EPISODE 11

Selesai makan Hayra membereskan semua piring dan gelas lalu mencucinya Fandi menatap Hayra Lamat dia sangat kagum dengan gadis itu yang sangat mandiri. "Btw, orang tua Lo kemana? Kok ga keliatan dari tadi?" tanya Fandi begitu penasaran pada sosok Hayra yang aga tsundere.

"Ga tau, oh ya gue lupa, gue ga bisa ikut main soalnya handphone gue ga ada, kalo main pake nih hp yang ada nanti, malah kalah karena ngelag Mulu," kasih tau Hayra pada Fandi.

"Terus kapan Lo mau beli hp?" tanya Fandi.

"Emm... ceritanya sih besok, tapi ya gitu gue males jalan," lesu Hayra bersandar pada tembok di dekat dapurnya.

"Ck! udah sana Lo siap-siap gue antar deh Lo beli hp, lagian mereka masih lama buat kesini tinggal satu jam lagi, masih cukup lah buat beli hp!" kata

"Hem ... ya udah deh, tunggu bentar gue ganti baju dulu." Hayra masuk ke dalam lalu mengganti seragamnya dengan baju biasa, baju hitam pendek seperut dan celana jeans sobek di bagian paha dan itu sangat pas di tubuh ramping Hayra dan rambut hitam blonde Hayra berkaca pada cermin full body. "Sangat pas, tinggal tambah lip tin sedikit sudah!" gumam Hayra dengan nada ceria seperti anak kecil.

"Udah belom?!" teriak Fandi di luar sembari memakai sepatu miliknya.

"Bentar ih ...!" Hayra keluar sambil membawa tas selempang hitam berisi duit untuk membeli handphone nanti.

"Lama amat!" dumel Fandi menatap kagum pada Hayra yang sangat cantik, dan untung dia jomblo jika tidak bisa berabe nanti.

"Dih, mana ada ini udah cepat ya, Lo-nya aja yang gak sabaran!" kesel Hayra yang sudah duduk di jok belakang.

"Eleh, ya deh, cewe selalu bener laki mah, letaknya salah gak pernah bener!" sahut Fandi.

"Itu Lo sendiri yang bilang bukan gue!" kata Hayra berpegangan pada pinggang Fandi karena tak sengaja, motornya melewati lubang yang sedikit dalem sehingga membuat motor itu oleng, dan tak seimbang.

"Fandi! Hati-hati anjir! Itu mau jatuh!" teriak Hayra di samping telinga Fandi dengan tangannya yang tetap memeluk pinggang Fandi yang tadi cuman pegang jadi di peluk.

Fandi jadi salting sendiri di peluk oleh Hayra agak beda aja gitu, seperti ada kupu-kupu yang berterbangan di dalam perutnya.

* * *

Sedangkan di lain tempat di rumah Cella antagonis perempuan, mereka tengah mengamuk besar lantaran Cella tida ada di rumah, mana sebentar lagi orang tua Azka akan datang untuk melakukan pertunangan untuk anaknya yakni Azka.

"Di mana gadis sialan itu hah! Jangan sampai dia membuatku malu pada pak Soni," ujar Harun ayah Cella.

"Ayah sebenarnya Azka sudah bertunangan dengan Amelia, jadi wajar Cella menolak, lagian Cella sudah punya pacar," bela sang ibu untuk anak perempuannya, ibu Cella tak sengaja mendengar salah satu pemuda bahwa Azka sudah memiliki tunangan bernama Amelia, dan mereka bertunangan tanpa di ketahui oleh kedua orangtuanya Azka.

"Maksudmu apa Janah?" tanya Harun pada sang istri.

"Azka sudah tunangan ayah, mereka tunangan tanpa sepengetahuan om Soni dan  tante Sania, lagi pula Cella sudah punya pacar ayah" kata Janah pada sang suami.

"Tapi aku mau anak kita tidak salah pilih dalam pasangan Janah, belom tentu yang menjadi pasangannya Cella saat ini baik, bisa jadi dia hanya memanfaatkan Cella saja kan?" ucap Harun.

"Ayah itu tidak mengenal pacar Cella makanya ayah berbicara seperti itu,"

"Memangnya siapa pacar Cella?"

"Tau Zyan Wira Jayanto gak yah?" tanya Janah pada sang suami.

"Tau, anaknya Wilantara rekan bisnis ayah, kabarnya anaknya si Wilantara tengah menjalin hubungan dengan seorang gadis, tapi ayah tidak tau siapa gadis itu," ucap Harun.

"Gadis itu anak kita ayah, astaga mereka sudah berpacaran sudah lebih setahun deh kalo ga salah," kata Janah.

"Maksudnya anak kita berpacaran sama anak si Wilantara itu?"

"Iya yah, iya!"

* * *

Selesai membeli handphone tadi, Fandi mengajak Hayra ke supermarket untuk membeli makanan untuk mereka nanti malam, karena mereka akan Mabar sampai modar, Minggu depan mereka sudah harus berangkat ke asrama dan akan latihan di sana dan bertarung satu sama lain dengan sekolah lain, dan pertandingan resmi tinggal dua Minggu lagi.

"Udah, ayo pulang!" kata Hayra yang sungguh lelah, sementara ini Hayra berhenti kerja di apartemen Zyan karena pertandingan MLBB ini, untuk uang makan Hayra sudah mempersiapkannya, semoga dengan pertandingan ini bisa mengangkat derajat Hayra supaya lebih makmur dan jaya jaya jaya.

Sesampainya di rumah Hayra langsung masuk, dan menggelar tikar beserta colokan listrik yang sempat mereka beli tadi, setelah siap Hayra duduk beristirahat dengan Fandi yang sudah tiduran untuk menghilangkan lelah, karena ini belum jam tujuh jadi masih santai aja lah.

Hayra masuk lalu mengambil bantal miliknya dan memberikannya pada Fandi. "Nih! Fan, biar pala lu ga sakit?"

"Thank cantik ....!" goda Fandi pada Hayra yang di bales delikan geli oleh Hayra, membuat dirinya tertawa. "Oh ya, gue mau nanya lagi, orang tua lo kemana?" tanya Fandi.

"Ga tau, kata orang sini orang tua angkat gue udah meninggal satu tahun lalu," jawab Hayra.

"Ohh, maaf, maaf, soalnya gue penasaran si!" ucap Fandi memecahkan kecanggungan antara dirinya dan Hayra setelah melihat raut muka sedih Hayra. "Jadi, kemungkinan besar orang tua kandung lo masih idup dong?" tebak Fandi.

"Ya mana gue tau, anjay!" jawab Hayra begitu males dengan pertanyaan Fandi, pasalnya dia juga tidak tau, dia kan bukan Hayra asli dia ini hanya jiwa pengganti yang entah kapan bisa pulang apa tidak?

* * *

"Jadi bagaimana Harun, anak kamu setuju kan buat nikah sama anak saya?" tanya Soni pada Harun yang tengah menyeruput teh hangat pesanannya.

"Begini Soni, masalahnya anak anda sudah tunangan dengan wanita lain, saya tidak mau anak semata wayang saya harus sakit hati dengan anakmu yang tidak bisa lepas dari tunangannya," jelas Harun melihat perubahan wajah Soni yang tampak emosi dan tak percaya.

"Kalo begitu saya minta maaf pak Harun, sudah menanyakan hal itu, sekali lagi saya minta maaf." ucap Soni dengan penuh rasa malu di dalam dirinya, bagaimana bisa dia meminta anaknya untuk menikah dengan anak rekan bisnisnya sedangkan sang anak sudah bertunangan dengan wanita lain.

"Tidak masalah Soni, kalo begitu saya pamit undur diri dulu, karena ada pekerjaan yang masih tertunda, senang berjumpa dengan anda." pak Harun berdiri merapikan jaz mahal miliknya tak lupa berjabat tangan lalu pergi dari sana.

Setelah menghilangkannya Harun di telan kejauhan Soni terduduk lemas dengan amarah yang menggebu-gebu. "Anak itu ...!" geram Soni, "bikin malu saja!" Soni pergi dari sana dengan nafas memburu, pokonya dia harus memberi pelajaran pada anak sialannya itu!

Terpopuler

Comments

kristal chan

kristal chan

thor kpan upnya lgi nunggu kelanjutannya nih seru

2023-07-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!