Chapter 10 : Pria Misterius

Kenway terpental beberapa meter sampai terbentur sebuah pohon. Ia dapat merasakan sakit di bagian punggung hingga membuatnya batuk-batuk beberapa kali.

"Sial, uhuk… sakit sekali." Gumam Kenway sembari menahan rasa sakit.

Sedikit darah mengalir di tepi bibirnya, ia kemudian mengusap darah tersebut dengan ibu jarinya.

Belum sempat Kenway berdiri, orang misterius yang menendangnya tadi langsung melancarkan serangan susulan ke arah Kenway lagi.

Dengan cepat, Kenway segera menghindari tendangan dari musuh yang belum ia ketahui identitasnya itu. Setelah berhasil menghindari serangan, Kenway berdiri tegak, menatap kedepan tepat ke arah musuhnya yang masih belum terlihat begitu jelas di matanya akibat gelapnya malam.

Kenway mundur beberapa langkah untuk menjaga jarak. Ia memasang kuda-kuda, seakan bersiap-siap menghadapi serangan susulan.

Perlahan mundur agak sedikit lebih jauh adalah keputusan yang tepat menurut Kenway, sebab, jika dilihat dari tendangan yang mampu membuatnya terhempas tadi, sudah dapat dipastikan kalau orang yang sedang ia hadapi adalah orang yang kuat, bukan sembarangan.

"Dasar amatir." Kata orang misterius itu.

Pria itu kemudian maju beberapa langkah mendekat ke arah Kenway. Cahaya bulan yang menyinari area tersebut menerpa si pria misterius, sehingga wujud pria itu dapat dilihat oleh Kenway dengan jelas sekarang.

Pakaiannya serba hitam, wajahnya tertutup oleh topeng warna putih polos, dengan lubang di bagian mata dan hidung. Benar-benar tak dapat dikenali.

"Siapa kau? Dan apa tujuanmu menyerangku?" Tanya Kenway, dengan badan gemetar sambil mengacungkan pedang ke arah lawannya.

Pria misterius itu memilih bungkam. Bukannya menjawab pertanyaan Kenway, dia malah menyerang Kenway lagi.

Dengan sigap, Kenway segera menangkis serangan itu dengan pedang. Mata Kenway seketika berubah menjadi tatapan tajam, tanda kalau dia siap bertarung. Kedua tangannya memegang pedang katana nya dengan erat, lalu langsung menebas bagian kepala si pria misterius tersebut, namun serangan Kenway berhasil di hindari.

Si pria misterius itu menghindari serangan Kenway dengan cara berjongkok. Kemudian, karena posisinya lebih rendah, ia langsung memukul perut Kenway dengan keras.

"Dasar lemah!" Kata pria itu setelah memukul perut Kenway.

Kenway memegangi perut sambil mundur ke belakang akibat serangan tadi. Gerakan si pria bertopeng itu terlalu cepat untuk kenway, sehingga ia tak menyadarinya.

"Gerakannya cepat sekali, aku harus lebih berhati-hati!" Ucapnya dalam hati.

Dengan pedangnya, Kenway menyerang secara beruntun orang misterius itu. Namun pria itu sangat lincah, selalu berhasil menghindari setiap serangan yang diberikan Kenway.

Meski bertarung dengan tangan kosong, pria bertopeng tersebut sama sekali tak takut menghadapi Kenway yang menggunakan pedang. Ia terus menghindari serangan Kenway.

Si pria bertopeng seakan menari saat menghindari serangan demi serangan yang dilancarkan Kenway, dan puluhan serangan yang diberikan Kenway tak ada yang mengenainya sama sekali. Dia sepertinya bukan orang sembarangan, setidaknya itu yang ada di kepala Kenway.

Hingga tiba waktunya saat si pria misterius menemukan celah pada serangan Kenway. Dia berhasil menepis serangan Kenway menggunakan tangan kirinya dengan cara memukul tangan kanan kenway, membuat ayunan pedang Kenway tidak pada sasaran. Setelah itu, si pria bertopeng memukul wajah Kenway dengan keras hingga membuat Kenway tersungkur ke tanah.

Rasa sakit tak tertahankan begitu terasa di bagian pipi sebelah kanan Kenway, seakan rahang dan giginya mau lepas, tubuh Kenway seketika lemas, pedang katana yang dipegangnya terlepas dari genggamannya.

Si pria bertopeng itu lantas menendang bagian pinggang dan wajah Kenway yang sudah tak berdaya. Si pria bertopeng misterius itu terus mengejek Kenway yang terkapar, ia menyebut Kenway lemah. Entah apa tujuannya.

Kenway mulai berasumsi, jangan-jangan orang ini tahu tentang dirinya dan kerajaan Matahari. Atau mungkin saja dia adalah salah satu anggota dari sekelompok penjahat yang membunuh kedua orangtuanya.

Sedikit demi sedikit, kaki Kenway bergerak seiring dengan si pria bertopeng yang terus menghajarnya. Tubuhnya merasakan sakit di beberapa bagian, atau bisa dibilang hampir seluruh tubuhnya. Pangeran kerajaan Matahari itu tampak seperti pengecut di hadapan musuhnya.

