Hayra masuk ke dalam ruang BK dan di sana dia sudah di sambut oleh para guru. "Permisi?" bungkuk Hayra dengan sopan.
Tapi mereka hanya cuek, perlu di ketahui para guru ini hanya caper belaka pada siswa-siswi yang berada di sini, apalagi dengan siswa-siswi yang dari keluarga orang terhormat beh.... Sangat di lindungi oleh mereka, jika berbuat salah pun itu akan di tegur semata seolah menjalan kan tugasnya padahal mah tidak.
"To the poin aja nak Hayra kami tidak bisa menerima perbuatan kamu yang kali ini maka dengan terpaksa kami harus mengeluarkan kamu dari sekolah ini, dan ini surat DO kamu," si guru wanita itu memberikan Hayra surat pengeluaran dan pencabutan beasiswa.
"Anak miskin aja banyak belagu!" celutuk guru menor itu.
Hayra hanya diam tanpa kata dia tidak kaget juga karena dia sudah menduga hal ini, mau menjelaskan pun percuma karena dia akan tetap kalah apalagi ini lawannya Putra Rahardian anak orang kaya nomer emat di negri ini dan yang pasti dia akan kalah telak.
Hayra keluar tanpa mengucapkan apapun dengan begini dia bisa bekerja lebih giat lagi, dan bisa mengambil paket C, untuk menolong menamatkan dirinya nanti.
Bertepatan dengan keluarnya Hayra di ruang BK bell sekolah pun di bunyikan tanda waktu pulang, di parkiran Hayra kembali berpapasan dengan Putra yang tersenyum mengejek ke arah dirinya.
"Dasar m*rah*n! Kok ada sih yang mau menerima murid j*la*g begini, udah j*la*g miskin lagi!" teriak Putra pada Hayra.
Sehingga sorak-sorai anak sekolah yang belum pulang kembali mengejek menghina Hayra bahkan ada yang menendang punggungnya hingga tersungkur, mereka mengambil air irigasi sekolah mereka lalu menyiram ke tubuh Hayra.
"Hahaha, udah mirip gembel beneran woy!" teriaknya.
"Dia kan Memeng gembel!" timpalnya.
"Kok ada yang mau nyewa gembel gini jadi j*la*g nya?"
"Kan yang nyewa bapak-bapak peot!"
Putra tertawa terpingkal-pingkal melihat mangsanya itu, siapa suruh main-main sama anaknya pak Rahardian ini kan jadi gini. Hayra bangkit tanpa memperdulikan bajunya yang basah, pikirannya sudah berkecamuk ingin meninju muka bajingan si Putra ini. Hayra berjalan melewati Putra lalu berbisik.
"Fisik laki, jiwa cewek, sangat bagus ya Putri?" ejek Hayra lalu berjalan dengan senyuman seolah tak ada yang terjadi.
"Lo tuh gak cocok jadi laki, ganti kelamin aja deh! Cuma gara-gara penolakan Lo sampe bales gue kek gini? Dasar lemah! Be one sini deck!" teriak Hayra di depan gerbang menatap remeh anak Perwira Pramaja Hing School yang menatap Hayra cengo mereka pikir Hayra akan depresi dan menangis di jalanan oh itu tidak mungkin besti.
"Gak usah sok keras kau dek, harta bapak aja belagu banget! Dasar Putri!" ejek Hayra pada Putra yang sudah mulai marah merasa terhina.
Hayra yang melihat itu tersenyum miring, lalu pergi dari sana setelah menendang bak sampah hingga isinya keluar sekarang jati diri Hayra yang sebenarnya sudah keluar yakni liar dan tak bisa di tolak apapun harus tepat tujuan dan tak boleh gagal, Hayra ini mempunyai ambisi yang sangat kuat terhadap sesuatu jika itu menarik di matanya.
* * *
Putra berteriak marah di dalam kamar apartemennya dia begitu benci terhadap Hayra yang berani sekali berkata seperti itu terhadap dirinya tadi siang di parkiran, selama ini tidak ada cewek yang berani berbicara seperti itu terhadap dirinya tapi ini? Benar-benar di luar dugaan.
"Lo udah menginjak harga diri gue Hayra, awas aja kalo ketemu gue bikin perhitungannya biar Lo kapok dan berlutut minta maaf sama gue!" ucap Putra di atas balkon sembari melihat pemandangan Kota malam yang sangat indah.
* * *
Di dalam mansion megahnya, Azka dia tengah di paksa oleh ayahnya untuk menikahi Cella Canuella antagonis cewek dalam novel Love For Amelia Azka menolak keras pernikahan ini, dia tidak begitu suka terhadap Cella yang menurutnya arogan dan angkuh Azka suka cewek lembek seperti Amelia yang hanya bermodalkan nangis dan mengadu.
"Aku gak mau nikah ayah, aku gak cinta sama Cella!" tolak Azka yang kesepuluh kali terhadap sang ayah.
"Jika kamu tidak mau menerima pernikahan ini maka siap-siap angkat kaki dari rumah ini, dan jangan pernah balik lagi!" ancam Soni terhadap anak semata wayangnya ini.
Azka yang mendengar itu bingung seketika dia tidak mau hidup miskin pasti fasilitasnya akan di ambil oleh sang ayah. "Kenapa harus Cella sih yah? Kenapa gak Amelia aja? Amelia cantik, gadis yang baik lemah lembut, gak kaya Cella arogan aku gak suka pah!" tolak Azka lagi.
"Itu menurut penilaian dan pandangan kamu saja Azka karena ayah sudah melihat sifat asli gadis licik itu, ah... lebih tepatnya wanita licik itu," kata Soni lalu pergi tak mau mendengarkan Azka berbicara.
* * *
Hayra pulang ke rumahnya dengan perasaan lelah, dia lelah terhadap semua ini. "Gue berharap bisa pulang ke dunia asal gue, di sini bener-bener gak enak, ibu, nenek, kalian apa kabar? Hayra benar-benar gak kuat di sini Hayra kesepian!?" tangis Hayra meratapi nasibnya yang kian hari kian terancam dengan semua para tokoh begundal itu.
Di tambah mata batin gadis yang iya tempati ini sudah terbuka dan itu membuat kepala Hayra semakin pusing mual melihat semua hantu-hantu jelek itu. Hayra rasanya mau mati saja dia tak sanggup menjalani semua ini.
"Mati kaga, mati kagak, mati kagak, ya?" molong Hayra. " Akhhh .... Asu maneh asu, pusing gue anjing!" sentak Hayra lalu pergi ke dapur mengambil makan walaupun ada beberapa demit di depan rumahnya karena Hayra sudah pasang segel untuk mengunci mereka agar tak bisa masuk.
Selesai makan Hayra langsung pergi ke toko kosmetik untuk membeli pembersih wajah skincare dan segala macam, satu set kotak makeup yang lagi promo di tiktok satu lagi, di sini tidak ada yang memakai tiktok karena aplikasinya tidak ada cuma Hayra aja yang punya, kan dia jadi berfikir aneh.
Selesai membeli Hayra pulang lalu tidur, dan keesokan paginya Hayra bangun selesai makan Hayra mencoba skincare yang iya beli, Hayra berdoa semoga berhasil sebenarnya kulit Hayra ini sangat bagus cuma agak kucel kurang terawat saja, makanya mulai sekarang Hayra akan merawat kulit tubuh yang ada di sini agar dia tak di pandang sebelah mata, karena di sini fisik nomer satu.
Satu jam lebih Hayra beres-beres dia akan segera pergi ke rumah Zyan untuk kerja lebih tepatnya sih apartemen laki-laki songong bin semebew itu.
* * *
Setibanya di apartemen Zyan Hayra kembali di sunggukan oleh banyaknya anak laki-laki dan tiga perempuan semakin membuat Hayra takut saja, ah... tapi bila terjadi sesuatu Hayra tinggal loncat aja dari balkon apartemen ini, kan lumayan dia mati lalu kembali ke dunia asalnya.
"Eh ... pembantu udik cepat masak sana!" suruh si perempuan yang bergelantungan di paha teman Zyan yang bernama Zew, si maniac s*x.
Hayra mengangguk lalu pergi ke dapur mereka tak terlalu memperdulikan Hayra karena bagi mereka Hayra itu jelek dan kurang nikmat buat di p*rk*sa ya begitu lah.
Zyan menyusul Hayra ke belakang dia melihat gadis itu menguncir rambut sepunggung yang tak terlalu panjang itu lalu menggunakan celemek di tubuh kecilnya, Hayra mengambil sayuran yang sudah tersedia banyak. "Mau masak apa?" tanya Zyan dari belakang dia memandang tubuh gadis pendek di depannya ini yang tak kunjung menoleh. Zyan berdck gemes pada tubuh pendek yang hanya sebatas dadanya saja pengen gue cekik.
"Lodeh!"
