Hari Kamis yang sangat cerah ini membuat Hayra semangat karena kemarin dia di berikan DP sebesar 500k sebelum masuk kerja, Hayra menerimanya dengan senang hati.
"Hari ini gue masuk sekolah, tapi ...? Ah ... sudah lah jika dia macam-macam tinggal sebat aja lehernya biar sekalian putus!" gumam Hayra lalu berangkat sekolah.
Setelah di beri uang DP kemarin Hayra langsung belanja ke pasar membeli sayur dan Indomie dua dus takut-takut dia mati kelaparan nantinya.
* * *
Sesampainya di sekolah seperti biasa Hayra di sambut tatapan sinis dari anak murid sana Hayra hanya acuh dan tak sengaja tatapan matanya tertuju pada Nina yang kebetulan juga menatap ke arah dirinya dengan takut-takut.
Hayra masuk ke kelas mengikuti pelajaran karena di sini tak mempunyai teman Hayra hanya memainkan handphone Samsung J2 prime yang sangat jadul dan layar yang sudah retak tapi yang penting bisa nonton YouTube.
Sepulang sekolah Hayra langsung pergi bekerja setelah berganti baju, Hayra memandang pintu apartemen itu dengan gugup, takut? Ya jelas anjir, tapi ya sudah.
Ting tong
Zyan yang berada di dalam bersama sang kekasih beserta para sahabatnya berdecak kesal saat mendengar ada yang datang.
"Ck, siapa sih!" kesal Zyan.
"Siapa?" tanya Zyan saat melihat Hayra yang begitu lusuh dan jelek di matanya ini, ketahuilah bahwa Zyan ini adalah anak yang suka Mandang fisik dan body shiming, moto hidupnya terhadap percintaan ya gini 'gue ganteng berarti harus dapet yang cantik' kaga salah si, milih yang cantik, tapi kalo milihnya keterlaluan azab yang maha kuasa sedang menunggu soalnya.
"Saya pembantu yang di suruh sama nyonya Silvia tuan," jawab Hayra dengan gugup melihat manusia tampan ini dan ya Hayra hanya kagum bukan dan sekedar terkesima karena dia tau batasan jadi ya mustahil untuk di gapai.
"Masuk!" suruh Zyan lalu Hayra mengikuti dari belakang dan melihat anak-anak laki-laki dan perempuan yang tengah ciuman bahkan hampir masuk jika tak di cegah.
"Siapa, Yan? Kumal amat!" tanya Devin yang asik merokok dan seorang wanita duduk di pangkuannya.
"Pembantu! Udah lo kebelakang masakin kita-kita makanan?!" suruh Zyan dengan nada malas lalu duduk di sofa dekat sang wanita.
Hayra hanya mengangguk lalu pergi ke dapur yang sangat berantakan Hayra segera membersihkannya lalu sembari masak Hayra masa seadanya saja karena bahan-bahannya yang sedikit.
"Tuan makanannya sudah jadi?" ucap Hayra melihat mereka yang tengah asik minum-minum.
Mereka berenam pergi ke dapur untuk makan awalnya mereka merasa aneh dengan masakan itu tapi setelah di coba mereka merasa makan di surga saja, anjay priwt.
"Lo bersihin ni apartemen, gue mau pergi, awas kalo gue balik ni apartemen gak bersih gue hajar lu!" ancam Zyan lalu mengambil kunci mobil dan pergi bersama ketiga temannya dan tiga wanita bayaran itu.
Hayra membersihkan semuanya mulai dari dapur ruang tamu kamar Zyan yang sudah seperti Bantar gebang saja dan Hayra sudah mendapatkan satu full kantong sampah, setelah di rasa selesai Hayra membawa tas selempang lusuh dan kantong plastik besar itu, dia akan membuangnya lalu pulang beres.
* * *
Di perjalanan Hayra melihat seorang pemuda yang jatuh dari motornya dengan kaki yang cidera dan membuatnya tak bisa berdiri. "Waduh mas, napa bisa jatuh?" tanya Hayra lalu mengangkat motor besar itu meskipun agak berat.
"Asstt! Kaki gue!" gumam lelaki itu sembari membuka helm, dan terlihatlah wajah ganteng nan paripurna itu. Hayra melihat wajah itu dan ya dia ingat ini tokoh utama laki-laki si Azka Mahardika, tapi kenapa dia yang menemukannya, seharusnya yang menemukan Azka jatuh adalah Amelia dan dari sinilah benih cinta itu semakin kuat timbulnya, karena Azka begitu kepincut oleh kebaikan dan kelembutan Amelia.
