...H E L L O !👋...
...~ H A P P Y R E A D I N G ~...
...***...
"Acha mau gak jadi pacarnya Arlan? Arlan ganteng loh, terus juga kaya."
Didalam hatinya, Acha terus bergosip ria. Widih gercep juga nih cogan, batin nya dengan pandangan tak percaya menatap Arlan yang sedang bertopang dagu menatapnya.
Mau menolak tapi kan sayang, Arlan itu ganteng pake banget mana mungkin seorang Acha rela menolak lelaki tampan? Tapi tunggu, kok Acha merasa ada yang aneh ya. Ini bukan tentang Arlan yang nembak nya secara tiba-tiba, tapi tentang alur cerita blossom yang baru dirinya sadari.
Atau mungkin, karena peran Mildreda tak banyak masuk per-bab jadi Mildreda lebih banyak berperan di balik layar? Tapi tidak mungkin juga karena seingat Acha, di novel Blossom tidak ada peran lelaki bernama Arlan. Lalu siapa pemuda tampan itu?
Apa ini bukan dunia novel? Ini dunia yang sama kayak dunia gue, tapi nama orang-orang nya agak mirip sama yang di novel. Bisa jadikan? Batin Acha dengan segudang pertanyaan yang berputar di kepalanya.
Sepertinya, Acha harus memastikan sesuatu sebelum dirinya menerima ungkapan cinta dari Arlan, lagi pula mereka baru bertemu jadi mana bisa Arlan langsung menyukai nya. Ibarat kata anak muda, PDKT dulu ajalah, jalanin terus kalau nyaman baru resmikan hubungan.
Keesokan harinya, Acha memilih keluar dari rumah sakit pagi-pagi buta. Alasannya karena dia ingin menjaga jarak dari Arlan sampai semua kebenaran yang ingin dirinya cari terungkap. Bukan berniat PHP, Acha hanya tak mau kalau fokus nya akan terbagi antara memecahkan kebenaran dan juga kebucinannya pada Arlan.
Tujuan Acha kali ini adalah mansion tempat Mildreda dibesarkan, setibanya di sana, Acha langsung diborong dengan puluhan pertanyaan Bibi Jang yang benar-benar mengkhawatirkan dirinya karena menghilang tanpa kabar. Acha mencoba memberi penjelasan namun ucapannya mendadak terhenti saat Bibi Jang berucap,
"Maafin Bibi, Non, kemarin karena terlalu panik Bibi langsung telepon Tuan Dizon." Ucap Bibi Jang sambil menunduk merasa bersalah karena dirinya tak bisa menepati janji.
Padahal Acha sudah sangat mewanti-wanti agar Bibi Jang tidak memberi tahu Papah nya Mildreda tentang kedatangan mendadak nya. Tapi nasi sudah menjadi bubur, mau marah pun sudah tidak akan ada yang berubah. Begini banget nasib orang cantik, hiks srot.
"Santai kayak di pantai aja lah, Bi. Mau mereka tahu atau ngak pun pasti ujung-ujung nya bakal ketahuan juga," Balas Acha seraya tersenyum menangkan bahwa dirinya tak marah sama sekali.
Bibi Jang mengangguk pelan sambil tersenyum, "Oh ya Non. Non kemana aja kok gak pulang? Terus juga gak ngabarin Bibi," Tanya Bibi Jang yang kembali eskpresi khawatir.
"Gak kemana-mana, Bi. Cuma jalan-jalan di dekat kolong jembatan terus ketiduran diatas kardus, biasalah Bi, gabut jadi cosplay sementara." Ucap Acha yang sudah pasti hanya kebohongan.
"Nona ada-ada aja," Kekeh Bibi Jang dengan senyum lega di wajah tuanya.
Karena bau badan nya yang sudah 7 rupa, Acha pun memilih pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri dan memanjakan tubuhnya. Seperti biasa, Acha akan menghabiskan waktu berjam-jam dikamar mandi karena ketiduran didalam bathup. Gak aneh bukan Acha namanya.
Sedangkan dilantai dasar, Bibi Jang langsung berlari kearah pintu utama saat bell rumah nya berbunyi. Melihat siapa yang datang, Bibi Jang tersenyum sopan sambil membungkuk yang dibalas anggukan singkat dari seseorang di hadapannya itu. Seseorang itu masuk dan duduk diruang keluarga seperti yang Bibi Jang tawarkan.