Tak lama, tangan Kenway berhasil meraih pedangnya yang tertancap di tanah. Tanpa berpikir panjang, Kenway langsung menebaskan pedangnya ke arah si pria bertopeng tanpa fokus pada satu titik serang, sekenanya saja.

Akibatnya, pergelangan kaki si pria bertopeng sedikit terkena tebasan yang menyebabkan dirinya meloncat mundur ke belakang. Dia sedikit terkejut ternyata Kenway masih mampu melawan.

Wajahnya memar di beberapa bagian, pinggangnya terasa mau patah akibat diserang berulang kali, tubuhnya bergetar karena memaksa untuk bangkit dalam keadaan terluka parah. Kenway benar-benar terlihat kacau.

Sebenarnya, dengan keadaan terluka parah seperti itu Kenway tak akan mampu menghadapi si pria bertopeng di hadapannya, dia menyadari itu. Namun, Kenway tak ingin mati sekarang, ia harus bertarung karena ada hal penting yang harus dia lakukan. Dia harus melindungi adiknya, Sarah.

Kenway mengarahkan ujung pedangnya ke pria bertopeng tersebut dalam diam. Ingin rasanya Kenway mengumpat, meluapkan kekesalannya sambil menyerang, tapi tubuhnya saat ini terasa sakit dan tak bertenaga.

Mengayunkan pedang dengan sisa tenaga yang ada, Kenway tampak lunglai saat menyerang. Beberapa serangan ia arahkan pada musuhnya, namun dapat dihindari dengan mudah. Si pria bertopeng seakan menari-nari saat menghindari serangan tak berarti itu.

"Kau ini keras kepala juga ya, dengan kondisi seperti itu, kau masih saja nekad menyerangku, usaha yang bagus." Kata pria bertopeng.

Bagaikan orang-orangan sawah yang mengikuti tiupan angin, Kenway terus berusaha menyerang.

"Sial, rasanya aku ingin pingsan saja. Memaksakan diri untuk melawan dengan kondisi seperti ini memang menyakitkan. Tendangan orang ini keras sekali, sepertinya tulang pinggangku retak akibat ditendang berulang kali." Gumam Kenway dalam hati.

Pria bertopeng seakan sudah bosan bermain-main dengan Kenway dan dia berniat untuk mengakhiri pertarungan ini. Tak seperti yang dia kira, ternyata pangeran Kenway terlalu lemah untuk ia jadikan lawan.

Si pria bertopeng yang masih misterius itu terus menghindar dari serangan Kenway. Hingga tiga serangan berikutnya dapat ia hentikan dengan mudah. Ia menghindari serangan pedang Kenway yang tak berarti, kemudian menggenggam erat pergelangan tangan Kenway dan membuat pedang yang tergenggam di telapak tangan itu terjatuh di tanah.

Serangan Kenway terhenti. Suasana di sekitar menjadi sunyi, cahaya bulan yang semakin terang menyinari keduanya. Angin berhembus kencang merontokan beberapa helai daun dari pohon-pohon di sekitar.

"Kau tak sekuat yang aku pikirkan, pangeran." Kata pria bertopeng sambil memegangi tangan Kenway dengan erat. "Sepetinya, sudah saatnya aku mengakhiri pertarungan ini." Lanjutnya.

Wajah Kenway yang babak belur terlihat pasrah, ia benar-benar tak berdaya, tak mampu memberikan perlawanan lagi. Matanya mengarah ke bawah, ke arah pedang yang berada di dekat kakinya. Bahkan dalam keadaan babak belur seperti itu pun ia masih ingin mengambil pedangnya dan melawan.

Wajah Sarah tiba-tiba muncul di dalam imajinasinya. "Maafkan aku, ayah. Kali ini sepertinya aku tak bisa memenuhi perintahmu untuk melindungi Sarah."

Rasa sakit yang luar biasa menjalar di bagian perutnya, hingga membuat kesadaran Kenway perlahan melemah.

Si pria bertopeng menendang Kenway dengan sekuat tenaga hingga membuat tubuh Kenway terpental lumayan jauh dan tersungkur di tanah.

Kenway tak bisa merasakan tubuhnya lagi, seakan seluruhnya mati rasa. Ia membuka matanya sedikit dan dapat melihat rembulan yang indah.

Tak lama, dalan pandangan matanya yang sempit, ia dapat melihat si pria bertopeng yang hendak menusuknya dengan pedang. Si pria bertopeng berniat membunuh Kenway.

Namun, terdengar suara pedang yang berbenturan dan suara seseorang yang berteriak menyerang.

Seiring berjalannya waktu, kesadaran Kenway perlahan memudar. Ia memejamkan mata. Dapat ia dengar secara samar-samar seseorang yang berkata, "Bertahanlah, pangeran, bertahanlah…" Sebelum akhirnya ia benar-benar tak sadarkan diri.

Pangeran Kenway kalah dalam pertarungan melawan pria misterius.

Bersambung…

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!