"Koncol! ini kan tokoh utama, ege!" pekik Hayra mengingat scan ini di buku pada pertengahan bab. "Mati koe!" kaget Hayra.
"Lo, Azka kan? Ketua Venus itu, kok lu bisa jatuh, ngab?" tanya Hayra dengan bahasa gaul miliknya di dunia nyata.
"Kesenggol motor orang tadi makannya gue oleng lalu jatuh," jawab Azka dan membuat Hayra terkejut tak di sangka Azka menjawab pertanyaannya itu.
"Ini ada yang jemput lo kagak? Atau gue temenin lo gitu? Soalnya ini dah tengah malam udah jam 11, nanti lo di gondol Wewe tau rasa, lo!" oceh Hayra memijit pelan betis Azka karena meringis sakit sedari tadi.
Azka yang melihat itu terdiam melihat wajah kusam itu walaupun begitu Azka merasa tertarik dengan gadis korban bully di sekolahnya ini, yang sangat berbeda jauh dengan yang di sekolah terlihat penakut tapi ini? Dia dengan terang-terangan menanyai dirinya yang notabenenya sangat di takuti.
"Lo, kok beda pas di sekolah?" tanya Azka tiba-tiba menghentikan pijitan di kakinya.
"Ya karena itu di lingkungan sekolah otomatis banyak yang bela dia apalagi mak bapaknya banyak duit jadi jika anaknya terkena kasus maka orang tuanya akan mati-matian membungkam kepala sekolah dan para guru dengan duit milyaran," jawab Hayra yang seolah tau apa yang hendak di tanyakan oleh Azka lebih lanjut.
"Di sekolah bisa aja gue gak membalas kelakuan mereka, tapi di luar jangan harap, gue cariin lu pada sampe dendam gue tuntas! Udah lah ngapa gue jadi curhat sama ketua luar angkasa ini sih!" decak Hayra menggerutu.
Azka yang melihat itu terkekeh pelan dia merasa nyambung aja bicara sama gadis di depannya ini, ketimbang sang tunangan yakni Amelia tapi mengingat Amelia Azka begitu emosi saat tau Amelia tidur sama salah satu sahabatnya tadi dan dengan gampangnya Amelia berkata bahwa dirinya butuh teman.
"Lo ikut gak, nanti lo nunggu suruhan Lo di rumah gue aja, di sini sepi," kata Hayra.
"Ya udah deh, gue ikut lo aja," ujar Azka menyetujui ucapan Hayra, lalu Hayra menghampiri motor Azka dan menaruhnya di tempat sepi agar tak terlalu mencolok beserta mengambil kuncinya. "Ayo, perlu gue papah gak?" tanya Hayra sekali lagi.
"Hem ...."
Mereka berdua berjalan memasuki tikungan gak yang cukup gelap karena tak ada lampu maka Hayra mengambil handphone jadulnya dan menghidupkan senter. Azka yang melihat itu merasa miris dengan kehidupan gadis di sebelahnya ini.
Sesampainya di rumah Hayra Azka lebih nyesek lagi, melihat keadaan rumah itu bagi orang kaya wong sugih rumah ini tak pantes untuk di tinggali, tapi bagi kita yang ndak mampu ya biasa aja.
"Ayo masuk," Hayra melepas sepatunya begitu juga dengan Azka lalu mereka masuk dan duduk di karpet Upin Ipin yang sudah agak sedikit robek Hayra menggantung tas lusuhnya di paku yang berada di tembok itu.
Azka melihat sekitar dan dia hanya menemukan sepatu lusuh dan juga almamater identitas sekolah mereka. "Lu udah makan belom? Kebetulan gue ada mie mau gue masakin gak? Soalnya gue lagi laper!" ujar Hayra.
"Boleh?"
"Boleh, tunggu bentar gue mau masak dulu." Hayra pergi ke dapur yang hanya berbatas kelambu hijau dan Azka bisa melihatnya Azka merasa dia sedikit tertarik dengan kehidupan gadis ini.
Hingga beberapa menit mie pun jadi tak lupa nasi yang Hayra masak tadi pagi juga masih ada. "Nih makan?" suruh Hayra memberikan semangkuk mie Hayra segera memakannya di tambah nasi apalagi dia belum makan tadi pagi jadi dia sangat kelaparan sehingga Azka hanya melongo melihatnya sembari ikut makan.
* * *
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments