...H E L L O !👋...
...~ H A P P Y R E A D I N G ...
...***...
Jam sudah menunjukan pukul 9 pagi menjelang siang tapi Acha masih juga asik bergelut di dalam selimut tebalnya guna menghindari cahaya matahari yang terus-terusan menyorotnya melalui celah-celah kaca jendela.
Tubuhnya terus berguling kesana kemari untuk mencari posisi ternyaman, bukannya mendapat posisi ternyaman, Acha malah jatuh keatas lantai dengan tidak elitnya. Acha berdecak seraya terduduk sambil mengusap bokong nya yang terasa panas karena lebih dulu bertemu lantai.
Matanya melirik kearah jam di dinding, "Oh jam sembilan. Eh? APA?!"
Dengan wajah yang mendadak segar karena terkejut, Acha berlari terbirit-birit menuju kamar mandi lalu menggosok gigi dan juga mencuci mukanya. Setelahnya, Acha pun segera memakai seragam sekolah yang sudah dirinya beli kemarin.
Seragam sekolah itu sudah terpasang sempurna ditubuh indahnya, kini Acha langsung memakai sepatu tanpa mengelap wajahnya yang masih tersisa air dari cuci muka tadi. Dengan gerakan kilat, Acha menarik tasnya yang ada diatas meja lalu berlari keluar kamar.
"Non, ayo sarapan dulu."
Kepalanya mengangguk walau dirinya sudah sangat telat, tak sempat duduk di kursi meja makan, Acha pun langsung mengambil roti bakar yang sudah disiapkan lalu berlari keluar yang berhasil membuat Bibi Jang geleng-geleng kepala melihat kelakuan anak majikan nya.
Di garasi, belum ada satupun mobil yang bisa Acha gunakan dan itu benar-benar membuat Acha kesal bukan main. Karena tak ada pilihan lain, Acha mengambil skateboard yang ada di lemari kaca lalu segera pergi menuju sekolah barunya. Selama dijalan, Acha terus memakan roti bakarnya sambil mencepol asal rambutnya yang mirip sarang burung itu.
Hampir 30 menit dijalan, akhirnya Acha tiba juga di sekolahan barunya. Karena dirinya tiba disekolah pukul 10 kurang 5 menit, Acha pun memilih ke ruang kepala sekolah. Ini kan hari pertamanya sekolah, ya harap maklum saja kalau dirinya telat. Lagian kan Acha cuma telat 3 jam doang, ehe.
Saat dirinya sedang asik berjalan di koridor, langkahnya mendadak terhenti saat mendengar sebuah suara teriakan dari arah depan sekolah. Acha menolehkan kepalanya kekiri kanan lalu menatap bingung para siswa-siswi yang sedang berlarian ntah kemana.
"Heh! Ada apaan sih?" Tanya Acha saat berhasil menahan seorang siswi yang hendak lari di depan nya.
"Ad-"
"WOY PENGECUT! KESINI LO! JANGAN CUMA NGUMPET DOANG!!!"
Acha memejamkan matanya sejenak saat suara teriakan itu benar-benar merusak gendang telinganya, Acha kembali membuka matanya saat siswi yang masih dirinya tahan terus saja memberontak meminta untuk dilepaskan. Acha berdecak pelan lalu mencengkram kuat tangan siswi itu agar berhenti memberontak.
"Siapa yang bacot nya berisik tadi?" Tanya Acha seraya menaikan satu alisnya.
Siswi itu menggigit bibir bawahnya yang lagi-lagi berhasil membuat Acha berdecak, "I-itu dia anak geng Bedros nyerang geng Anteros."
"Hah?"
...***...
Disisi lain tepatnya di rooftop sekolah, kelima lelaki tampan itu tengah duduk, ada yang di sofa, dilantai dengan alas karpet plastik, dan ada juga yang memilih untuk tiduran diatas meja. Hari ini seperti hari-hari sebelumnya yaitu bolos dan terus saja membolos.
Di sofa tunggal, Arlan menghisap benda bernikotin yang terselip diantara dua jarinya lalu menghembuskan napasnya yang membuat asap dari benda bernikotin itu melayang menyatu dengan angin. Tak hanya Arlan, Maxime pun melakukan hal yang sama.
Mereka berlima bukanlah lelaki baik-baik dan mereka mengakui itu karena hampir setiap malam, kerjaan mereka tak jauh-jauh dari balap liar, clubing dan tauran. Begitu saja terus, selagi orang tua mereka tak tahu, maka mereka akan aman-aman saja. Seperti sekarang.
