Setelah mendapat surat misterius itu Hayra jadi tidak fokus untuk bekerja di apartemen Zyan, Hayra masih bekerja di sana karena membutuhkan banyak uang untuk keberlangsungan hidupnya di dunia penuh misteri ini, sebenarnya Hayra begitu risih bekerja di tempat Zyan karena bagaimanapun mereka masih muda dan labil, pasti pikiran setan itu terus muncul, apalagi mereka di sana cuma berdua.
"Gini amat nasib orang asing!" grutu Hayra mencuci piring di apartemen mewah bekas anak remaja laki-laki yang makan tadi, dan Hayra begitu lega saat Cella datang berkunjung, seenggaknya di sini ada teman perempuannya, ya walaupun gak saling sapa, tapi itu udah lebih dari syukur.
Sebentar lagi jam akan memasuki pukul 20:44 yang artinya sudah jam delapan malam, huh, untuk sholat magrib Hayra tidak mengerjakannya karena sepulang sekolah dirinya tiba-tiba datang bulan.
. . .
Bruk!
Bintang jatuh dari langit menghantam bumi dengan cukup keras sehingga menimbulkan dentuman yang cukup keras sehingga para warga yang tinggal dekat di daerah hutan pinggir kota, mendengar dentuman keras itu. Sehingga membuat mereka ricuh tak karuan.
"Aihh ..., gue ada di mana?" bingung pria tampan berambut biru kehitaman yang sangat cocok dengan paras tubuhnya yang tinggi.
"Hutan!" kagetnya. "Mana bisa ouy, perasaan lagi tidur dah! Kok bisa berada di tengah hutan begini?!" cerocosnya menatap keadaan sekitar yang sangat gelap. "Vangke! Ini sebenarnya di mana sih anjing! Mama ...! Papa ....!" teriaknya memanggil-manggil kedua orangtuanya.
"Mah, pah, pranknya gak lucu deh, maen gelap-gelapan kek gini?" celetuknya yang sudah mau menangis saking takutnya.
Sehingga dia mendengar suara samar-samar dari jauh beserta lampu senter yang entah menyorot kesana-kemari, sehingga membuat dirinya takut, bergegas hendak sembunyi, takut-takut dirinya di go*ok nanti.
"Iya pak, saya denger ada suara jatuh dari langit!" ucap si bapak bercerita kepada pak pol, dengan raut wajah khawatir tapi terkesan lucu dan lawak di mata warga yang lain.
"Terus ada bunyi keras, duar ...! Gitu pak," sahutnya lagi, memberi tau pak pol.
Para pak polisi antara takut, dan ketawa dengan para warga yang bercerita ini, bahkan ada yang kesel karena malam hangat mereka terganggu oleh suara keras itu, aduh ada-ada saja.
. . .
Hayra berjalan pulang di rute biasa, sepi! Karena jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, sebenarnya sih takut, tapi ya mau bagaimana lagi, teleport? Yo ndak bisa bro, dia mana punya immortal.
Di tengah-tengah perjalanan Hayra begitu terkejut plus begitu jantungan, dengan kemunculan manusia berwajah gosong dengan sweater putih yang sudah kotor, Hayra hampir berteriak keras saking kagetnya. "Bajingan, bisa-bisanya ada setan begini? Tapi kok bisa nampak di tanah kakinya?" heran Hayra melihatnya manusia wajah gosong itu berjalan dengan santai tanpa rasa panas. "Setan di dunia aneh ini memang agak lain, udah aneh! Lain pulak!" heran Hayra hendak kabur nanti keburu ketahuan.
"Eh ..., mau kemana Lo!"
"Aduh, mamaeee ...! Ketahuan, cuy," panik Hayra.
"Eh .... Cewek gue mau nanya, ini di daerah mana, kok bisa sih gue lupa, padahal kan tadi gue habis nganterin adek gue nonton konser nct, tapi malah kejebak di hutan gak jelas!" tanyanya sembari curahan sedikit.
Hayra yang mendengar kata konser nct jadi bingung, setau dia di dunia ini tidak ada yang namanya KPop atau semacamnya, yang hanya ada nol, besar saja.
"Aneh Lo!" kata hayra hendak membuktikan apakah pria di depannya ini sama seperti dirinya.
"Vangke! Gue cerita banyak malah di bilang aneh! Ngadi-ngadi Lo semperul!" semprotnya merasa sangat kesal karena cewek cantik di depannya ini. "Gue beneran yak cok! Ini di mana?" keselnya.
Hayra segera menarik tangan laki-laki itu dan membawanya pergi dari sana, menuju rumahnya, sungguh hari yang berat di tambah member baru yang entah kenapa bisa join ke dalam dunia antah berantah ini, heran!
. . .
