Rumah Keluarga Al Jordan Bianchi Hari Jumat.
"Permisi ! Spada ! Kulonuwun ! Sumimasen !"
Suara anak perempuan cempreng membuat Hyde dan Vicenzo menoleh ke arah pintu masuk. Tampak Raihanun datang bersama adik laki-laki nya, Raiden yang berusia delapan tahun. Hyde dan Vicenzo sedang membereskan semua barang bawaan untuk ke Turin.
"Irasshaimase. Ngapain Nyun? Hai Dendeng" sapa Hyde. Entah kenapa Shinichi Park, ayah duo R itu tidak pernah benar memanggil anaknya. Gimana mau benar, manggil istrinya juga sembarangan.
"Aloha mas Enzo ... " sapa Raiden yang biasa dipanggil Den Den Mushi ( tahu kan telepon di one piece ) atau Dendeng oleh appanya, membuat semua sepupunya memanggil hal yang sama.
"Ciao, Den Den Mushi ! Aloha itu kalau ke Oom Kai ..." ralat Hyde.
"Salah dikit" sahut Raiden cuek. "So, jadi pada ke Turin? Ikut !"
"Kagak boleh! Kamu belum cukup umur !" sahut Vicenzo.
"Idiiihhhh. Gitu ! Aku sudah bisa nembak lho ! Kendo sudah naik tingkat..." balas Raiden.
"Nggak jamin Dendeng ! Sudah, kamu sekolah saja ! Jangan macam noona mu yang sudah diskors kedua kalinya !" Hyde mendelik ke arah Raihanun yang hanya mengutak-atik rubik.
"Kalian berdua ngapain kesini? Dianter siapa?" tanya Vicenzo bingung.
"Diantar Opa Jin. Tuh, mbak Nyunyun yang ngotot mau kesini" jawab Raiden yang melihat-lihat millenium Falcon dari Lego hasil karya Luca Bianchi.
"Jangan pegang-pegang, Dendeng ! Tanganmu itu biang kerok !"
Raiden menoleh dan tampak Yukihiro dengan wajah dinginnya menatap dirinya. "Dih, bang Salju sukanya gitu !"
"Tanganmu itu destroyer tahu nggak ! Sudah berapa tongkat Kendo patah sama kamu?" balas Yukihiro dingin.
"Nih, tanganku kutaruh belakang !" Raiden menatap judes ke Yukihiro.
"Penyakit merusak barang kamu belum hilang-hilang?" tanya Vicenzo yang tahu Raiden memang tukang merusak meskipun tidak disengaja.
"Belum. Tampaknya itu takdir ... " jawab Raiden sambil melengos membuat ketiga kakaknya menatap judes sedangkan Raihanun sudah terbahak.
"Rubik begini saja nggak umur" sahut Raihanun.
"Oh my God... Kok bisa sih punya sepupu macam mereka berdua... " keluh Hyde sambil memegang pangkal hidungnya.
"Hyde-chan... Eh Nyunyun-chan, sudah sampai?" sapa Shohei yang baru datang dengan gaya sok imut membuat Hyde dan Vicenzo yang mendengar nya sebal.
"Shohei-senpai... Nih formulanya" ucap Raihanun sambil menyerahkan kertas ke Shohei. "Habis difoto, dibakar. Macam film mission impossible. This message must be destroyed in five seconds ( pesan ini harus dihancurkan dalam waktu lima detik )."
Hyde dan Vicenzo melongo mendengar ucapan sepupunya yang cantik tapi kelakuan sama dengan kerandoman ayahnya.
"Done." Shohei memotret formula itu, lalu mengambil korek api dan membakar kertas itu. "Teng... teng...teng... Teng... teng..." dendang Shohei menyanyikan lagu tema film Mission Impossible itu.
"Oh my God... Kepalaku pusing... " keluh Hyde mendengar kericuhan di rumahnya. Beruntung kedua opa dan omanya masih di Jakarta sedangkan Luke dan Rin sedang menghadiri acara.
PRAAANNGGG !
"DENDEEEENNGGGG !!!" teriak Hyde.
"Gelasnya licin !" balas Raiden cuek.
"Astaghfirullah...ternyata di Tokyo jauh lebih rusuh dibandingkan di Turin" gerutu Vicenzo yang tidak habis pikir dengan keributan di rumah itu.
***
"Jadi pada berangkat besok?" tanya Raihanun. "Naik apa?" Mereka semua sedang ada di ruang makan menikmati acara makan siang.
"Pesawat komersial saja. Nggak usah pakai pesawat Bianchi" jawab Hyde.
"Sudah pesan tiket?" tanya Raiden.
"Ya sudah dong Dendeng !" balas Hyde judes. Ini kali kesepuluh Raiden memecahkan gelas di rumah dan tinggal dua lagi pas selusin deh !
