Pesta perayaan peresmian Sarah sebagai ratu kerajaan Matahari telah berakhir. Kesunyian begitu terasa di ruang altar kerajaan, semua orang sudah terlelap di tengah malam kecuali para penjaga yang sedang bertugas.
Sementara itu di kamar Kenway, ia tampak sedang membuka mata sambil melihat langit-langit kamarnya. Wajahnya tampak berkeringat tipis, ia baru saja terbangun dari mimpi yang buruk. Kenway baru saja bermimpi tentang orang tuanya yang dibunuh oleh kelompok penjahat. Meski ia tak menyaksikan peristiwa tersebut secara langsung, namun imajinasi liarnya membuatnya sering bermimpi buruk akhir-akhir ini.
Dia merasa kebingungan dan cemas karena tak tahu apa yang telah terjadi pada dirinya. Namun, begitu dia memejamkan matanya sejenak, dia ingat mengapa dia terbangun dan apa yang harus dia lakukan saat ini juga.
Adiknya, Sarah akan segera melakukan tugasnya sebagai pemimpin kerajaan Matahari besok. Kenway merasa sedih dan sedikit tak tega memikirkan adiknya yang harus mengemban tugas berat sebagai pemimpin di usianya yang masih terlalu muda untuk jabatan semacam itu. Tapi mau bagaimana lagi, ini adalah takdir yang harus diterima oleh Sarah.
Selain itu, ada hal lain yang sedang Kenway pikirkan, sedang ia rencanakan. Malam ini rencananya ia akan berkemas untuk meninggalkan istana. Ya, dia ingin pergi berkelana mencari pembunuh dari kedua orang tuanya. Banyak hal yang jadi pertanyaan di benak Kenway, ia ingin mencari tahu jawabannya. Tapi, ia masih memikirkan Sarah, ia belum terlalu tega untuk meninggalkan saudari kembarnya itu.
Kenway sedikit gelisah hanya memikirkannya saja. Masih ada sedikit rasa ragu dihatinya untuk mengambil keputusan. Kata-kata ayahnya yang membisikan tentang orang-orang jahat yang berencana menyerang Kerajaan Matahari masih teringat jelas dipikirannya, seakan itu adalah sebuah peringatan yang serius, meski mendiang sang ayah mengatakannya di suasana santai setelah pertarungannya melawan Radek saat latihan. Selain pergi untuk mencari pembunuh orangtuanya, ia juga berniat mencari tahu tentang penyerangan yang dimaksudkan oleh ayahnya.
Kenway tiba-tiba terbangun dan duduk sejenak di tepi tempat tidur. Setelah menimbang-nimbang keputusan, tekadnya sudah bulat, ia ingin pergi meninggalkan istana dan mulai berkelana.
Sejak dulu, Sarah selalu menjadi teman dan sahabatnya. la merasa dalam hatinya bahwa ia harus
menuliskan kata-kata perpisahan untuk adiknya
sebagai kenang-kenangan terakhir sebelum ia berkemas dan meninggalkan istana.
Kenway segera turun dari tempat tidurnya dan mencari kertas serta pena di kamarnya. la duduk di meja dan mulai menulis surat perpisahan untuk adiknya.
Malam sudah mulai semakin larut, sisa beberapa jam lagi untuk terbitnya matahari ketika ia menyelesaikan surat itu. Namun, Kenway merasa lega dan tenang setelah selesai menulis surat itu.
"Kutulis surat ini sebagai kenang-kenangan terakhir Sarah. Aku harap dia akan mampu menjalankan tugasnya sebagai ratu pemimpin kerajaan Matahari seiring berjalannya waktu, kau memang masih perlu banyak belajar. Semoga kau selalu merasa aman dan bahagia. Walau aku pergi
meninggalkan istana dan tak selalu ada lagi disisimu seperti biasa, berusaha untuk terbiasalah dengan hal itu, ingatlah bahwa aku
selalu ada untukmu, aku akan melindungimu dan akan datang kembali saat kerajaan Matahari membutuhkanku. Aku hanya pergi sementara, tak selamanya. Aku akan selalu menyayangimu, Putri Sarah, saudari kembarku."
Selesai menulis surat perpisahan untuk adiknya, Kenway melipatnya, rencananya dia dia akan menitipkan surat itu pada seseorang untuk di serahkan ke Sarah.
Bagaimanapun, melindungi Sarah dan kerajaan Matahari adalah sesuatu yang penting baginya.
Kenway membawa sebagian kecil barang bawaan saja, seperti makanan secukupnya, koin emas dan uang dan beberapa pakaian. Ia mengenakan jubah hitam yang menyatu dengan tudung kepalanya, Kenway kini tampak seperti pengembara misterius yang keren.
Sebelum benar-benar pergi keluar dari istana, Kenway menuju ke tempat latihan terlebih dahulu, ia hendak menemui seseorang untuk membicarakan sesuatu.