Dua pemuda yang duduk diatas karpet, Legenda dan Erosi, sedang asik menenggak minuman dengan kadar alkohol rendah padahal mereka masih di area sekolah. Dan kalian jangan pernah meniru apa yang anak-anak badung itu lakukan. Sayangi tubuh kalian, karena sehat itu mahal. Eyaa.
Diatas meja, Gempa tengah memejamkan matanya karena semalam dia habis bergadang main game. Kelima lelaki itu benar-benar sibuk dengan kegiatan masing-masing hingga ucapan Maxime berhasil membuat keempat lelaki itu langsung menatap kearah Maxime.
"Gue kayaknya mau ikut Nyokap ke Australia," Ucap Maxime dengan pandangan lurus.
Para lelaki itu saling bertukar tatap, kecuali Arlan yang hanya menatap lurus kedepan. "Lo yakin, bos? Emang harus banget ikut ya? Lo tega ninggalin kita-kita disini?" Tanya Legenda yang diangguki setuju oleh Erosi dan Gempa.
"Emang nya lo mau ingkar janji dengan melepas tanggung jawab lo sebagai ketua Anteros perwakilan ZHS?" Tanya Gempa seraya bangkit dari tiduran nya.
"Lo rela kalau jabatan yang lo mimpi-mimpikan itu harus lo lepas begitu aja? Kalo lo rela, jujur sih, gue kecewa bro." Ucap Erosi seraya menenggak gelas terakhir minuman nya.
Legenda pindah duduk ke sofa tunggal yang satunya, "Kalo lo mau pindah karena cuma mau ngelupain kejadian yang menimpa Adik lo. Menurut gue akan sia-sia, karena rasa bersalah itu akan semakin menyerang lo."
"Setidaknya, tetap disini demi Anteros."
Sebuah perkumpulan siswa menegah atas hingga para mahasiswa yang membentuk menjadi satu kesatuan yang orang-orang kenal dengan nama Anteros. Anteros sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti dewa balasan cinta dan penghukum orang-orang yang mencampakkan cinta.
Cinta yang dimaksud bukanlah cinta terhadap lawan jenis, melainkan cinta terhadap keluarga, sahabat dan diri mereka sendiri. Di Anteros, mereka semua dituntut untuk memiliki solidaritas yang tinggi. Mereka dilarang egois apalagi sampai melukai sesama. Karena setiap ada yang melanggar, maka hukuman terbaik nya adalah kematian.
Pemimpin juga pembentuk geng bernama Anteros sangat menjunjung tinggi nilai kebersamaan dan kekompakan, oleh karena itu si pemimpin utama atau yang mereka panggil Pak Ketua selalu membuat acara pertemuan di setiap enam bulan sekali sebagai bukti kalau solidaritas mereka akan terus erat.
Dalam sistem kepemimpinan di geng Anteros, setiap perwakilan sekolah memiliki satu pemimpin yang mereka sebut Bos. Seperti Maxime yang dikenal sebagai leader perwakilan ZHS karena hampir seluruh siswa ZHS itu anggota Anteros. Tak hanya ZHS, karena sekolah lain pun banyak yang menjadi anggota Anteros.
Anteros tak hanya tersebar di Jakarta melainkan hampir di seluruh kota-kota besar, maka dari itu di setiap sekolah menengah atas atau perkuliahan pasti memiliki satu leader perwakilan. Untuk wakil, tak ada wakil karena yang dibutuhkan memang hanya leader saja untuk perwakilan.
"WOY PENGECUT! KESINI LO! JANGAN CUMA NGUMPET DOANG!!!"
Saat sedang asik melamun, keempat lelaki itu kecuali Arlan dibuat tersentak kaget saat mendengar suara nyaring seseorang yang benar-benar memekang telinga.
"Bacot nya anjir!"
"Siapa sih?"
Legenda mengangkat bahunya tanda tak tahu saat Gempa menatapnya, lalu kedua lelaki itu beralih menatap Arlan dan juga Maxime.
"Bos?"
Maxime mengangguk, "Kita turun."
Ketiga lelaki itu tersenyum bahagia.
"AKHIRNYA WAR JUGAA!!!"
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Kamiem sag
sepertinya rumit
moga penulis gak pusing
2023-12-03
1
vio~~~~
karena GEMPA maka terjadilah sebuah EROSI yang menjadi sebuah LEGENDA...😅😅🤭
2023-07-25
1