EPISODE 17

Setelah satu Minggu berlalu kini tibalah pertandingan resminya di mulai dengan pembukaan dari time Gilang dari sekolah Juanda Brahmana High School atau JBHS melawan Tama, dari PPHS atau Perwira Pramaja High School.

Kedua time pemain ini langsung duduk di kursi masing, sembari memilih hero yang akan mereka gunakan untuk bertanding, Hayra duduk di ruang game bersama para teman-temannya dengan menatap tv yang menayangkan para pemain yang akan tanding.

"Kira-kira time siapa nih yang menang?" tanya Weza entah pada siapa.

"Gak tau sih, kan belom mulai!" ucap Jawi.

"Ya juga sih." gumam Weza.

Pertandingan ini di siarkan langsung di salah satu channel tv yang bernama TvWe yang menayangkan pertandingan kedua time ini. Hayra dia hanya fokus menonton karena mau nimbrung percakapan takutnya tidak cocok dengan yang di bahas para lelaki ini.

.  .  .

Pertandingan pertama di menangkan oleh PPHS yang di mana membuat anak-anak JBHS tidak terima tapi mau bagaimana lagi.

"Kayaknya lawan terberat kita adalah PPHS deh, cara main mereka aja brutal banget! Jadi ngeri duluan gue!" ujar Qamal.

"Ya elah, itu baru PPHS gimana kalo sekolah lain? Dah ketar-ketir lo!" sahut Timo.

Hayra berdoa kepada tuhan yang maha esa untuk mendapatkan kemenangan demi keberlangsungan hidup di dunia ini, para anak-anak sekolah yang ikut tanding datang ke PPHS untuk menyemangati perwakilan sekolah mereka.

"Dah lah, kalo belom coba kita gak akan tau hasilnya kek mana, jadi jangan takut, kalah menang dalam pertandingan itu udah biasa," ucap Hayra menengahi. "Berdoa aja sama tuhan, biar di mudahkan segala urusan kita." lanjutnya lagi.

"Tuhan? Kami aja gak punya tuhan," jawab Wonzi dengan gamblang membuat Hayra tepuk jidat seakan lupa suatu fakta bahwa semua karakter yang ada di sini tidak memiliki tuhan melainkan ateis!

"Goblok banget!" gerutu Hayra di dalam hatinya. "Ouh ...," bales Hayra dengan gugup, apa-apaan tadi? Bisa-bisanya dirinya keceplosan seperti itu.

Pertandingan kedua kini di lanjutkan lagi, dalam dua tim pemain mereka harus melakukan tiga kali pertandingan, agar juri bisa melihat time mana yang lebih unggul dan mendapatkan bintang, nah time Tama dari PPHS mendapatkan satu poin bintang.

.  .  .

Xavier datang menonton pertandingan di sekolah PPHS yang tengah di adakan, menurutnya pertandingan ini tidak begitu mengesankan karena dari segi skin dan buff yang mereka gunakan masih terlalu lemah, ya maklum saja grafiknya masih baru belum update.

Xavier di ijinkan masuk oleh penjaga ke dalam room yang di gunakan Hayra dan teman-temannya. "Weh bontet!" panggil Xavier melihat Hayra yang hanya rebahan santai di sofa.

"Minimal salam lah masbro!" sindir Hayra lalu duduk.

"Iya-iya, assalamu'alaikum Hayra cantik ...!" ucap Xavier dengan tampang mengesalkan.

"Dih najis!" delik Hayra. "Waalikumus'salam ...." jawabannya.

"Yang lain kemana kok Lo sendiri?" tanya Xavier.

"Pergi boker!" jawab Hayra.

"Barengan gitu?" bingung Xavier.

"Ya mana tau, kan gue di sini, gimana sih!" kesel Hayra.

"Ya elah, Lo sama gue kesel Mulu dah, padahal kan nanya juga baik-baik," lirih Xavier seolah merasa tersakiti.

"Serah gue, lagi ...? Ngapain Lo di sini? Mana pake baju gue lagi! Pokonya harus di cuci ya," ucap Hayra berdiri memarahi Xavier. "Satu lagi? Lo harus doain gue supaya bisa menang! Biar gue bisa beliin Lo baju dan bisa nyewain Lo kos-kosan, okey?" ucap Hayra menatap Xavier yang terbengong.

