Selesai makan malam mereka bersepuluh mulai latihan, dengan handphone masing-masing untuk komputer mereka tidak pakai karena males lebih asik main pake handphone.
Hayra memilih duduk paling terkahir karena ia cukup risih apalagi dia hanya sendiri perempuan, tapi untung ada banyak cctv yang di pasang begitu banyak untuk mengawasi mereka.
"Ra, kita tanding, kemarin-kemarin gue belum sempat buat tanding sama Lo, gimana, bisa?" tantang Kaik, pada Hayra.
"Bisa, tanding di mana ni, rank atau classic?" tanya balik Hayra.
"Classic aja biar bisa main santai," timpal Wonzi sang ketua, mereka mulai memasuki id masing-masing dan saling follow lalu di undang dan main.
Wonzi, Kaik, Weza dan Timo menantang Hayra dengan Hayra yang satu tim sama Qamal, Fandi, Jayadi beserta Jadi dan dirinya, mereka akan mengetes dirinya untuk bermain sesama time.
Hayra memilih Hero Martis sebagai jungler, berbeda dengan Jawi dia sangat suka dengan Hero panda yakni Akai, setelah semuanya siap mereka bersepuluh mulai hening dan bermain dengan serius padahal ini bukan permainan resmi melainkan untuk melatih skill, masing-masing.
Bahkan Hayra bermain dengan bar-bar tidak seperti mereka yang terlalu serius, tapi tidak apa-apa Hayra hanya bisa memaklumi, mungkin mereka terlalu berambisi kepada kemenangan.
Setelah 54 menit bermain mereka akhirnya bisa bernapas lega, karena time Hayra kalah, tapi meskipun begitu kill yang Hayra dapat lebih besar dari mereka, di lihat dari dinding medali yang berwarna silver dan gold 6.7 itu saja sudah bersyukur.
"Bused hebat banget lo Ra," kata Weza meminum minuman, kemasan yang sudah tersedia.
"Kewalahan gue lawan Lo!" timpal Timo.
"Haha ..., emang iya?" kata Hayra terkekeh pelan.
"Iya lah, untuk seukuran cewek sih paling cuma jadi beban, itu pun males banget gue main!" jawab Timo.
"Namanya juga belum bisa," ucap Hayra. "Dah ya, aku mau tidur duluan, besok kan sekolah." ujar Hayra lalu pergi dari sana.
Setelah kepergian Hayra, mereka kembali berbicara. "Tuh cewek hebat juga ya, cara mainnya, gue aja ampe kewalahan!" bisik Weza.
"Untung dia cuma pake Hero Martis, kalo Fanny gak di kasih gerak lo pada, hebat banget anj*ng!" ucap Fandi yang pernah Mabar bareng Hayra.
"Serius?" tanya Kaik.
"Serius lah, itu dia lagi mode gabut, kalo dah serius gak di kasih gerak lo pada, tadi aja killnya sampe 29," jawab Jawi, "gak salah pak Sandi masukin Hayra ke time kita."
"Hooh."
Mereka bersembilan pun lanjut main, karena mereka belum mengantuk, namanya anak laki-laki kalo gak jam 11 malam lewat mereka belum tidur.
. . .
Zulfa mendatangi salah satu sahabatnya yang mengerti spritual tentang dimensi lain seperti itu, setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam lebih akhirnya dia sampai di depan rumah kecil depan jalan tak lupa bunga yang berjejer rapi menambah kesan rapi rumah bercat warna biru berpilar hitam keramik putih.
"Assalamualaikum, assalamualaikum, permisi!" salam Zulfa di depan rumah celingukan mencari pemiliknya sehingga motor Beat masuk ke dalam pekarangan.
"Waalikumus'salam, cari siapa kak?" tanyanya.
"Nyari pemilik rumah ini, kira-kira kemana ya?" tanya Zulfa.
"Ouh kak Zulfa ya?" tanyanya antusias, dan di balas anggukan canggung oleh Zulfa, "ya ampun kak, mari masuk, kak Kean ada di dalam kok," gadis cantik itu menggedor pintu kamar sang kakak, yang masih tidur di dalam, "kak Kean bangun kak! Tamu datang kok malah masih tidur sih!" omel gadis cantik itu.
"Apa sih dek!" kesel lelaki itu menatap malas adik kecilnya.
"Itu kak Zulfa udah nunggu kakak di depan, dia udah jauh-jauh dari Jakarta ke Cikarang buat nemuin kakak, ehh .... Tau-taunya malah masih molor!" kesel sang adik.
Sehingga Kean terkejut, melupakan bahwa sahabatnya datang berkunjung untuk membahas sesuatu, eh ..., dia malah ketiduran. "Aduh, Zul, maaf ya gue ketiduran tadi," kata Kean meringis tak enak pada Zulfa, sebab melihat wajah masam milik sahabatnya itu.
Zulfa buka kesel karena Kean ketiduran, bukan! Dia kesal karena Kean memanggilnya Zul! Apaan coba Kean pikir dia laki-laki apa!
. . .
Azka menendang batang pohon yang berada di dekatnya tanpa rasa sakit karena emosi begitu mendominasi di dalam dirinya. Azka sangat marah saat tau Amelia memiliki hubungan bersama salah satu sahabatnya, apa kali ini dia akan menutup mata kembali? Atas perlakuan Amelia yang seenaknya bisa berdekatan sama laki-laki lain.
Hayra hanya melirik sekilas Azka yang tengah emosi tak karuan, Hayra tak ingin ikut campur tapi kesialan menghampiri dirinya. "Hayra ...!" panggil Azka mendekat ke arahnya. "Lo Hayra kan? Yang udah nolong gue?" tanya Azka.
Hayra hanya diam tak mau merespon ucapan Azka. "Ra ..., jawab, itu Lo kan?" tanya Azka lagi dengan mata memanas hendak menangis, akhir-akhir ini dia banyak sekali pikiran dan susah tidur, di tambah Amelia yang selalu mendesaknya ini itu membuatnya tambah pusing saja.
"Lo kenapa?" tanya Hayra mengusap pelan jidat Azka.
"Umm ..., sakit!" cicit Azka menangis di depan Hayra, menggigit bibir bawahnya.
Hayra jadi pening sendiri dengan tingkat ajaib milik protagonis pria ini. "Ka, Azka jangan nangis elah, Lo dah gede, gak malu apa ama badan?" ucap Hayra menyindir agar Azka berhenti menangis, kan malu jika di lihat sama anak PPHS.
"Gak tuh, Ra .... Lia jahat! Dia selingkuh! Bener kata ayah Amelia gak baik, Azka nyesel udah ngelawan sama ayah!" rengek Azka mengadu pada Hayra sambil menangis di depan Hayra, entah kenapa Azka jika di dekat Hayra di seolah memiliki seorang kakak perempuan yang akan mengerti kan kondisinya.
'Astagfirullah Gusti! Cem mana lah ini?' frustrasi Hayra. "Aduh Ka, makanya jadi anak jangan durhaka sama bapak, kualat kan Lo! Untung gak di kutuk jadi maling Kundang!" dumel Hayra.
"Maling Kundang siapa Ra, kok aku baru denger?" tanya Azka berhenti menangis.
"Kalo pun aku ceritain Lo gak bakal ngerti Azka, udah sana basuh muka Lo, mau emang di ejek sama anak sekolah, masa ketua geng motor nangis!" ujar Hayra.
"Ya udah, gue pergi, tapi sebagi gantinya nanti sore Lo harus temenin gue jalan-jalan, gimana?" tawar Azka.
"Ck, udah sana, gue sibuk gak bisa jalan-jalan!" ucap Hayra lalu pergi meninggalkan Azka yang merenggut kesel.
Dari kejauhan Amelia melihat semua interaksi antara Hayra dan Azka, Amelia mengepalkan tangannya marah. "Dasar gadis miskin! Akan ku buat semua orang membencimu di dunia ini!" sinis Amelia lalu merubah wajah angkuhnya dengan mimik wajah polos seperti bayi.
"Wanita sialan!"
. . .
"Tuh kan apa ku bilang, tulisannya bisa muncul sendiri, bahkan alur ceritanya tidak seperti ini, aku bahkan punya salinan semua novel ini tapi tidak begini alurnya," ucap Zulfa melihat sederet tulisan yang muncul tak lupa dengan tulisan pada satu kata yang berbeda yang di mana ini menggunakan tinta merah.
"Ini kok warnanya merah?" tanya Kean yang ikut bingung juga.
"Ya mana aku tau, aku juga datang jauh-jauh ke sini buat minta bantuan kamu, eh ... kamu malah gak tau!" oceh Zulfa.
Dengan kesel Kean mencubit pipi Zulfa. "Gak semua tentang spiritual dan dimensi gue tau ya .... Zulham!" kesel Kean. "Coba sini novel lo?" Zulfa langsung memberikan buku novelnya.
Kean mengambil kacamata miliknya lalu mulai membaca isi novel yang sudah tertulis setengah, mulai dari kecelakaan yang menimpa pemeran tokoh figuran kita yakni Hayra Mahalani dan jiwanya di ganti oleh Hayra Maharani, lalu munculah sin adegan Hayra menebas punggung teman Nina si ratu bully, dan di keluarkannya Hayra dari sekolah, sehingga dia bekerja di apartemen milik Zyan Wira Jayanto yang di mana dia adalah antagonis pria malah berubah menjadi tokoh figuran, dan lebih Membagongkannya lagi sejak kapan di dalam novelnya ia pernah menambah sin adegan adanya pertandingan mobile legends!
Aduh pusing.
Kean jadi teringat dia pernah bermimpi bahwa ada bintang jatuh dan pergesekan antara bumi dan bulan terjadi, yang di mana itu sempat melanda kepanikan sehingga semua orang berhenti seolah mesin waktu sudah habis, lalu beberapa menit semua orang bisa bergerak tetapi mereka berekspektasi seolah tidak pernah terjadi apa-apa, dan besoknya muncul sebuah berita di tv tentang seorang gadis yang di tabrak oleh sekelompok sekumpulan anak sunmori yang membuat gadis 18 tahun itu langsung meninggal dengan tubuh yang tak berbentuk.
"Apakah itu kebetulan?"
Kean segera mencari informasi tepat kecelakaan itu dan banyak sekali muncul di web berita, tentang Hayra Maharani yang mati tertabrak hingga separuh badannya hancur tak berbentuk.
"Apakah gadis ini yang masuk ke dalam novel buatanmu?" tanya Kean pada Zulfa.
"Aku tidak yakin, tapi di lihat dari namanya saja sudah sangat mirip, bahkan mirip." ucap Zulfa menatap intens ke arah foto Hayra yang terpampang jelas di semua media berita.
. . .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments