EPISODE 9

Hayra pulang di perjalanan dia membeli sate yang ada di pinggir jalan lalu kembali berjalan pulang sembari memakan sate. "Satenya hambar banget! Niat jual gak sih?" gerutu Hayra dengan terpaksa memakan sate yang iya beli, mubazir kalo di buang rugi cuy!

30 menit perjalanan Hayra sampai di rumah kecil miliknya Hayra menghela napa lelah, dia sungguh lelah ingin mengeluh saja. Hayra ingin sekolah ingin menamatkan pendidikan nya, minimal ga bisa kuliah harus bisa lulus SMA/SMK begitu lah kira-kira pikiran Hayra.

"Gini amat dah, gue pindah bumi, minimal gue jadi orang kaya gitu, lah ini? Malah tambah melarat, anjing!" kesel Hayra memukul bantal lusuh miliknya.

"Di sini fypnya sama kek dunia tempat gue? Tapi, kenapa di sini gak ada tiktok, heran deh!" gumam Hayra melihat isi fyp tiktok miliknya dan di handphonenya ini lengkap isi yang ada di dunia nyata miliknya ketimbang dunia novel ini. Hayra pernah mencoba menggali isi-isi di dunia novel ini, dan yah ... di sini hanya sedikit yang di tambahkan dan seterusnya asing tidak tau.

"Kira-kira ini bisa di cek-out gak ya? Bagus bangt cuy?" gemes Hayra pada barang yang di promosikan oleh salah satu pengguna tiktok. "Tapi cara kirimnya gimana asu? Gue kan di luar bumi?" pikir Hayra pasalnya dia pernah mencoba menghubungi nomer ibunya dan yah itu tidak bisa terhubung sangat cry sekali.

"Aelah coba aja, dah! Siapa tau tukang kurir paket J&T nya punya portal pengirim paket di luar dimensi." celutuk Hayra sambil men-scroll isi keranjang kuning di tiktok.

Di luar akal sehat

* * *

Di ruang rapat sekolah PPHS sejumlah orang tengah berkumpul tengah membahas pertandingan e-sport game moba yang baru launching, di dunia novel ini.

"Dua bulan cukup tidak untuk memulai pertandingan ini?" tanya salah satu yang ada di sana.

"Kayaknya cukup, kita juga sudah menyebar undangan tiga bulan yang lalu, tinggal menunggu konfirmasi dari kita kapan pertandingan ini di mulai," jawab Rama wakil ketua OSIS PPHS.

"Dan sekolah lain juga sudah mempersiapkan pemain mereka, tinggal tunggu konfirmasi saja dari kita" sahut Qiro ketua OSIS.

"Besok kita konfirmasi, dan sip, bulan depan kita sudah mulai tanding, untuk asrama semuanya sudah di persiapkan untuk masing-masing pemain, besok kita sudah mulai memperbaikinya, dan sekian sampai sini kita bubar!" final pak Asraf guru olahraga yang ikut rapat tinggal ajukan saja ke pak kepala sekolah untuk surat ijin resminya.

Mereka pulang karena jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, yang ikut rapat hanya para lelaki saja, takutnya yang perempuan ikut nanti orang tuanya khawatir pulang terlalu larut.

* * *

Bertepatan dengan itu Hayra tengah mendaftar ke salah satu sekolah negeri dan ya dia di terima mereka tidak masalah dengan kasus yang viral itu dan ya ... itu juga bukan urusan mereka.

"Akhirnya keterima cuma bayar SPP doang, gak bayar gedung segala macam," pikir Hayra dia mulai bersekolah nanti hari Kamis karena data dirinya lagi di konfirmasi biar di terima secara sah. Hayra melanjutkan tidurnya agar staminanya kekumpul banyak untuk bekerja besok di apartemen Zyan.

* * *

Sudah satu Minggu berlalu kini nampak wajah dan perubahan diri dari Hayra sudah nampak dengan wajah yang semakin putih dan bersih di tambah pipinya yang agak berisi membuat kesan imut dan cantik bercampur satu, yang dulunya kurus kering kini berubah menjadi gadis cantik dengan tubuh berisi bagus dan pas.

Untuk sekolahnya Hayra sudah masuk dan sekarang ini dia lagi di kantin sedang makan dengan teman barunya bernama Pertiwi Danina bisa di sebut Tiwi atau Pertit satu lagi temannya yakni Ema Safitri bisa di panggil Ema.

"Kalian tau? Sekolah kita dapat undangan untuk main di e-sport game yang baru launching dan lagi viral di kalangan anak muda, kalo ga salah nama game nya mobile legends gitu," jelas Tiwi dengan antusias.

"Terus sekolah kita sudah ada pemainnya belom?" tanya Ema sembari menyantap makanan nya.

"Udah, tapi ya gitu mereka lagi cari pemain cadangan, terus kalo menang hadiahnya ga kaleng-kaleng wey, juara satu dapet 100jt sedangkan untuk juara dua 50jt dan tiga baru mendapatkan 30jt beh ga main-main dah tuh game!" antusias Tiwi bercerita pada kedua temannya ini.