Xavier termenung dengan ucapan Hayra tadi, kenapa gadis ini baik sekali? Jika orang lain mungkin dirinya sudah di usir dan bodo'amat. "Kok Lo baik banget sama gue?" tanya Xavier. "Padahal gue bukan siapa-siapa Lo," lanjutnya.

Hayra menepuk bahu Xavier dan duduk di sampingnya dengan senyum tulus yang sangat manis. "Gue udah pernah ngerasainnya lebih dulu, itu gak enak, jadi dengan adanya gue yang lebih dulu di sini dan bisa ngebantu Lo maka jangan nolak, terima aja, kita di sini sama-sama pendatang jadi .... Mari kita saling rangkul satu sama lain, okey?" jelas Hayra, menatap Xavier yang terbengong.

"Oke bontet," semangat Xavier, dia berjanji apapun yang terjadi mereka berdua harus tetap bersama, Xavier akan berusaha untuk menjaga Hayra sekuat tenaganya yang ia mampu.

.  .  .

Kean membuka kalender kuno miliknya dan di sana sudah tertulis tanggal yang menentukan gerhana bulan merah akan terjadi, dan tentunya yang bisa melihat hanya orang tertentu saja, seperti dirinya yang mempunyai kekuatan spiritual.

Kean teringat sesuatu bahwa bulan merah pertanda bahwa satu jiwa manusia yang kecelakaan atau mengalami hal yang tidak mengenakkan jiwanya akan di pindahkan untuk mengisi raga kosong. Sebelum tiga hari Hayra kecelakaan Kean sempat terbangun pada jam satu malam di saat dia akan memasuki kamarnya siluet merah masuk di celah-celah loster kamarnya, dan dari situlah Kean tau bahwa gerhana bulan merah muncul.

Kean pikir gerhana bulan merah terjadi setahun sekali, tapi ini? Apa, bahkan belum sempat genap satu bulan gerhana bulan merah akan terjadi lagi, dan jiwa orang yang mengalami kemalangan akan di ambil untuk mengisi raga kosong di dimensi lain.

"Bagaimana caranya agar aku bisa mencegah jiwa-jiwa orang itu agar tidak di ambil dan memasuki dunia lain?" pusing Kean. Kean mau mengurus kasus ini karena permintaan sang sahabat yang langsung terlibat lewat novelnya yang tulisannya tiba-tiba menghilang.

"Kamu jangan terlalu memikirkannya nak? Biarlah mereka berusaha sendiri ..., mereka tidak akan bisa kembali jika mereka tidak berusaha sendiri ....!"

Wuss ....

Angin malam menerpa wajah Kean dengan hilangnya suara aneh itu! Kean merasa pusing, jika ia menolongnya itu akan sia-sia karena jika orang yang terjebak di sana tidak mau berusaha berarti usahanya di sini tidak akan membuahkan hasil.

"Bulan merah sebentar lagi akan datang dan jiwa baru akan segera mengisi raga kosong, orang-orang yang terjebak di dunia lain akan mati jika mereka gagal melakukan misi!"

Bisikan gaib itu kembali mengisi gendang telinga Kean, berarti jika Hayra gagal dia akan mati lalu di isi dengan jiwa baru lagi?

. . .

Pertandingan pertama selesai di laksanakan dengan skor, PPHS yang mendapatkan tiga bintang dan JBHS mendapatkan satu bintang dengan total pertandingan empat kali main, Minggu depan mereka bisa merebut poin di pertandingan selanjutnya.

Hayra merasakan hal aneh pada dirinya, seolah ada sesuatu yang akan terjadi, tapi apa itu? Sehingga di tumpukan bajunya Hayra kembali menemukan sebuah surat dengan kertas pudar.

...Gerhana bulan merah akan segera tiba, jika kamu gagal melakukan misi maka kamu akan di eliminasi!...

"Maksudnya apa ini?" bingung Hayra merasa gelisah, misinya mencari protagonis wanita gagal kah? Hayra benar-benar bingung sekarang.

. . .

...Gerhana bulan merah akan segera tiba, jika kamu gagal melakukan misi maka kamu akan di eliminasi!...

Xavier terkejut mendapatkan surat yang secara tiba-tiba, seperti ini, pikirannya langsung buntu, dia harus bertemu Hayra, pasti Hayra mendapatkan surat ini.

"Aku harus menemui Hayra!" gumam Xavier.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!