...H E L L O !👋...
...~ H A P P Y R E A D I N G ~...
...***...
Acha memilih sarapan dalam diam, sebenarnya Acha tak bisa diam lama-lama karena hasrat kebawelannya mulai meronta tapi di depannya ada Dokter Lee yang juga sedang sarapan. Tentu Acha masih merasa malu bukan main tentang kejadian tadi dimana dirinya meminjam baju bahkan ********** juga.
Tapi untungnya, Bibi Jang datang tidak terlalu lama setelah Dokter Lee pergi jadi sekarang Acha sudah memakai baju yang semestinya. Dress sebatas lutut dengan warna coklat milo. Btw, Acha itu bukan tipe gadis yang tidak suka dress bukan juga tipe gadis yang maniak dress.
Karena Acha termasuk ke tipe yang setengah-setengah, Acha tak terlalu suka dress tapi dirinya pasti akan memakai dress di waktu tertentu. Begitu juga untuk sekarang, untungnya ukuran dress yang Bibi Jang beli pas dengan tubuhnya begitupun dengan ********** yang ternyata pas. Ah Acha jadi malu lagi kan.
Bukankah aneh? Acha yang tidak tahu malu, sekarang mendapat hidayah. Dia bisa malu juga ternyata.
Selepas sarapan, Acha langsung menatap Dokter Lee sambil membuang rasa canggung dan malunya. "Dok, Acha mau pulang ke Indonesia."
"Nona yakin?"
Dengan pasti, Acha menganggukkan kepalanya. "Yakin lah, cepet Dokter siapin tiket pesawatnya karena Acha mau pulang hari ini juga."
Aih, Dokter Lee itu seorang Dokter loh. Mengapa malah jadi seperti asisten yang bisa di suruh ini itu? Kerennya, Dokter Lee setuju begitu saja akan setiap perkataan yang Acha lontarkan. "Kalau begitu, biar saya telepon Tuan Dizon lebih dulu untuk mengabari kedatangan anda nanti di Indonesia." Ucap Dokter Lee dan hendak mencari nomor Tuannya namun terurung saat Acha menahan tangannya dengan cepat.
Saat mata kedua nya bertubrukan, Acha menyengir lalu melepaskan tangannya dari lengan Dokter Lee. Dirinya pun kembali duduk dengan tenang, "Jangan! Acha mau kasih kejutan, jadi mending Dokter Lee langsung urus tiketnya aja biar Acha bisa pulang sekarang juga."
Walau sedikit ragu, Dokter Lee tetap mengangguk. "Kalau begitu, saya pamit pergi dulu."
Dokter Lee berdiri dari duduknya dan hendak berlalu pergi namun lagi-lagi terurung saat tangan mungil Acha menahan lengannya, Acha kembali menyengir saat mata keduanya bertemu. "Tunggu, kita kan udah serumah—eh maksudnya udah sering ngobrol, nah Acha kan belum tau siapa nama Dokter. Gak mungkinkan kalau cuma Lee doang?"
Didalam hatinya, Acha bersorak gembira karena niat nya untuk modus berjalan lancar. Meski pernah berada di posisi memalukan, Acha tetap tak akan menyia-nyiakan wajah tampan Dokter Lee yang bisa dibilang tidak asing dimata Acha. Kayak pernah melihat tapi lupa kapan dan dimana.
Bibir Dokter Lee berkedut menahan senyum, kenapa Nona nya menjadi berubah sedrastis itu? Tapi entah kenapa, dirinya malah menyukai sifat ceria Nona nya yang sekarang. "Nama saya Mark Lee, Nona."
Mendengar itu, Acha terdiam sambil mengetuk-ngetuk dagunya seakan sedang berpikir dengan sangat keras. "Di dunia gue, Mark Lee itu member NCT besutan SM Entertainment yang di pimpin Nyai Sooman. Pantes aja gue gak asing," gumam Acha seraya menatap intens pada Dokter Lee.
Kayaknya nih Author nya suka kpop deh, sampe muka cast nya aja pake visual member Nct. Batin Acha dengan decakan kagum nya saat melihat sosok Mark dalam balutan snelli khas seorang Dokter.
Jadi kasian sama Jaemin, dia kan pengen jadi Dokter eh malah Mark yang jadi, hehe. Batin Acha seraya terkikik pelan yang malah membuat Dokter Lee menatapnya bingung.
"Nona, tadi anda bicara dengan saya?" Tanya Dokter Lee yang langsung dibalas gelengan dari Acha.
"Ngak kok, tadi cuma lagi ngomong sama Mark Lee doang." Jawab Acha seraya tersenyum lebar.
Kening Dokter Lee kembali berkerut, "Bukannya itu juga nama saya? Apa nama saya mendadak ganti?"
...***...