Hayra jadi mikir, dia sangat tergiur dengan hadiah yang di sebutkan oleh Tiwi tadi. "Daftarnya di mana?" tanya Hayra to the poin pada kedua teman barunya ini.

"Lo bisa main game? Tapi ini butuh latihan khusus buat yang mau ikut, di tambah lagi yang main para cowok doang," jelas Ema.

"Udah lah, di coba dulu aja, ga ada salahnya kan buat coba, kan ga ada peraturan cewek tidak boleh ikut,"

"Ya juga sih, nanti aku kasih tau Dinar deh, soalnya dia temannya si Weza salah satu anggota Phoenix, nanti gue kasih tau bahwa lu mau gabung tuh anggota, dan sekarang mereka lagi latihan di ruang game."

"Ya udah yuk kita masuk bentar lagi jam pelajaran ke dua." Mereka bertiga masuk ke dalam kelas yang masih ribut dengan anak-anak yang lagi bercanda menyanyi dan semacamnya.

Hayra nanti akan memutuskan untuk beli handphone baru, dan dia sudah melihat-lihat harganya yang pas di kantong dan juga Hayra sudah menonton gagdetIn, tau gadgetIn? Itu si David yang suka membahas handphone, laptop, dan barang elektronik lainnya.

Setelah keluar di pelajaran jam kedua Hayra meminta pada Ema dan Tiwi untuk mengantarkannya ke ruangan pak Sandi pemimpin atau pelatih game yang akan membimbing mereka nanti. Hayra berharap semoga dia keterima karena dia sangat tergiur dengan jumlah hadiah yang di tawarkan.

"Masuk?" suruh pak Sandi pada Hayra sedangkan kedua perempuan itu di suruh menunggu di luar. "Ada apa?" tanya Sandi menatap murid baru yang beberapa hari ini baru masuk.

"Begini pak, saya denger-denger bapak lagi kekurangan pemain dalam MLBB ini, dan saya mengajukan untuk ikut mendaftar apakah bisa?" ucap Hayra dia sangat berharap agar bisa di terima.

"Saya butuhnya murid laki-laki bukan perempuan, saya tidak suka karena perempuan terlalu manja hanya bisa mengecat, kuku saja!" kata pak Sandi pada Hayra, mana dengan muka julid lagi aduh pak Sandi ini memang agak lain.

Apa hubungannya pak Sandi? Dasar guru aneh!

"Ayo lah pak, saya mohon, dari pada bapak kekurangan pemain mending pilih saya aja biar bisa masuk e-sport," mohon Hayra pada pak Sandi yang terlihat mikir.

Pak Sandi ingin menolak tapi dia sudah sangat mepet untuk memilih anggota baru di tambah di sekolah ini sudah tidak ada yang mau ikut karena game ini begitu susah dan ini game baru liris jadi mereka agak kurang bisa, jadi dengan terpaksa pak Sandi menerima Hayra sebagai tim cadangan.

"Oke saya terima kamu, sekarang pergi keruang latihan, satu lagi setiap jam tujuh malam kamu harus datang ke gedung sebelah lantai satu dekat tangga kita semua akan latihan di sana, sekarang kamu ikut saya, saya akan memperkenalkan kamu pada rekan setim mu." ucap pak Sandi.

Mereka berdua keluar dari dalam ruangan pak Sandi dengan Hayra yang mengekor di belakang. Hayra melirik ke arah kedua temannya sambil cekikikan mengangkat kedua jempolnya pertanda dia di terima. Ema dan Tiwi yang melihat itu ikut seneng dan memberi semangat agar Hayra tetap optimis tanpa mau menyerah sebelum mencobanya.

"Semangat!?" kata Ema dan Tiwi dengan gerakan bibir yang tak pernah lepas dari senyum manis mereka.

Hayra berjalan di belakang pak Sandi untuk menuju ruangan bawah karena sekolah ini ada tiga lantai sekolah ini tidak begitu besar hanya ada 300 siswa/i nya di sini.

* * *

Hayra meminjam handphone milik Tiwi untuk mencoba main mobile legends dari thumbnailnya saja Hayra sudah menangis duluan karena ia tidak menyangka akan bisa main mobile legends dengan grafik Majapahit seperti ini. "Aduh anjir ngakak gue liat skin heronya ..." Hayra tertawa sendiri saat memainkan game populer ini.

Awalnya Hayra aktif bermain mobile legends di tahun 2018 sampai sekarang 2023 tapi sayang Hayra tidak berani ikut daftar main di game besar seperti RRQ dan Evos, karena persaingannya banyak sekali!

Tiwi yang melihat gaya main Hayra merasa kagum, karena dia baru kali ini melihat seorang perempuan bisa main game secepat ini. "Hebat banget ...!" kagum Tiwi melihat layar handphonenya yang di gunakan untuk bermain game, "kapan-kapan lo ajarin gue main ya?" ucap Tiwi pada Hayra yang masih asik tertawa.

"Oke lah, kapan-kapan kalo gue ga sibuk." jawab Hayra, Hayra mencoba bermain menggunakan hiro Zilong karena menurutnya sangat lucu.

* * *

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!