"Sepertinya kamu harus bertindak lebih cepat untuk menguasai dunia ini, karena sudah ada dua orang asing yang sudah masuk kesini, sepertinya dinding dimensi sedang lemah, maka dari itu, sering terbuka dengan sendirinya, dan menghisap sesuatu dari dunia lain!" ucap seorang pria melafalkan sebuah mantra untuk menutup dinding dimensi yang tiba-tiba terbuka.
"Baik ayah, aku bahkan akan menarik seluruh laki-laki tampan dan kaya raya untuk memihak diriku, untuk menghancurkan hama yang mencoba mendekati dan menghancurkan ku." ucapannya dengan nada angkuh.
"Anakku memang sangat pandai! Ayah bangga padamu, apalagi anaknya si Soni begitu tergila-gila terhadap mu nak!" bangga ayahnya.
"Tentu! Siapa yang bisa menolak, keluguan dan kelembutan seorang Amelia Putri Madipurna!" ujar Amelia dengan angkuh.
Anak dan ayah itu tertawa bersama begitu keras atas rencana gila mereka untuk menguasai dunia immortal ini, mereka sudah gila akan kekuasaan, perhatian, penghormatan, pujian! Mereka berdua haus akan itu, sehingga rela melakukan semua hal berbahaya dan menyakiti orang lain, karena yang penting kebahagiaan mereka lebih penting dari pada perasaan orang yang tersakiti akibat ulah kedua anak dan ayah ini.
. . .
Setelah menolong, pemuda yang tak dikenalnya Hayra memberinya makan, dan sekarang mereka berdua lagi duduk berhadapan dengan si pria yang termenung tidak percaya bahwa dirinya mengalami time travel ke dunia antah berantah ini, dan lebih mengejutkannya lagi wanita yang berada di depannya ini sudah lebih dulu di sini, dengan hidup sendiri tanpa mengenal siapa-siapa, hebat!
"Terus sekarang kelanjutannya gimana? Gue gak tau apa-apa ini beneran dunia novel, tapi kok kacau banget! Kek gak niat bikin novel!" keselnya.
"Ya gak gimana-gimananya gue aja bingung, udah tiga Minggu lebih gue tinggal di sini dan tadi siang gue dapet surat misterius untuk mencari siapa protagonis wanita aslinya, bingung kan?" ujar Hayra menjelaskan.
"******! Gue aja gak pernah baca novel, lah ini di suruh cari protagonis, yang bener aja, mana gue pindah pake raga asli lagi, tubuh Lo itu, beneran apa bohongan?" pertanyaan random itu keluar begitu saja dari mulutnya.
"Xavier anjing! Ya asli lah, cuma ..., ini tuh tubuh tokoh figuran gak guna, yang gue masukin, begitu!" jelas Hayra.
"Ouh ..., terus gue tinggal di mana sekarang?" tanya Xavier.
"Kolong jembatan sono! Gak mau ya gue satu rumah sama laki-laki, dosa ***!" tolak Hayra.
"Yah, gue kan gak tau sia--"
"Bukan urusan gue ya Sapi!" potong Hayra.
"Ayo lah Ra, kali ini aja gue bener-bener gak tau harus kemana, janji deh besok gue cari rumah baru," mohon Xavier karena merasa bingung mau kemana tengah malam begini.
"Ya udah deh, Lo tidur di teras gak pa-pa kan?" tanya Hayra.
"Ya gak pa-pa, dari pada tidur di jalanan lebih apes!" ucapannya.
Hayra pun mengambil tikar dan karpet untuk alas tidurnya agar tidak terlalu dingin nantinya, Hayra memberinya selimut dan dua bantal, agar Xavier tidak terlalu kesepian kalo tidur.
. . .
"Gimana mbah, apa yang terjadi sebenarnya?" tanya seorang gadis pada bapak dukun yang melihat dan membolak-balikkan buku novel yang ia bawa untuk di jampi-jampi.
"Heh, ini lebih sulit dari menyantet orang, biye toh dek, aku wong gak bisa baca Lo kamu malah nyuruh aku buat jampi-jampi novel mu toh," jelas sang dukun merasa di permainkan oleh gadis gila di depannya ini.
"Ayo lah mbah, saya butuh petunjuk kenapa tiba-tiba tulisan novel saya hilang, dan muncul tulisannya secara sendiri," jelasnya merasa ada yang tidak beres dengan novelnya.
"Hilang gimana, wong tulisanmu aja banyak begini, ngadi-ngadi kamu! Sudah-sudah pulang sana, di sini tempat orang minta santet bukan editor buku!" usir si mbah menyeret Zulfa seorang penulis novel yang tulisannya tiba-tiba menghilang, dan di gantikan dengan tulisan baru yang tiba-tiba muncul sendiri.
Zulfa membuka bukunya dan tulisan itu kembali muncul, menceritakan tentang seorang pemuda dari dunia lain yang masuk ke dalam novel dan bertemu dengan tokoh figuran. Zulfa di landa penasaran yang sangat kuat, pokonya dia harus bisa memecahkan kasus ini! Bagaimana pun caranya.
. . .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments