarang Acha bisa menerapkan tentang apa yang pernah dirinya baca. Acha memilih diam, karena dia mendengar suara pukulan demi pukulan dengan jarak lumayan dekat.
Satu menit kemudian, Acha merasa tubuhnya melayang lalu refleks dia memejamkan matanya. Tak lama kemudian, Acha merasa leher nya seperti ditahan sebuah lengan bersamaan dengan teriakan membahana yang kembali menyakiti gendang telinga kesayangan nya.
"BERHENTI!! MENGAKU KALAH SEKARANG ATAU NIH CEWEK GUE BUNUH?!"
Acha meneguk kasar air liurnya saat sebuah benda dingin menyentuh lehernya, matanya semakin erat terpejam saat tak ada sahutan dari teriakan membahana tadi yang membuat pisau itu mulai menggores pelan leher Acha hingga mengeluarkan darah. Acha menahan napas seraya meremas rok sekolahnya.
Disisi Arlan, mata pemuda itu memelotot kaget saat dia sangat mengenali tentang postur tubuh gadis yang dijadikan Iqbal sebagai sanderaan. Meski baru bertemu sekali, Arlan sudah sangat hapal dengan bentuk tubuh dan juga wajah Acha. Dengan tangan terkepal erat juga rahang nya yang mengeras, Arlan melangkah maju.
Suara langkah kaki Arlan terdengar mendominasi bersamaan dengan suhu dingin nan menyeramkan yang semakin terasa. Kedua kubu itu membeku, karena hampir 3 tahun kenal Arlan dengan sudut pandang berbeda, kedua kubu itu tak pernah melihat sosok Arlan yang sekarang.
Dihadapan Iqbal, Arlan menajamkan sorot mata pada manik hitamnya. "Lepasin dia," Tekan Arlan dengan nada rendah nya.
Mereka semua meneguk saliva dengan susah payah saat oksigen disekitar mereka mendadak hilang entah kemana, "G-gak! Enak aja, suruh ketua lo buat ngakuin kekalahan, baru gue lepasin nih cewek!"
Gigi Arlan bergemeletuk tajam saat dia melihat ada darah dari leher Acha, dengan wajah memerah menahan amarah, Arlan mengangkat kepalan tangannya lalu memukul telak wajah Iqbal hingga lelaki itu jatuh tersungkur kebelakang. Arlan menunduk mengambil pisau milik Iqbal yang terjatuh tadi.
Kilatan amarah dimatanya semakin jelas saat dirinya melihat ada sisa darah di pisau itu, tanpa ragu, Arlan membersihkan sisa darah Acha pada bajunya lalu mendekat kearah Iqbal yang sedang menahan pendarahan di hidungnya. Arlan menarik kerah baju Iqbal lalu membenturkan kepala lelaki itu keatas aspal.
"Satu tetes darah yang lo buat ditubuh cewek gue, maka lo harus... Mati!"
Jleb!
Jleb!
Jleb!
"AKHH! A-ampun!"
Seringai kejam terlihat di wajah tampan Arlan yang terkena bercak darah, dengan tanpa rasa ampun, Arlan terus menusuk tubuh Iqbal hingga lelaki itu kehilangan kesadaran nya untuk selamanya. Untuk yang terakhir, Arlan menancapkan pisau itu tepat ke dada kiri Iqbal.
Sedangkan Acha yang sudah tak memiliki tempat untuk menahan tubuhnya pun langsung jatuh terduduk lalu menarik paksa penutup hitam itu dari kepalanya. Tangan nya terangkat lalu menyentuh lehernya yang terus mengeluarkan darah, Acha memejamkan matanya saat rasa pening mulai menyerang.
****! Lo semua ngapain pada diem, bego?! Tolongin gue napah!! Batin Acha menggebu-gebu karena dirinya seakan tidak bisa untuk sekedar berbicara, dirinya sungguh lemas.
Kepala Arlan sontak menoleh kearah Acha setelah dirinya berhasil membunuh Iqbal. Mata Arlan kembali memelotot kaget melihat gadisnya yang terduduk lemas, tanpa membuang waktu lagi, Arlan pun langsung mendekat dan segera menggendong Acha untuk membawanya ke rumah sakit.
Sebelum berlalu pergi, Arlan menarik kembali aura gelap dalam dirinya. "Beresin semuanya!"
Selama diperjalanan menuju rumah sakit, tangan kekar Arlan tak pernah lepas dari genggaman tangan Acha yang kini sudah memejamkan matanya. Arlan melengkung kan bibir nya kebawah dengan mata berkaca-kaca yang siap menumpahkan tangis nya di detik itu juga.
"Hiks sayang bangun dong! Masa tidur? Hiks, temenin aku nyetir dulu. Hiks, nanti aku ikut tidur nih." Arlan melepas tangan nya dari setir mobil lalu mengusap air matanya dengan kasar.
Sesampainya di rumah sakit, Acha pun langsung ditangani pihak medis.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Dhevandra Alfariano_03
Arlan cogan,macho,kejam tanpa ampun tapi hati hello kitty 😂😂
2024-01-19
0
Andry Lenny
hahahaha... tsundere bgt nih Arlan....
2023-12-14
0
Kamiem sag
😪
2023-12-03
0