"Kirain belum..." Raiden memakan salmonnya.
"Mas Al dan Mas Raul sudah ready?" tanya Raihanun.
"Sudah, Nyun. Kamu tenang saja" jawab Vicenzo.
"Mbak Rania, mbak Bia sama mas Arsya nggak tahu kan?" Raihanun sih tidak masalah kalau dua kakak perempuannya tahu, tapi yang jadi masalah adalah Arsyanendra. Putra mahkota Kerajaan Belgia itu dikenal galak ke adik-adiknya apalagi soal yang melanggar hukum.
"Bia dan Rania tidak tahu soalnya mereka juga ada masalah sendiri dengan cowok masing-masing. Kalau mas Arsya... Kami usahkan nggak tahu" jawab Hyde. "Kalau pun tahu, nanti kalau sudah selesai."
"Biar diamuk nya belakangan" senyum Vicenzo.
Raihanun tahu meskipun Hyde dan Vicenzo dikenal tidak punya takut, tapi mereka sangat segan dengan kakak sulung mereka, Arsyanendra. Mungkin karena Arsya calon raja jadi auranya sangat berbeda dibandingkan dengan para sepupunya.
"Kalian jangan ada yang laporan ke mas Arsya !" ancam Hyde ke duo R.
"Nggak usah kita kasih tahu, mas Arsya pasti tahu niichan" jawab Yukihiro tanpa ekspresi.
Hyde dan Vicenzo hanya saling berpandangan.
***
Markas Yakuza Takara di Hutan Okutama Jepang
Luke mendatangi markas itu bersama dengan Hidetoshi dan Tama yang disambut oleh YangYang dan Nobu.
"Dimana mereka?" tanya Luke dengan wajah dingin.
"Ruang tahanan, bersama dengan Keita dan Akito" jawab YangYang.
"Akito belum pulang?" tanya Hidetoshi yang bingung kenapa putranya masih disini bukannya ke rumah sakit.
"Akito-kun sedang memeriksa Carlo, Hidetoshi-san. Tampaknya tensinya naik ... Takut jika terjadi sesuatu pada keluarganya" jawab Nobu.
Luke pun masuk ke ruang tahanan itu dan melihat Akito selesai memeriksa Carlo.
"Oom Luke? Otousan?" Akito tidak menyangka Luke dan ayahnya datang.
"Bagaimana Carlo?" tanya Luke.
"Tensinya lumayan tinggi Oom... Aku sudah memberikan obat tensi." Akito meminggirkan tubuhnya memberikan kesempatan ke Luke untuk melihat dua tahanan itu.
Carlo dan Emilio melihat Luke Bianchi datang kesana dengan wajah dinginnya.
"So, siapa yang membunuh sopir truk yang menabrak iparku, Dante Mancini dan asistennya Sergio? Anda atau anda?" mata coklat Luke menatap tajam ke arah Emilio dan Carlo.
"Bu...bukan kami Signor Bianchi..." jawab mereka berdua.
"Siapa?" desak Luke.
"Ka... Kapten Fazzio Gennaro..." jawab Emilio.
"Siapa itu?" tanya Hidetoshi.
"Kapten yang katanya mengurus dan mengusut peristiwa yang dialami Dante" jawab Luke. "Pantas tidak ada jawabannya."
"Aku kira kamu akan bersikap macam di Hongkong, Luke" ucap Hidetoshi.
"Meskipun aku ingin, tapi aku tidak mau menimbulkan gegeran di tanah milik keluarga Bianchi. Suka tidak suka, aku masih ada darah Turin mengalir disini." Luke menatap ke arah dua Polizia Italia itu. "Oke, kalian pasti sudah tahu salah satu tawaran dari Vic. Bagaimana? Aku buat kalian seolah mati dan semua keluarga kalian, bukan selingkuhan, kita kirim kemari? Tidak ada perjanjian ekstradisi antara Jepang dan Italia."
"Tapi apakah... Kami pantas mendapatkan ampunan itu?" bisik Carlo.
"Selama kalian masih sayang dengan nyawa kalian dan keluarga kalian, serta mampu berguna bagi kami, bisa dipertimbangkan."
Carlo dan Emilio saling berpandangan.
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaa gaaaeeessss
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️ revised 25 08 23
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Ita Xiaomi
Aku tuh nemu Dendeng pertama kali dicerita nya Nonik "Ghost Detektive" tuh pas dia udah besar. Pas baca di sini dia msh bocil dah bs menghancurkan brg 😁
2025-02-17
1
Fitriana Muflihatul Afidah
bapaknya kalo nyuci habis itu hujan deras. anaknya punya tangan ajaib ngrusak barang
2024-12-11
1
Ita Xiaomi
Asli ngakak 🤣🤣🤣. Gembok penjara aja bs dirusak ama Dendeng.
2025-02-17
1