"Tak ku sangka kau datang kemari lebih awal dari dugaanku."
Komandan Nyamijan berkata demikian ketika melihat Kenway datang ke tempat yang sudah mereka janjikan sejak beberapa jam lalu.
Mereka sudah membicarakan pertemuan ini disela-sela waktu ketika pesta kerajaan tadi. Mereka tadi bicara serius di tempat sepi, jauh dari kemeriahan pesta. Jadi, dari awal memang Komandan Nyamijan sudah tahu kalau Kenway ingin pergi meninggalkan istana. Ketika sedang berdua begini, Kenway memunculkan sifat aslinya yang dingin dan tanpa ekspresi.
Sementara ketika di depan Sarah dan yang lainnya, dia lebih ekspresif untuk menutupi kesedihanya. Jujur saja, setelah kematian ayah dan ibunya, Kenway memendam beban kesedihan yang berat di dalam hati, yang sampai membuat kepribadiannya sedikit berubah.
"Maaf, aku sedikit terlambat." Ucap Kenway.
Angin malam berhembus lumayan kencang membuat jubah yang di kenakan Kenway sedikit berkibar, udara dingin mulai terasa menusuk kulit. Komandan Nyamijan melangkah mendekat ke arah Kenway. Kini mereka berdiri saling berhadapan tepat di tengah-tengah padang rumput tempat latihan prajurit.
"Apa kau benar-benar yakin dengan keputusan yang kau ambil, pangeran?" Tanya Nyamijan.
"Aku sudah memikirkannya sepanjang malam, aku sangat yakin dengan keputusan yang aku ambil." Jawab Kenway dengan nada datar.
Komandan Nyamijan tak menyangka kalau Kenway bisa sedingin ini, disamping itu, Kenway juga lebih tegas dan berani mengambil tindakan.
"Bagaimana dengan adikmu? apa kau tega meninggalkannya sendirian?"
"Dia akan terbiasa." Jawab Kenway singkat.
Komandan nyamijan tak tahu harus bilang apa lagi. Kalau pun dia meminta Kenway untuk tidak pergi, dia yakin itu tak akan berhasil. Tatapan Kenway begitu tegas, meski bicara sedikit, Nyamijan paham kalau keinginan Kenway untuk balas dendam dan melindungi kerajaan dari luar sangatlah kuat meski dia masih sangat muda.
"Hemm, apa boleh buat, kau memang keras kepala, pangeran.Baiklah, aku sebagai guru teknik pedangmu akan memberimu restu untuk pergi berkelana." Komandan Nyamijan terlihat pasrah.
Kenway sedikit tersenyum bersama hembusan angin.
Kemudian Komandan Nyamijan melanjutkan, "Tapi ingat, fokuslah dengan tujuanmu, cari tahu tentang simbol kalajengking itu, berhati-hatilah dengan musuh-musuh yang kuat, jangan remehkan seperti apapun musuhmu, bertarunglah dengan serius, makan yang cukup dan…"
Komandan berhenti bicara, hatinya terasa sesak mengetahui kenyataan kalau dia akan berpisah dengan pangeran Kenway, orang yang sudah ia latih sedari kecil hingga remaja. Komandan Nyamijan menangis bagaikan seorang ayah yang hendak ditinggal anak laki-lakinya.
Kenway membungkuk dihadapan Konandan Nyamijan, kemudian berkata dengan tulus, "Terimakasih banyak." Katanya.
Gerbang istana kerajaan Matahari terbuka lebar dari dalam. Dengan menunggangi kuda berwarna hitam, Kenway melaju melewati gerbang istana yang dijaga oleh dua orang penjaga. Kedua penjaga gerbang itu bingung kenapa gerbang istana bisa terbuka sendiri dari dalam, ditambah ada orang berkuda yang lewat dengan jubah bertudung.
"Siapa itu, kenapa gerbangnya bisa terbuka sendiri?"
"Jangan-jangan dia pencuri, ayo kita segera lapor pada yang lain."
Kedua penjaga gerbang itu kebingungan dan berniat melapor ke istana karna menganggap Kenway adalah pencuri.
"Kalian tak perlu melapor, dia adalah kenalanku yang datang untuk menghadiri pesta semalam." Kata Komandan nyamijan.
"Siap komandan!"
"Siap Komandan!"
Keduanya memberi hormat tegas pada Komandan Nyamijan yang saat itu menatap kedepan, melihat Kenway pergi dari istana menunggangi kuda. Dia, menyeka air mata beberapa saat kemudian.
Demi membalaskan dendamnya dan melindungi kerajaan Matahari, Kenway akhirnya pergi meninggalkan istana untuk berkelana sendirian. Bahaya apa sajakah yang akan dihadapi kenway dalam perjalanannya?
Bersambung…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments