. . .
Setelah mendapatkan surat misterius itu lagi Hayra jadi ketar-ketir sendiri, sehingga dia tidak bisa tidur, karena terus kepikiran 'jika dia gagal, dia akan mati lagi kah?
"Aduh ..., pusing banget, ouy ...!" frustrasi Hayra menggigit bantal untuk melampiaskan kekesalannya. "Sekiranya kasih petunjuk lah, ciri-ciri protagonis wanitanya tuh kek gimana? Lah ini? Gak ada apa-apa, cuma di suruh cari doang, ya mana tau lah, anjir!" omel Hayra, dengan kekesalan yang membuncah. "Dia pikir gue cenayang apa?"
"Manusia ini begitu bodoh!"
"Siapa tuh yang bicara!" kaget Hayra saat suara aneh tiba-tiba muncul. "Lo dedemit muncul Lo! Gue gak takut!" tantang Hayra, melihat sekeliling kamar yang begitu sepi.
..."Saya bukan dedemit, saya cuma mau mengasih informasi bahwa protagonis wanita ada di dekatmu, jadi bersiaplah untuk melakukan misi mu atau jiwa lain yang akan menggantikan tubuh yang kau tempati itu!" ucap suara misterius itu lalu hening kembali, Hayra terdiam mendengar itu....
"Ada di dekatku? Siapa ...?" tanya Hayra pada dirinya sendiri begitu bingung. "Kayaknya gue harus ketemu si Xavier kampret buat membicarakan hal ini." gumam Hayra, besok pagi dia akan keluar dari asrama secara diam-diam dan juga pertandingan time sekolah belum mulai tunggu dua hari lagi.
. . .
Surat misterius kembali muncul di atas buku yang Xavier baca berisi.
..."Protagonis wanita ada di sekitarmu! Waktu kalian hanya tinggal dua hari!"...
"Maksudnya apa-apaan sih, sumpah gue bingung!" kesal Xavier melempar buku yang ia baca lalu mendongak menatap plafon rumah Hayra yang bolong. "Dasar dunia aneh!" lirih Xavier memejamkan matanya untuk menghalau rasa pusing yang menyerang kepalanya.
. . .
Keesokan harinya Hayra kembali mencari gadis yang bertengkar dengan Amelia di kantin, Hayra yakin seratus persen bahwa gadis cantik berambut pendek itu adalah protagonis wanitanya.
"Permisi mau tanya, ada lihat murid berambut pendek yang bertengkar sama Amelia kemarin gak?" tanya Hayra pada salah satu siswi yang sedang asik bergosip.
"Maksudnya Silvia?" tanya gadis itu.
"A-iya ..., itu, dia di mana ya sekarang?" jawab Hayra dengan gagap, karena dia juga tidak tau namanya jadi cuma jawab 'iya' aja.
"Ouh .... Dia anak gedung sebelah kak, kelas IPA unggulan, cari aja banyak kok yang kenal dia." beritahu gadis itu.
Hayra mengangguk terimakasih, lalu pergi dari sana, untuk mencari Silvia protagonis wanita, tapi tunggu dulu setelah dia menemukan protagonis wanitanya lalu dia akan di apaan?
"Aelah, ada-ada aja sih kendalanya!" Hayra kembali tak jadi mencari, pokonya sehabis sepulang sekolah dia harus bertemu Xavier untuk membicarakan hal ini.
. . .
"Apa yang kamu temukan Kean?" tanya Zulfa.
"Dua hari lagi, gerhana bulan merah akan terjadi, dan para jiwa yang mengalami kemalangan akan di pindahkan ke dimensi lain, semacam dunia pararel, dengan pemajuan kota mereka yang lebih lambat dari pada dunia kita!" jelas Kean.
"Kasus ini begitu besar ternyata, aku begitu penasaran apa alasannya kenapa setiap jiwa yang mengalami kemalangan harus mengisi raga yang kosong." bingung Zulfa.
"Masih menjadi misteri."
. . .
"Yah .... Azka minta maaf, Azka akan putuskan pertunangan dengan Amelia, tapi ayah harus maafin Azka dulu!" Azka berlutut di hadapan Soni.
"Putuskan dulu pertunangan tidak jelas itu, baru ayah akan maafkan kamu!" kata Soni melengos pergi meninggalkan anak tunggalnya yang sangat begundal itu.
Azka segera pergi mencari Amelia untuk membicarakan tunangan yang tak bermutu itu, entah kenapa baru sekarang pikiran terbuka bahwa Amelia begitu buruk di matanya, dia tidak suka!
Sesampainya di kediaman Madipurna Azka langsung duduk menunggu Amelia yang baru turun dari tangga dengan pakaian yang terbuka, dan lagi .... Kenapa baru sekarang dia sadar bahwa Amelia tidak lebih dari manusia murahan yang ada di klub.
"Sayang .... Kok tumben kamu mau berkunjung ke sini?" tanya Amelia dengan wajah polosnya.
"Lepas, maksudnya kamu apa tidur sama Nolan di di apartemen Minggu lalu?" tanya Azka mengungkit Minggu lalu Amelia kepergok tidur bareng sahabatnya, dan tanpa rasa bersalah mereka malah memberi alasan yang sangat di luar nalar akal sehat!
