EPISODE 6

Hari yang di tunggu Hayra sudah tiba yakni hari gajian dirinya sebagai pembantu Hayra cukup tertekan dengan majikannya ini siapa lagi kalau bukan si Zyan ini dia cukup menyiksa Hayra di apartemennya ini hanya gegara Hayra anak sekolah PPHS Zyan mengira Hayra mata-mata dari anak geng Venus yang ingin membunuhnya tapi Hayra selalu menyangkal tapi Zyan tak mendengarkannya.

Setelah mendapatkan gajinya Hayra cukup puas karena ini sangat banyak, Hayra langsung membeli kuota internet dan pulang rencananya dia akan mencari skincare untuk memutihkan wajah buluk miliknya ini. "Gue harus bisa cantik biar bisa nampar wajah sombong anak bajingan itu!" geram Hayra mulai men-scroll barang produk yang dia lihat itu.

* * *

Di tempat berbeda seorang gadis tengah bingung dengan tulisan naskah yang iya buat tidak seperti ini, dan kenapa si Azka bertemu dengan tokoh figuran yang tak penting itu. "Ini, alurnya kok gini sih? Perasaan gue gak pernah nulis si Azka masuk rumahnya si figuran ini?" si pembuat novel itu jadi bingung sendiri dengan tulisannya.

"Gak beres nih, apa ada pertukaran jiwa?" gumamnya, "tapi itu tidak mungkin!" sangkalnya lagi, "tapi ga ada yang ga mungkin sih ...?"

* * *

Hayra kembali masuk sekolah, hidupnya seperti biasa jadi bahan olok-olokan tapi kali ini pelakunya bukan Nina, melihat Hayra saja sudah gemetar ketakutan dengan kejadian bulan lalu itu, apalagi mau mem-bully sudah kejang-kejang di tempat si Nina itu.

"Kenapa sih ada murid miskin kek Lo sekolah di sini? Ngerusak pemandangan aja!" ucap seorang cewek cantik tampang pem-bully itu.

"Ya karena gue pinter, dan simpel aja Lo gak usah liat gue, udah itu aja" sahut Hayra menatap sekumpulan cewek-cewek kaya itu.

"Ngejawab Lo!?" bentaknya merasa terhina dengan jawaban Hayra.

"Ya terus ...? Lo kan nanya bego!" sentak Hayra merasa muak dengan murid sok berkuasa seperti ini seolah paling di takuti.

"Lo-" baru saja hendak menampar Hayra segerombolan geng Venus lewat menghentikan aksi cewek itu dan melihat ke arah Azka mereka yang hendak caper ke Azka dan kawan-kawan segera memperbaiki sikap dan makeup agar terlihat cantik, Hayra yang melihat itu tak menyia-nyiakan kesempatan langsung pergi tak perduli dia hanya mau ke belakang sekolah untuk makan, karena di kelas begitu ribut dan banyak orang jadi dia memutuskan untuk keluar.

Sesampainya di belakang sekolah Hayra langsung duduk di bawah pohon mangga yang kebetulan berbuah lebat dengan enteng Hayra mengambilnya lalu mengupasnya kebetulan dia membawa silet kecil merek yin guang.

"Lumayan juga nih buat lauk!" gumam Hayra lalu memotong kecil mangga itu di wadah nasi goreng sosis yang iya buat itu. Hayra makan dengan tenang sambil melihat skincare yang akan iya beli nanti, Hayra memilih yang sedikit murah untuk menghemat kantong, untuk yang mahal skip nanti pas dia sudah banyak duit saja sekarang yang dia mampu saja gak usah berlebihan nanti mati keborosan, untuk gajian bulan depan Hayra berencana mengganti handphone karena handphonenya yang sekarang sudah buruk LCD sudah retak dan bila di sentuh kadang tidak bisa, kadang bisa, tapi Hayra dengan sabar dan lapang dada memakainya dari pada tak punya handphone sama sekali itu lebih buruk.

Sehingga ada seseorang yang datang lalu duduk di dekat Hayra yang tengah asik makan sembari melihat handphonenya itu. "We, cewek burik!" sentak Putra tepat di telinga kanan Hayra membuat Hayra kaget dan menatap sinis Putra di balik kaca bulat miliknya itu.

"Apaan sih!" sungut Hayra merasa terganggu dengan kehadiran Putra.

"Gak usah sok cuek Lo cupu, seharusnya Lo beruntung karena gue mau Deket sama Lo!" ucap Putra menatap Hayra.

