Hari Senin hari yang paling siswa-siswi Benci karena harus hormat di tengah lapangan lalu mendengarkan ceramah yang tak berbobot, seperti buang sampah pada tempatnya, apa tidak ada ceramah selain membuang sampah? Pantas saja anak didiknya tidak tau sopan santu mem-bully orang yang berada di bawahnya lalu dengan entengnya sang guru hanya bilang 'itu hanya candaan anak muda! what the hell men!
Hayra berdiri di depan gerbang sekolah yang menjulang tinggi dia nampak gugup, padahal Hayra kan sudah pernah sekolah. "Huh, tenang, jangan gugup?" ucap Hayra menenangkan dirinya ini.
Hayra Maharani ini adalah mantan anak STM tapi ya gitu dia tidak ikut kenakalan teman-temannya itu, karena hidupnya begitu biasa, bukan berarti dia takut, tapi dia males aja berurusan sama anak STM sebelah.
Kadang akur kadang tidak begitulah STM nya dulu, tapi berbeda dengan sekarang dia berada di dalam novel Love For Amelia yang di mana hanya di bahas sekolah elit dan disiplin tapi kelakuannya kek setan suka mem-bully orang.
Hayra masuk dan yah, dia mendapat tatapan menjijikan, benci, dan segala macam lainnya. "Huh, gini amat jadi orang miskin di cela mulu dah!" gumam Hayra lalu masuk tanpa memperdulikan cemoohan tak jelas itu.
Hingga sebuah tas mahal merek YSL melayang di mukanya membuat sekitaran wajah Hayra merasa perih, Hayra melihat tas mahal itu jatuh di kakinya sehingga teriakan seorang wanita memanggil dirinya.
"Heh, cupu ambilkan tas gue!" perintah Nina salah satu tukang bully di PPHS yang cukup di takuti, sehingga jiwa anak STM mengobar kuat di dalam diri Hayra.
Dengan tenang Hayra menendang tas mahal itu hingga mengenai tong sampah. "Astaga maaf aku sengaja!" ucap Hayra lalu mengambil tas tersebut dan melemparkannya ke muka Nina yang sudah mulai mengamuk dengan kecepatan seribu kilat Hayra pergi berlari dari sana, dan untung dia di bully di samping kelas yang sepi jadi aman dia tak akan jadi bahan gunjingan.
* * *
Hayra masuk IPA 2 yang isinya murid-murid pintar dan anak beasiswa tapi yang paling miskin ya jelas saja dirinya ini, huh miris sekali.
Hayra duduk di paling belakang dengan seorang gadis nerd sama seperti dirinya ini, walaupun agak berubah sedikit, Hayra sudah tidak memakai kaca mata dan rambut yang di kepang satu, wajah masih buram karena belum ada duit untuk beli skincare.
"Eh dengar-dengar ada murid baru, katanya sih cantik dari keluarga Madipurna yang kaya itu," ucap si gadis depan bangku Hayra.
"Moga-moga dia masuk kelas kita gue mau kenalan sama keluarganya Madipurna." ucap si cewe satu lagi dengan nada antusias.
Hayra baru ingat bahwa marga Madipurna itu milik keluarga protagonis wanita yakni Amelia Putri Madipurna yang sangat di manja dan di jaga oleh keluarga Madipurna sehingga Amelia tumbuh dengan sifat polos, lugu dan naif miliknya itu, sehingga membuat orang gemas dengan tingkah lakunya itu, tapi tidak dengan Hayra dia sedikit tidak suka karena menurutnya itu terlalu berlebihan.
Apalagi keluarga Madipurna dalam mendidik Amelia agar tetap polos dan lugu, menurut Hayra itu enggak banget karena apa, anak perempuan itu tidak selamanya berada di dekat keluarganya ada kala nanti dia menikah dan belum tentu si suami betah dengan tingkah manja miliknya itu, ya kalo manja pinter sih boleh aja, tapi ini? Kalo seperti bayi ya kita bosan lah sebagai laki-laki!
Hayra hanya mendengar lalu mengeluarkan buku tulis miliknya yang sudah lusuh tapi tak pa-pa, yang penting bisa nulis, sehingga guru fisika masuk lalu mengajarkan rumus-rumus yang bikin otak keluar asap.
* * *
Bell berbunyi dengan nyaring semua murid pergi keluar dari kelas dan si nerd yang duduk di dekatnya itu pun ikut keluar tinggal Hayra sendiri, mau ke kantin dia tidak punya uang, punya sih, tapi Hayra masih mikir nanti pas pulang sekolah dia mau makan apa, angin? Yang ada mati kedinginan dia nanti.