"Lodeh? Apa itu lodeh? Baru denger gue!" gumam Zyan dengan pandangan bingung.
"Aduh pokoknya lodeh, nanti aja liat pas udah jadi," kata Hayra menaruh air untuk di masak, Hayra memotong sayur pakcoy, jagung, jamur, terong, kacang panjang, wortel, untuk tahu di sini tidak ada yang menjual tahu dan tempe Hayra jadi menangis mengetahui makanan favoritnya tidak ada 'bajingan memang yang buat novel ini! Umpat Hayra pada si pembuat novel yang entah berlatar belakang apaan Hayra tidak tahu dan tidak ada tahu di sini.
Zyan pergi menuju teman-temannya yang tengah berpesta pora, sebenarnya Zyan tidak setuju mereka main ke apartemennya yang pasti bakal berujung kek gini, botol m*ras berserakan, sampah di mana-mana, terus yang paling menjijikkan adalah k*nd*m yang berserakan mana sudah di pakai lagi, ewwhh .... Zayn sungguh muak sampai-sampai Zyan mengganti seprai kasurnya satu hari tiga kali saking jijiknya.
"Udah Sono lu pada pulang sana, mama gue mau dateng ke sini!" usir Zyan terpaksa membawa sang mama dia sungguh muak dengan teman se-gengnya ini.
"Yahh, Zy, kok gitu sih gue baru aja foreplay lu dah ngusir aja!" sungut mereka.
"Udah sana lu pada pulang sana, ngotorin apartemen sahabat gue aja lu anjing!" sentak Devo yang ikut jengah pada teman-temannya ini, mereka tak begitu suka pada teman baru Zyan ini mereka terkesan memanfaatkan Zyan untuk kepentingan masing-masing.
Dengan terpaksa mereka pergi dari sana dan kini hanya tinggal mereka bertiga Yakni si Devo, Zew dan Zyan. Zew di buat pingsan oleh Devo karena dia tak mau sahabat durjana nya ini ng*ntod tidak tau tempat seperti tadi karena kebanyakan minum.
Sehingga aroma masakan Hayra menyeruak masuk kehidung dua cowok ganteng itu. "Emm ... wangi masakan siapa ini ouy, jadi laper gue nih?" ucap Zew tiba-tiba bangun.
"Udah ke dapur, pembantu gue lagi masak mungkin udah jadi" ucap Zayn lalu di ikuti kedua cecenguk itu.
"Itu pembantu Lo? Kek seumuran gak sih ma kita?" tanya Devo yang sudah duduk.
Hayra berbalik lalu menaruh sayur lodeh yang iya masak beserta oseng brokoli yang sangat menggugah selera. "Loh, kok cuma bertiga yang lainnya pada kemana?" tanya Hayra.
"Pulang!" jawab Zayn yang melihat Hayra mengambilkan nasi untuk mereka bertiga.
"Eh, nama lu siapa?" tanya Devo.
"Hayra kak!" jawabannya.
"Oh, sekolah di mana?" tanya Zew yang ikut kepo.
"Gak sekolah,"
"Bukannya kata Lo, Lo sekolah di PPHS ya?" timpal Zayn yang bingung dengan jawaban Hayra.
"Lagi kena fitnah makanya gue di keluarin" jawab Hayra.
"Fitnah?"
"Iya, si Putra gak sih namanya? Ya dia fitnah gue karena gue nolak dia," jawab Hayra secara balak-balakan buat apa di tutup-tutupi toh cerita itu sudah tersebar luas jadi ya sudah.
"Wah, gak nyangka si anak Venus kek gitu," ucap Zew terperangah. "Cuma gara-gara di tolak sampe ngeluarin anak orang dari sekolah? Cupu men!" ejek Zew pada Putra yang tidak ada orangnya, sehingga dia nambah nasi lagi saking enaknya masakan Hayra. "Btw masakan lu enak, demen nih gue ke apartemen lu Zy, bisa makan enak kek gini, masakan emak gue aja kalah coy!" ujar Zew melahap nasi beserta lauk nya itu.
"Bused dah nambah aja nih anak Dugong, perasaan tadi nasinya banyak, tapi dah abis aja woy!" kaget Devo.
Hayra ikut kaget juga. "Nasi banyak?" Hayra yang makan seporsi kuli menangis melihat nasi yang ada di piring mereka yang hanya secuil dari porsi makannya.
* * *
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Septiani Nana
bukn Ny Azka udh tau klakuan buruk Amelia????
2023-07-25
3
calliga
Semangat thor sukses selalu
2023-07-12
2