EPISODE 20

Bertepatan dengan terjadinya bulan merah, pada malam harinya Hayra mengerang kesakitan luar biasa. "Panas ...! Panas ....!" Hayra berteriak di dalam kamarnya sehingga membangunkan orang yang berada di kamar sebelahnya, Hayra menangis berguling di lantai kamar dengan keringat dingin yang mulai membanjiri seluruh tubuhnya.

"Ra, buka pintunya Ra ...!" Fandi sibuk mengucek-ngucek gagang pintu yang tak bisa kebuka.

"Panggil pak Sandi," suruh Qamal pada salah satu temannya yang ikut kebangun akibat suara teriakan Hayra yang meraung kepanasan.

"Apa yang terjadi?" tanya pak Sandi segera membuka pintu kamar Hayra menggunakan kunci cadangan yang ia bawa.

"Gak tau pak, tiba-tiba tuh anak teriak kepanasan!" jawab Jawi dengan muka bantal saking ngantuknya.

Pak Sandi segera masuk setelah pintu kamar itu terbuka, Hayra berguling, meremas kepalanya menahan sakit beserta panas secara bersamaan. "Cepat telpon ambulans," titah pak Sandi menenangkan anak didiknya yang meraung kesakitan.

Para perawat medis segera berlari membawa tandu dengan di ikuti beberapa penjaga gedung untuk mengadamkan situasi, orang-orang yang kamarnya bersebelahan ikut keluar untuk melihat ya walaupun hanya sebatas menodongkan kepala saja.

Pak Sandi, Qamal beserta Fandi ikut kerumunan sakit, untuk berjaga-jaga karena Fandi tau Hayra tidak punya siapa-siapa maka dari itu dengan keras ia ingin ikut kerumah sakit.

"Tuh cewek sakit apa bro?" tanya anak kamar sebelah dengan mata di kucek saking mengantuknya.

"Gak tau, tiba-tiba aja teriak, kek orang kepanasan gitu, kasihan juga!" jawab Weza. "Duluan bro!" lanjutnya lalu masuk kedalam kamar.

"Semoga Hayra cepat sembuh, karena besok dia udah mulai bertanding," ucap Wonzi membuka pembicaraan.

"Semoga aja, kasihan juga tuh anak," kata Timo dengan nada bersimpati.

"Hoam .... Kalo udah bangun begini, gue paling gak bisa tidur lagi!" ujar Kaik pergi ke ke kamar mandi untuk membasuh muka, lalu mengambil handphonenya untuk bermain.

"Bener, cuy! Ini dah jam berapa Kai?" sahut Sani dengan pertanyaan.

"Baru jam tiga, bentar lagi juga jam empat!" jawab Kaik, lalu di balas anggukan oleh Sani.

.  .  .

Berbeda dengan di rumah Hayra Xavier malah mengalami pendarahan di otaknya yang tiba-tiba terbentur sendiri sehingga menciptakan luka lebam di sekitar kening dan pelipisnya yang di banjiri darah, apakah ini siksaan dari bulan merah? Tapi orang aneh itu tidak pernah ngasih tau bahwa akan ada penyiksaan di malam bulan merah.

"Dasar suara penipu!" Xavier berdoa agar ia tak mati di sini, dia tidak mau merepotkan Hayra, untuk mengubur dirinya dengan layak sehingga dengan seikhlas hatinya untuk membacakan dirinya talkin agar tenang di dalam kubur nanti.

"Ngomong-ngomong gimana keadaan gadis itu? Apakah dia mendapatkan hal sama seperti dirinya? Semoga saja tidak!" batin Xavier lalu pingsan karena banyak kehilangan darah di daerah otaknya.

.  .  .

"Aku lupa memberitahukan mu, bahwa setiap orang yang berhasil menerima misi pertama mereka, mereka akan merasa kesakitan saat bulan merah tiba," kasih tau Kean pada Zulfa yang bersandar nyaman di kursi sofa.

"Berarti sekarang mereka tengah kesakitan dong? Kan sekarang malam bulan merah," kata Zulfa mendongak melihat bulan yang sangat teran, tapi beda lagi jika Kean yang melihatnya, menurutnya bulan merah seperti lautan darah yang sangat merah maka dari itu dari sehabis magrib Kean tidak keluar dari rumahnya karena tidak kuat melihat cahaya bulan merah yang sangat mengerikan.

"Mungkin, kita berdoa saja supaya orang-orang yang kejebak di sana tidak mengalami hal-hal yang tak di inginkan, dan di jauhkan dari bahaya." ucap Kean, melihat Zulfa yang kembali melamun.

.  .  .

Di alam bawah sadarnya Hayra berjalan di rumput yang sangat luas hijau sangat memanjakan mata, Hayra tersenyum sangat senang, melihat pemandangan rumput hijau yang sangat segar membuat mata semakin betah untuk melihat. Hayra menutup matanya untuk menikmati semilir angin yang menerpa wajah sehingga dalam sekejap tempat yang tadinya sangat indah dengan rumput hijau dan semilir angin yang sejuk, berubah menjadi tempat yang kering beserta panas, sehingga tumbuhan yang hidup mati kekeringan.

"Apa yang terjadi?" tanya Hayra melihat sekeliling yang mulai mengering dan tanah yang berubah menjadi tandus.

"Hey, anak manusia!" sapa seorang pria bertudung dengan kapak runcing di tangan kanannya.

"Siapa kamu?" panik Hayra, "jangan mendekat ....!" pekik Hayra merasa ketakutan melihat kapak yang di pegang oleh pria itu.

"Hahaha ...! Kamu manusia terpilih! Hayra Maharani ....!" kekeh pria itu, mengeluarkan kalung berbentuk bulan sabit, yang bersinar terang, lalu ia mendekat dan memakaikannya ke pada Hayra.

Hayra menahan nafasnya sejenak saat orang itu mendekat dan memakaikannya kalung. "Apa ini?" seperti orang dongo Hayra bertanya yang tidak jelas.

"Ini akan membantumu kelak, anak manusia, dunia yang kau tempati tidak sesehat yang kau pikirkan, banyak teka-teki yang berada di setiap tokoh karakter, termasuk tokoh figuran yang kau tempati, perjalanan mu di dunia novel ini baru di mulai Hayra Maharani!" ucap pria itu menatap Hayra dengan pandangan serius.

Hayra menelan salivanya dengan susah payah saat mendengar ucapan pria di depannya. "Apa Xavier juga mendapatkan peringatan ini?" tanya Hayra.

"Dia hanya sementara, dia bukan manusia terpilih sepertimu!" jawabnya.

. . .

Hayra bangun dengan napas memburu, seperti habis di kejar oleh monster. "Hah, hah, hah! Air ...?" lirih Hayra, kerongkongan merasa kering, dia butuh minum.

"Hayra ...," panik Fandi mengambilkan Hayra air. "Ini minum," Fandi membantu Hayra minum.

"Makasih," lirih Hayra lalu matanya tak sengaja melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 07:45 yang artinya nanti jam sepuluh Wonzi akan melakukan tanding melawan SMA Swasta 4N dan nanti jam dua siang time Hayra yang akan tanding.

Dari sekolah JBHS ada satu time yang mendapatkan poin yakni dari time satu, melawan PPHS kemarin, jadi belum ada time yang pulang, dan sekarang Hayra berdoa semoga Wonzi dan yang lain bisa menang.

Semoga saja!

. . .

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!