"Ngapain harus beruntung? Selagi gak dapet duit itu bukan beruntung tapi kesialan!" timpal Hayra menutup bekalnya yang tinggal setengah.

"Sombong banget, bisa aja gue beli harga diri murahan lo ini," ucap Putra yang berujung merendahkan.

"Oh ya, berani beli berapa? Palingan seharga ****** lo doang!" sahut Hayra menatap remeh Putra yang mulai emosi.

Dan perlu di ketahui bahwa si Putra Rahardian ini paling tidak suka dengan nada dan tatapan meremehkan dari lawannya ini, yang bisa melakukannya hanya dirinya tapi tidak untuk dirinya??? Bingung gak?

"Lo- kurang ajar ...! Berani banget ngerendahin gue kek gini, gue bakal bikin perhitungan sama cewek udik jelek kek Lo ini!" hina Putra dengan nada mengancam. "Gue bakal bikin Lo gak betah sekolah di sini, siap-siap aja pertunjukan dari gue!" ujar Putra lalu pergi dari sana.

Hayra menatap Putra dengan pandangan yang rumit sulit di tebak. "Heh, dia pikir gue takut? Hahaha anak orang kaya kalo ngelawak gini amat, dia pikir sekolah ada di sini doang? Gue malah bersyukur keluar dari sekolah ini demi menghindari konflik sialan si para tokoh gak jelas ini!" dumel Hayra lalu pergi ke kelas karena sebentar lagi pelajaran pak Hadi guru ekonomi.

* * *

Sekembalinya ke kelas Hayra mendapatkan tatapan sinis dari teman sekelasnya itu, Hayra yang melihat itu tak mau ambil pusing karena buang-buang waktu.

"Jijik banget gue sekelas Ama l*nte!" ucap salah satu cewek memandang Hayra rendah seperti sampah.

"Apalagi gue, huek ...! Pantes mukanya buluk orang sering ng*nt*t jadi auranya gak keliatan!" ucap seorang siswi berambut keriting dengan kulit hitam manis has orang timur.

"Ehh.... Hayra btw, kalo gue open bo, Lo berapa nih? Mahel apa enggak?" tanya cowok berambut pirang dengan tindik di kupingnya seperti preman pasar yang hendak menagih uang lapak, padahal kan itu punya pemerintah tapi kenapa mereka yang ambil, dengan dalih bayar pajak?

"Ya pasti murah lah! orang muka dia aja buluk!" sahut salah satu temannya sambil tertawa terpingkal-pingkal saking lucunya.

Kuping Hayra sudah memerah menahan malu dan amarah, dia sudah tau dan ini ulah Putra yang menyebar video dirinya yang tengah berhubungan badan, dan jelas itu hasil editan karena gerak video di area wajah seolah goyang-goyang seperti memakai filter efek.

Tapi karena mereka Memeng tidak punya hati dan ya mereka dengan gamblangnya menghina Hayra si gadis miskin bahan perundungan satu sekolah padahal dia hanya sekolah tapi kenapa mereka mem-bully dirinya dan mengatai dirinya anak haram segala macam, seolah begitu mengenal keluarga Hayra saja mereka ini.

Hayra sempat melihat video itu di grup kelas dan yah, dia sangat kesal karena nama dirinya jadi jelek dan semakin jelek.

Sehingga pengeras suara sekolah memanggil dirinya ke ruang ke pala sekolah, dengan berat hati Hayra mengemasi barang-barangnya hingga tak ada yang tersisa Hayra keluar dari kelas dan mendapati banyak siswa siswi yang berada di koridor seolah menunggu Hayra keluar salah satu dari mereka melempar Hayra dengan benda segala macam membuat Hayra luka di bagian kening akibat hantaman batu sebesar kepalan anak laki-laki dan itu sangat sakit, sorak Sorai terdengar begitu keras menghina Hayra.

Azka and the geng, pun tak lupa melihat itu dengan Putra yang tersenyum kemenangan. Mampus Lo cupu semoga Lo di keluarin aja soalnya sangat merusak pemandangan! Batin Putra tersenyum sinis menatap Hayra.

"Lo ada ngelakuin sesuatu?" tanya Pawan karena dia melihat gerak-gerik Putra yang agak aneh ini.

"Apaan dah! Emang salah kalo gue senyum!?" tanya Putra dengan nada sewot.

Nolan dan Azka mereka hanya diam bukan urusan mereka, jadi ya terserah mereka mau apa, selagi tidak merugikan diri mereka, Nolan dan Azka sih tidak masalah.

* * *

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!