Sepulangnya dari pertemuannya dengan Harun, Soni langsung mencari anak sulungnya untuk di hajar, karena sudah berani mempermalukan nama keluarga.
"Azka, keluar kamu, anak sialan!" teriak Soni dengan nada marah yang sangat mengerikan untuk di dengar. "Anak sialan." Soni terus menyumpahi, sang anak dengan absen kebun binatang.
"Mas, ada apa mas? Kok teriak-teriak begitu?" tanya sang istri dengan wajah panik, yang baru keluar dari arah dapur.
"Mana Azka?" tanya Soni dengan wajah garang.
"Dia belum pulang mas, mungkin masih main di rumah temannya," jawab Sania sedikit takut melihat wajah mengerikan sang suami.
"Kurang ajar! Suruh dia pulang sekarang, sebelum saya berubah pikiran untuk mencekik dirinya hingga mati!" desis Soni menyuruh sang istri, perkataan kejam itu terlontar begitu saja, why? Soni tidak peduli jika anaknya mati, toh dia belum tua-tua amat, jadi sel sp*rmanya masih berfungsi.
Dengan takut-takut, Sania menelpon Azka, tapi tak kunjung ada jawaban dari sang anak, dan itu semakin membuat Sania panas dingin.
"Belum di angkat juga?" tanya Soni memastikan, karena melihat raut wajah Sania yang terlihat tegang plus ketakutan.
"Belum mas," jawab Sania.
"Gak usah takut, aku gak marahin kamu kok." ujar Soni mengecup kening sang istri, lalu pergi menuju kamarnya untuk merilekskan pikiran jahatnya terhadap sang anak, agar tak lepas kendali, dia cukup terkejut saat tau sang anak sudah tunangan dengan wanita iblis itu.
"Apa aku terlalu menyepelekan, kemampuan wanita ular itu?" gumam Soni di atas balkon kamarnya. "Sepertinya aku harus bergerak, terlebih dahulu sebelum wanita itu mulai menghancurkan keluargaku." gumamnya sembari menatap senja yang sudah mulai tenggelam di gantikan malam yang petang.
. . .
Hayra dan keempat laki-laki itu pun tengah asik main rank, dan mereka sangat menikmatinya karena terkadang lawan mereka sampai sakit perut saking kesalnya.
"Asik juga ya, main bersama kek gini, besok kita main lagi, pokonya!" ujar Qamal yang tengah asik memakan snack lays kesukaan para anak Alfamart dan minimarket.
"Apalagi musuhnya sampe keluar dari lane, haha ..." sahut Jawi ngakak sendiri saat mengingat mereka membantai lawan dengan brutal sehingga musuhnya meninggalkan permainan.
"Sakit perut gue ketawa Mulu," timpal Jayadi.
"Apalagi lawannya, bodoh-bodoh semua!" ngakak Fandi, saat mengingat momen tadi.
Hayra yang mendengar itu, senyum sendir. "Haha ... dasar prik! Untung lo pada main ml di grafik Majapahit, coba aja main ml di tahun 2023 beh udah kena toxic sama bocil Zilong!" batin Hayra menggeleng miris, saat dirinya mengingat pernah di kata-katain sama bocil Zilong, bilang yatim lah, Kristen lah, duh ngeri.
"Huh, kalian gak mau pulang gitu? Dah malem ni!" ujar Hayra, mengusir mereka.
"Aelah, bentar napa, mau main nih, ouy!" kata Jawi.
"Ck, di rumah kalian kan bisa! Ini udah malem banget loh we, gue mau istirahat juga, apalagi besok kita harus latihan full," jelas Hayra dengan halus, agar mereka mau pulang.
"Ya, juga ya, ya udah deh, gue pulang dulu," ucap Jayadi mengemasi barangnya, lalu pergi setelah berpamitan dengan Hayra si pemilik rumah, begitu juga dengan yang lain, Fandi berdiri di depan Hayra setelah memasang sepatunya.
"Baik-baik lo di rumah, besok mau gue jemput gak?" tanya Fandi.
Hayra mikir sebentar. "Em ..., boleh deh, lumayan duit gue bisa hemat dikit, hehehe ...." kekeh Hayra dengan cengiran di wajah cantiknya itu.
"Oke, besok gue jemput, kalo gitu gue pulang dulu, babay!" Fandi langsung pergi dari pekarangan rumah Hayra, setelah semuanya pergi Hayra maju kedepan untuk menutup gerbang rumahnya yang sudah reyot.
. . .
Seorang gadis menatap buku novel karyanya yang sudah kosong dan di tulis ulang dengan sendirinya, seolah ada seseorang yang sedang menjalankan peran di balik novelnya. "Sebenarnya apa yang terjadi, kenapa seperti ini?" bingung si gadis merasa pusing dengan yang dirinya alami, semua hal yang dia lihat seperti tidak masuk akal.
"Kemana semua tulisanku, kenapa semuanya hilang?" bingungnya membolak-balikkan isi kertas kosong itu, sehingga tulisan muncul.
"Baik-baik Lo di rumah, besok mau gue jemput gak?" tanya Fandi.
Hayra mikir sebentar. "Em ..., boleh deh, lumayan duit gue bisa hemat dikit, hehehe ...." kekeh Hayra dengan cengiran di wajah cantiknya itu.
"Oke, besok gue jemput, kalo gitu gue pulang dulu, babay!" Fandi langsung pergi dari pekarangan rumah Hayra, setelah semuanya pergi Hayra maju kedepan untuk menutup gerbang rumahnya yang sudah reyot.
Bersambung ....
"Hah! Gue udah gila! Gak mungkin kan ini di tulis sama jin?" tanyanya pada diri sendiri saat melihat tulisan itu yang tiba-tiba muncul sendiri di buku itu.
"Jadi apa maksudnya ini? Mungkinkah ada yang mengalami time travel kedalam novel buatanku?" bingungnya. "Apakah mereka tengah melakukan peran mereka masing-masing dan setelah selesai ceritanya akan muncul di kertas kosong ini?" tangannya lagi pada dirinya yang sudah tampak frustasi.
. . .
"Sayang kamu jangan pulang dulu ya?" bujuk Amelia pada Azka yang tengah memeluk dirinya yang tengah demam.
"Ya, sayang aku gak akan pulang, jadi kamu tenang aja, biar aku temenin kamu di sini," ujar Azka mendekap tubuh Amelia yang lebih kecil dari bentuk tubuhnya.
Amelia yang mendengar itu, tersenyum senang penuh kemenangan bahkan saat Azka di telpon oleh ibunya tadi Amelia sengaja men-sinlet handphone Azka agar ibunya Azka tidak mengganggu waktu berduaannya dengan Azka tidak terganggu.
Bahkan Azka tidak tau bahwa ibunya sudah beberapa kali menelpon dirinya, tapi dia tidak tau, bahkan sekarang dia dengan tenang tidur di rumah Amelia, tanpa tau bahwa masalah besar sudah menunggu dirinya di rumah.
Ohh .... Azka yang malang.
. . .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
nur_icikwir
yee
2023-07-11
1