Setelah berjam-jam di dalam pesawat, akhirnya Acha tiba juga di tanah Indonesia. Dimana dirinya dilahirkan dan juga dibesarkan. Acha kok jadi penasaran ya, apa di dunia ini ada negara lain selain Korea, Indonesia, dan Amerika? Karena yang tertulis di novel hanya 3 negara itu yang sering di sebutkan.
Mengangkat bahu nya acuh, lantas Acha masuk kedalam taksi yang sudah Bibi Jang hentikan tadi. Oh ya, karena paksaan Acha akhirnya Bibi Jang mau ikut meski harus LDR-an dengan suami dan anak-anaknya. Untuk mobil, Acha kan datang ke Indonesia tanpa memberi tahu keluarga nya nah makanya tidak ada supir yang jemput di bandara.
Selama diperjalanan pun, Acha hanya diam sambil memperhatikan sekitar yang masih sama dengan Jakarta di dunianya. Tepat saat di lampu merah, Acha menolehkan kepalanya kearah samping dimana Bibi Jang berada.
"Bibi, mulai detik ini panggil aku dengan nama Acha." Ucap nya yang langsung mendapat respon kebingungan dari sorot mata Bibi Jang.
"Nona yakin?"
"Ya yakin lah, lagian kenapa kalian selalu tanya yakin? Yakin? Emang nya kenapa sih?" Tanya Acha yang mulai kesal dengan kata 'yakin' yang selalu Bibi Jang dan Dokter Lee ucapkan.
Bibi Jang menggeleng pelan sambil tersenyum lembut, "Tidak apa-apa Nona. Hanya saja ini semua terlalu mendadak dan asing," Ucap Bibi Jang yang tanpa sadar diangguki oleh Acha.
Benar yang Bibi Jang ucapkan, perubahan seorang Mildreda terlalu mendadak hingga menjadi asing bagi mereka yang terbiasa dengan sosok Mildreda, bukan sosok Acha yang tidak bisa diam. Namun Acha tak perduli, sekalipun mereka curiga kalau dirinya hanya jelmaan Mildreda, Acha tak perduli.
Karena mereka semua tak akan bisa mengusir nya dari raga Mildreda, mulai detik dimana Acha terbangun dalam raga yang berbeda maka mulai detik itu juga seluruh hal yang dirinya tempati menjadi hak miliknya. Seperti raga Mildreda yang kini sudah menjadi milik Acha.
Mungkin terdengar tidak tahu diri tapi lagi-lagi Acha tak perduli, hingga akhirnya taksi itu berhenti didepan sebuah mansion mewah yang terlihat sangat sepi. Acha menoleh menatap ke sisi sampingnya yang sudah kosong karena Bibi Jang sudah lebih dulu turun. Acha mengembuskan napasnya kasar lalu ikut turun.
Dihadapan nya ada sebuah mansion mewah, dirinya mengingat tentang mansion itu. Itu adalah mansion yang menjadi tempat tinggal Mildreda dan juga Ibunya, Micha. Namun karena kecelakaan yang merenggut nyawa Micha dan Mildreda yang pindah negara, mansion itu pun kosong tak berpenghuni.
"Non? Ayo masuk," Ucapan dan tepukan di bahunya berhasil membuat Acha tersadar. Dirinya mengangguk pelan dan mengikuti langkah Bibi Jang.
Saat pintu besar itu terbuka, hal pertama yang Acha lihat adalah sebuah foto yang sangat besar. Di foto itu terlihat ada seorang wanita cantik dengan balita perempuan di gendongan nya dan seorang anak laki-laki yang berdiri disampingnya. Tanpa sadar, Acha menarik kedua sudut bibirnya.
"Acha juga mau punya Mamah yang baik," Gumam Acha dengan tatapan sendu nya.
"Bukan Mamah yang selalu lupa kalo sudah punya anak," Sambungnya.
Dari arah dapur, Bibi Jang menatap sedih anak majikan nya yang masih terdiam didepan pintu utama. Dengan perlahan, Bibi Jang mendekat lalu memeluk tubuh anak majikannya itu yang langsung dibalas dengan erat oleh Acha. Bibi Jang mengusap lembut punggung Acha.
"Non kangen ya sama Nyonya Micha?" Tanya Bibi Jang saat pelukan keduanya telah terlepas.
Acha tak mau membuat Bibi Jang curiga dan akhirnya memilih mengangguk saja, "Bibi tau kalo Nona memang anak yang sangat baik."
Kening Acha berkerut mendengar ucapan Bibi Jang, "Maksudnya Bi? Memang nya selama ini Ac—Mildreda gak baik?"
Bibi Jang terdiam sambil terus mengutuk bibirnya yang asal berucap.
...***...
Spam koment yukk:)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Kamiem sag
Thor gimana kondisi jasad Acha? dimana juga jiwa Mildreda? aku juga pengen kenal dgn keluarganya
2023-12-02
1
kak pengn curhat
bgs banget/Wilt/
2023-12-01
0
farmy 7
Keren banget! 💯
2023-07-14
0