...H E L L O !👋...
...~ H A P P Y R E A D I N G ~...
...***...
Bibir nya mengerucut kesal karena sejak tadi menunggu Arlan yang belum juga bangun, dirinya ingin pulang terus tidur di kasur barunya yang pasti sangat empuk tapi dirinya juga tidak tega kalau harus meninggalkan Arlan sendirian. Mana ponsel Arlan hilang lagi, ck! Bagaimana dengan nasibnya sekarang?
Tubuh Acha tuh sekarang benar-benar lemas karena dirinya belum makan siang dan sekarang sudah hampir tengah malam, terus juga tubuh nya begitu tak bertenaga karena tadi habis donor darah cukup banyak, bukan hanya untuk Arlan tapi juga untuk yang membutuhkan di rumah sakit ini.
Untuk ponsel Arlan, tadi Acha lupa membawa nya kembali dan yang Acha ingat, terakhir kali dirinya menaruh ponsel Arlan di kursi ambulans. Saat menanyakan dimana ambulans yang tadi membawa Arlan, ternyata ambulans itu sudah pergi entah kemana.
Kalau begini kan, Acha jadi tidak bisa meninggalkan Arlan sendirian dalam keadaan yang cukup memperihatinkan. Karena tak kuat menahan kantuk, Acha pun memilih berdiri dan hendak tidur di sofa tapi urung karena dirinya yakin, kalau saat bangun nanti tubuhnya akan semakin pegal-pegal.
Acha mendengus kesal lalu tanpa sadar dirinya melirik kearah ranjang pasien tempat Arlan yang memang luas, Acha tersenyum senang dan segera naik keatas brankar dengan gerakan sepelan mungkin agar tak mengganggu tidur pemuda tampan itu.
Berhasil naik tanpa menganggu tidur Arlan, Acha pun langsung merebahkan tubuhnya menghadap kearah Arlan yang memang tidur terlentang. Acha menguap lalu mulai memejamkan matanya karena dirinya sudah tidak bisa menahan kantuknya lagi.
"Selamat malam, ganteng."
Bertepatan dengan Acha yang sudah terjun ke alam mimpi, Arlan membuka matanya. Tanpa Acha sadari, Arlan sebenarnya sudah bangun sejak Acha mencoba naik keatas brankar. Arlan itu termasuk tipe orang yang sangat sensitif dengan sentuhan dan juga goncangan, jadi senyenyak apapun tidurnya, kalau ada yang menyentuh anggota tubuhnya maka Arlan akan terbangun.
Tanpa diduga, kedua sudut bibir Arlan tertarik membentuk sebuah senyuman yang begitu manis dan juga tulus saat dirinya tanpa sengaja melihat ada bekas kapas yang menandakan kalau Acha yang mendonorkan darah untuknya. Arlan sudah menduga akan dirinya yang pasti membutuhkan donor darah.
Bahkan selama mereka naik sepeda tadi, Arlan terus mengusap darah yang hampir menutupi penglihatan nya jadi Arlan sudah sangat yakin kalau dirinya akan kekurangan darah seperti biasa saat dirinya mengalami luka terbuka. Arlan menghembuskan napasnya kasar, kalau begini dirinya malah merasa berhutang nyawa sama Acha.
Melihat tidur Acha yang tampak gelisah, Arlan jadi merasa tak tega ditambah lagi bibir gadis itu terlihat pucat. Dengan tenaga nya yang masih sedikit, Arlan mencoba memindahkan kepala Acha agar ber bantalan lengannya. Setelah berhasil, Arlan mengubah posisi nya menjadi menyamping yang membuat hidung mancung nya bersentuhan dengan kening Acha.
Mengecup singkat kening Acha, lantas Arlan kembali memejamkan matanya. "Maaf dan terima kasih," lirihnya.
...***...
Keesokan paginya, Arlan terbangun karena merasa suhu panas dari lengannya. Arlan membuka matanya lalu menatap terkejut pada sosok Acha yang kini tengah menggigil dengan wajah pucat pasi dan juga keringat dingin yang membanjiri keningnya.
Tangan Arlan terangkat lalu menyentuh kening Acha yang ternyata sangat panas, Arlan tentu panik akan hal itu. Dengan gerakan pelan dan hati-hati, Arlan memindahkan kepala Acha keatas bantal lalu dirinya turun untuk memanggil Dokter, bahkan Arlan sampai melupakan keberadaan tombol merah didekat brankar nya yang berguna untuk memanggil pihak medis.
Sambil mengangkat tiang infus nya, Arlan berjalan cepat keluar kamar inap nya lalu berteriak memanggil Dokter. Tak butuh waktu lama, karena seorang Dokter dan beberapa perawat langsung berdatangan. Arlan langsung bicara pada intinya yang membuat mereka semua langsung masuk untuk memeriksa kondisi Acha.
Saat pihak medis sibuk memeriksa Acha, bukan berarti kesehatan Arlan diacuhkan. Karena kini Arlan tengah tiduran dibrankar baru yang diletakan di samping brankar Acha, Dokter lain yang baru datang langsung memeriksa Arlan memastikan kalau keadaan nya sudah kembali normal karena kemarin Arlan sempat tertidur cukup lama.