Nina and the geng datang ke kelas Hayra dengan rombongannya, mendobrak pintu itu hingga Hayra yang tidur untuk menghalau rasa laparnya pun harus terbangun dan melihat Nina yang begitu marah.
"Kalian siksa dia!" suruh Nina.
Kedua tangan Hayra di pegang lalu pipinya di tampar bolak-balik, hingga membiru tak lupa perutnya di tendang dua kali sehingga Hayra memuntahkan darah dari mulutnya, tapi karena mereka tak punya perasaan dengan sadis mereka membenturkan kepala Hayra di meja tiga kali sehingga Hayra mandi darah di sekitaran wajahnya.
Lalu Nina dengan santainya mengambil catokan rambut dan mencatok pipi Hayra sehingga Hayra berteriak menangis minta ampun karena itu begitu sakit dan perih. "Ampun ...! Udah ....!" Hayra memberontak pelan tak kuasa menahan sakit di pipinya yang di tempelkan catokan rambut.
"Hahahaha ...! Sakit? Rasain siapa suruh sok berani lawan gue tadi pagi hah! Dasar cupu miskin hama!" teriak Nina lalu menendang wajah Hayra hingga terpental di kelas itu.
Para siswa-siswi yang melihat itu dari arah jendela hanya bisa bergidik ngeri tanpa niat mau menolong, Hayra meraup udara sebanyak-banyaknya untuk menghilangkan keterkejutannya dengan yang terjadi pada hari ini, Hayra begitu shock dengan semua ini sehingga tangannya mengepal erat menatap rombongan Nina yang pergi keluar.
"Anjing! Gue bales lu babi, biadab!" batin Hayra berteriak marah menaruh dendam yang begitu besar.
Mereka hanya melihat tanpa mau menolong Hayra yang sudah tak berdaya lantai begitu merah oleh darah Hayra, tapi Hayra tak perduli, dia bangkit lalu pergi dari sana dia berpapasan dengan gitu yang hendak masuk mengajar.
"Mau kemana kamu Hayra?" tanya pak Dirma.
"Buta mata lu anjing!" umpat Hayra tak memperdulikan keterkejutan guru itu.
"Kamu--"
"Mau marah lu? Lu dah tua gak usah bacot anjing?!" sentak Hayra, karena iya begitu kesal dengan guru-guru yang berada di sini karena tidak membela dirinya pasca di bully oleh geng gadungan itu.
Hayra berjalan menyusuri koridor yang sudah sepi itu, dia tidak perduli karena pikirannya sudah di isi bagaimana cara dia balas dendam sama si begundal itu.
Hayra melewati parkiran yang banyak kumpulan lelaki dan satu perempuan dan Hayra tebak ini kumpulan geng Motor yang bernama Venus yang di ketuai oleh Azka Mahardika tokoh utama pria.
Tapi Hayra tidak perduli itu, dia hanya melewatinya sehingga salah satu dari mereka memberhentikan Langkat Hayra. "Neng kenapa darah-darah begitu?" tanya Putra Rahardian anggota Venus.
Tapi Hayra hanya diam menatap Putra sambil melihat sekelilingnya dan dia ingat bahwa dia tidak mau berurusan sama para tokoh novel yang hanya membuatnya mati gegara fitnah sialan itu dan si bangsat Amelia hanya menangis tanpa mau menjelaskan.
Hayra pergi dari sana tanpa menjawab pertanyaan Putra, Hayra pergi dari sana sehingga melihat mobil milik Nina yang berwarna putih Hayra segera membuka tas miliknya lalu mengambil buku dan pulpen setelah itu mencatat plat mobil itu.
Anggota geng Venus merasa heran dengan kelakuan Hayra. "We, cupu gak usah sok dingin, lo!" teriak Nolan si begundal penyuka cewe sehingga anak orang bunting lalu bunuh diri.
Hayra hanya acuh tak perduli yang dia pedulikan bagaimana caranya dia bisa membalaskan dendamnya barusan otak kriminalnya sudah tersusun jelas dia akan menyiksa Nina hingga sujud meminta ampun di kakinya seperti yang Nina perintahkan Minggu lalu.
"Mati kamu Nina Wulandari!" sinis Hayra lalu pergi dari sana dengan senyum miring miliknya.
Anak Venus yang melihat senyuman mengerikan itu mengernyit bingung dengan perubahan si cupu korban bully itu.
"Kak aku takut!" cicit Amelia di dekapan Azka. Azka hanya membalas dengan pelukan hangat yang dimilikinya beserta kecupan di kedua pipi gadis manisnya ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Buke Chika
moga aja si hayra super hero ya thor
2023-09-11
0