"Ini minuman nya, Tuan muda."
Lelaki tampan itu—Maxime, mengangguk singkat lalu menenggak minuman nya hingga tersisa setengah. "Gadis itu sudah pulang?" Tanya Maxime dengan nada dinginnya.
Tanpa ragu, Bibi Jang menganggukkan kepalanya. "Sudah, Tuan muda. Sekarang Nona muda sedang membersihkan diri di kamarnya," Ucap Bibi Jang.
"Panggilkan dia, suruh cepat bersiap dan ikut denganku." Perintah Maxime yang tentu langsung dipatuhi oleh Bibi Jang.
Sesampai nya dikamar Acha, Bibi Jang mengernyit bingung karena tidak ada Acha didalam nya. Setelah memanggil beberapa kali, Acha pun muncul dari dalam kamar mandi dengan bathrobe nya. Acha menguap lalu menatap sayu Bibi Jang karena dirinya tengah menahan kantuk.
"Ada apa sih, Bi?" Tanya Acha seraya berjalan menuju walk in closet nya.
"Dibawah ada Tuan muda Maxime yang sedang menunggu Nona," Ucapan Bibi Jang berhasil membuat gerakan tangan Acha mendadak terhenti.
Maxime? Pemeran utama di novel Blossom dan juga Kakak kandung dari Mildreda, ah Acha jadi penasaran tentang bagaimana wajah tampan pemeran utama yang banyak di gilai itu. Karena sudah tidak sabar, Acha pun mengambil asal pakaian nya dan setelahnya langsung berlari menuju lantai dasar meninggalkan Bibi Jang yang hanya bisa geleng-geleng kepala.
Menurut ingatan Acha mengenai alur novel Blossom, Maxime itu tipe laki-laki yang ramah dan murah senyum makanya lelaki itu semakin digilai para kaum betina. Mengingat hal itu, Acha jadi semakin tidak sabaran untuk melihat bagaimana sosok penuh puja dari si pemeran utama satu itu.
"Beneran ganteng," Gumam Acha seraya melambatkan langkah nya seakan sedang slow-motion.
"Ck, lelet!"
Tarikan kuat ditangan nya berhasil membuat Acha memelotot kaget dan semakin kaget saat Maxime mendorong kasar dirinya agar masuk ke dalam mobil. Acha hendak membuka suara namun urung saat Maxime langsung menginjak pedal gas nya secara tiba-tiba.
Didalam hatinya, Acha meringis ngilu saat keningnya menabrak dashboard juga kepala kursi. Ini semua gara-gara Maxime yang tidak memberi kesempatan untuk dirinya sadar terus memasang sabuk pengaman. Tapi tunggu, kenapa sosok Maxime yang sekarang sangat berbeda dengan yang di novel?
Maxime yang ada disampingnya memang tampan sesuai deskripsi penulis tapi sifatnya yang berbeda. Di sampingnya bukan Maxime si lelaki ramah tapi Maxime si lelaki kasar yang selalu bersikap dingin selayaknya es batu. Acha memanyunkan bibirnya karena merasa telah dipatahkan oleh kenyataan.
Kalau begini, gue semakin yakin kalau dunia ini memang dunia yang sama. Juga, dunia novel tidak ada. Itu semua hanya imajinasi, batin Acha seraya menatap lurus ke depan.
Kening Acha mendadak berkerut saat dirinya menyadari kemana mobilnya melaju, ditikungan depan, kalau mobil ini lurus maka aman karena tujuan nya kesebuah danau tapi kalau belok maka agak tidak aman. Karena tikungan didepan nya mengarah kesebuah tempat pemakaman umum.
Dan sialnya, mobil yang Maxime kendarai memasuki area jalan menuju pemakaman. Acha terdiam dengan kedua tangan nya yang saling bertautan, entah kenapa, dirinya merasakan firasat buruk akan segera menimpa nya. Dan benar saja, setibanya diparkiran, Maxime turun lebih dulu dan langsung menarik tangan Acha dengan kasar agar keluar dari dalam mobil.
Semoga gak terjadi apapun.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Kamiem sag
moga Tuhan melindungi jiwa Acha dan jasad Mild
2023-12-02
0