Ruangan tempat Arlan dirawat itu ruang VVIP, tentu hanya ada satu brankar di ruangan yang sangat luas itu tapi kini ada dua karena brankar baru, baru saja diantarkan. Selepas memeriksa dan ternyata keadaan Arlan sudah membaik tapi tetap harus menghabiskan infus yang baru diganti agar tenaga nya kembali pulih. Tentu Arlan tak menolak.
Untuk Acha, ternyata asam lambung gadis itu kembali kambuh karena melewatkan waktu makan. Untungnya tak ada penyakit serius jadi Arlan bisa menghela napas lega. Dengan perlahan, Arlan turun dari brankar nya lalu naik keatas brankar tempat Acha tertidur.
Arlan terkekeh pelan melihat wajah tenang Acha saat tertidur yang menurutnya begitu menggemaskan, Arlan mengubah posisi nya menjadi bertopang dagu menatap intens wajah Acha yang ternyata begitu cantik juga imut dalam waktu bersamaan. Arlan saja yang sulit suka seseorang, langsung merasa suka, bagaimana dengan lelaki lain?
Membayangkan kalau ada lelaki yang menyukai Acha bahkan sampai menembak gadis itu, kok Arlan merasa tak rela ya? Seperti ada sesuatu yang membuat dadanya sesak dan hatinya yang seperti tercabik-cabik ceker ayam. Ck! Tidak mungkin kan kalau dirinya jatuh cinta pada pandangan pertama?
"Cantik banget sih, jadi pengen cium kan-eh?"
Arlan menggaruk tengkuknya yang tak gatal karena salah tingkah, untung saja Acha sedang tertidur tidak tahu kalau gadis itu bangun dan mendengar ucapan nya yang seperti lelaki mesum. Eh tapikan Arlan itu lelaki normal, jadi tak masalah dong kalau pemikirannya agak nakal.
"Ngak kok, bercanda. Lagian cewek secantik lo mana mungkin gak punya pacar," wajah Arlan mendadak melas saat mengingat fakta satu itu.
Wajah Acha itu sangat cantik dan juga imut, mana mungkin dia tak memiliki seorang kekasih? Dan Arlan tidak sadar diri, kalau wajahnya juga sangat tampan dengan tubuh berotot lengkap dengan perut kotak-kotak yang bahkan dirinya juga tak memiliki kekasih, bahkan Arlan merasa tak pernah tertarik dengan perempuan mana pun.
Karena setiap ada perempuan yang mendekati nya secara terang-terangan, Arlan tak pernah menutup rasa jijiknya karena sikap mereka yang seperti ****** murahan. Bahkan berani duduk di pangkuannya tanpa izin darinya, dan itu benar-benar memuakkan untuk seorang Arlan yang memang tak pernah dekat dengan perempuan manapun.
Entah ada angin ****** beliung darimana, Arlan mendadak ingin meraup wajah mungil Acha dengan telapak tangan besarnya. Tapi laki-laki itu lekas menggeleng, apa yang dia pikirkan? Tapi agaknya, mencubit hidung mancung Acha juga seru. Arlan berpikir, dia merasa begitu gemas pada Acha, bolehkah meraup wajah Acha atau mencubit hidung mancung Acha tapi dengan cara yang tidak akan mengganggu tidur gadis itu.
Aku izin ya, cantik. Arlan mengulurkan ibu jarinya, menyentuh hidung Acha. Inginnya menekan dengan gemas tapi nanti, Acha tidak bisa napas. Jadi, Arlan hanya sekedar menyentuh saja. "Mulai detik ini, kamu yang Arlan gak tau siapa namanya, jadi milik Arlan. Masa bodo dengan pacar kamu yang lain, pokoknya kamu cuma punya Arlan!" Tegas nya dengan suara pelan karena takut mengganggu tidur Acha.
Memang pada dasarnya Arlan yang entah bodoh atau polos, dia tidak sadar kalau sentuhan dari tangannya tadi sudah pasti menganggu tidur Acha. Acha membuka matanya yang membuat Arlan menyengir tanpa dosa karena merasa sedang diciduk.
"Siapa lo berani ambil sentuhan pertama hidung perawan gue?" Tanya Acha dengan tatapan intimidasinya.
Arlan mengerjap, "Aku?" Arlan menunjuk dirinya sendiri yang langsung diangguki Acha, "Loh aku mah Arlan." sambung nya dengan tatapan yang entah kenapa jadi terlihat menggemaskan dimata Acha.
Aaaaaa!!! Kiyowo kali si jerapah ini!!!!
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Nur Arzha
𝚕𝚊𝚗𝚓𝚞𝚝 𝚔𝚊𝚔 𝚑𝚖𝚖
2024-02-08
0
Kamiem sag
hmm... kalian berdua Arlan-Acha kiyowo
2023-12-02
1
CantStopWontstop
Jangan tanya lagi, ini adalah cerita yang harus dibaca oleh semua orang!
2023-07-14
1