"Kan aku udah bilang, kalo kak Nolan temenin aku tidur karena aku takut ...," cicit Amelia menunduk seolah paling merasa bersalah.
Azka yang melihat Amelia menunduk sedih tersenyum miris mengingat kebodohannya dulu, dengan begini saja dirinya sudah luluh, tapi sekarang yang ada dirinya malah jengkel plus jijik. "Lo pikir gue anak kecil yang di kasih alasan macem itu terus percaya?" ejek Azka, menatap Amelia remeh. "Amelia, Amelia .... Lo tolol apa bego sih? Eh ..., Iya sama!"
Amelia melotot terkejut dengan perkataan Azka, tangannya mengepal erat di balik rok pendek yang ia kenakan. Azka yang melihat itu tersenyum sinis.
"Kok, kamu bicara seperti itu? Kakak udah gak percaya sama aku lagi?" tanya Amelia mulai menangis.
"Sejak kapan gue percaya Lo? Musyrik tau gak!" ucap spontan Azka mengingat perkataan Hayra yang mengatai dirinya, sehingga dia pun ikut-ikutan.
"Kak Azka jahat udah bentak Amelia, pokonya Amelia ngambek sama kak, Azka!" Amelia menggembungkan kedua pipinya agar terlihat imut, Azka malah mencopot cincin pertunangan tak sah itu lalu menaruhnya.
"Nih, gue mau putusin pertunangan, dan satu lagi pertunangan kita tuh gak sah karena bokap, nyokap gak pernah setuju, jadi hubungan kita udah selesai!" ucap Azka panjang lebar lalu pergi, dengan Amelia yang menangis keras tak mau di putuskan oleh Azka.
Sehingga sang ayah datang menenangkan putri satu-satunya sehingga tuan Madipurna menatap punggung Azka dengan bengis, lihat saja dia akan membalas keluarga Azka karena telah berani menindas putri semata wayangnya.
"Ini semua gara-gara gadis sialan itu awas saja kau Hayra, akan ku beri perhitungan!" batin Amelia menatap penuh dendam ke arah Azka yang menaiki motor hitam besar miliknya.
. . .
Sesuai dengan petunjuk yang di kasih, Hayra dengan nekat menculik Silvia yang di kita protagonis wanita dan membawanya kerumahnya, Hayra bahkan rela menunggu di jalan sepi untuk menculik Silvia sehingga Xavier meringis ngilu atas tindakan nekat Hayra.
"Lakban mulutnya, nanti kalo dia bangun biar gak teriak!" titah Hayra memasuki kamarnya dan mengganti baju menjadi Hoodie dan celana kulot hitam tak lupa bandana untuk menutup mulutnya agar tak ketahuan. "Cepat pake ini." Hayra menyerahkan satu bandana untuk Xavier.
Hayra mengumpulkan surat misterius yang ia dapat dan Xavier. Ada satu surat yang tulisannya hilang. "Gue harap semoga dia protagonis wanitanya, gue gak mau mati di sini, nanti siapa yang akan solatin gue!" gugup Hayra mengacak-acak barang miliknya untuk mencari surat.
..."Jika sudah menemukan protagonis wanita maka kamu harus mendekatkan mereka pada protagonis pria, dunia novel ini tidak akan seimbang jika kedua tokoh penting ini tidak menjalin hubungan!"...
"Lagi!" sentak Hayra berguling-guling tidak jelas di lantai rumahnya. "Apa ini sapi? Ya Allah, pengen nangis tapi gak bisa keluar air matanya!" ucap Hayra bersandar di dinding menghadap Silvia yang masih pingsan.
"Udah-udah! Seenggaknya kita udah tau siapa protagonis wanita, tinggal mencari protagonis pria saja," ucap Xavier menenangkan Hayra.
"Gak perlu di cari, kita mendekatkan mereka saja, tapi masalahnya gimana caranya cuy, gue udah pindah sekolah, dan waktu gue cuma satu bulan, gak lebih, di tambah ada satu hama yakni si mantan protagonis wanita Amelia, dia pengganggu berat!" jelas Hayra.
"Sulit juga ya--" ucap Xavier terputus oleh lenguhan Silvia.
"Eungh ...!"
Hayra yang sadar dengan cepat bangkit lalu memukul kembali tengkuk Silvia hingga pingsan kembali. "Cepat bantu gue! Kita taruh dia di jalan, gue gak mau jadi buron polisi gegara menculik anak orang!"
Xavier berjongkok di depan Silvia yang pingsan tak lupa Hayra membantu Silvia untuk naik ke punggung Xavier, mereka membawa Silvia ke tempat pertama kali Hayra menculiknya, Hayra melihat kiri-kanan bahkan ke tiang-tiang jalan, siapa tau ada cctv yang memantau mereka berdua.
Setelah menaruh Silvia dan melepaskan lakban di mulutnya Hayra dan Xavier langsung bersembunyi untuk mengawasi agar tidak ada orang jahat yang usil kepada Silvia yang tengah terbaring pingsan di tepi jalan.
. . .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments