Chapter 9 : Pencarian

Pencarian jasad raja Joel dan ratu Veronica segera di lanjutkan keesokan harinya. Ada puluhan prajurit yang di tugaskan untuk mencari di dasar jurang, tempat dimana mahkota raja Joel di temukan. Di bantu oleh para penduduk kerajaan matahari, pencarian jasad dapat mencakup area yang luas di dasar jurang.

Misi pencarian kali ini di pimpin oleh komandan, dia ikut terjun di ke dasar jurang bersama dengan para prajurit dan yang lain. Sementara itu Kenway dan Sarah yang juga hadir di lokasi hanya bisa menunggu hasil pencarian yang di lakukan para prajurit dan para warga dari atas tebing. Sebenarnya, keduanya sempat ingin ikut turun ke dasar jurang demi membantu yang lain, namun komandan tak mengijinkan mereka karena terlalu berbahaya. Biasanya entah Kenway maupun Sarah, akan bersikap keras kepala lalu menentang perintah, tapi kali ini mereka memilih untuk menjadi penurut.

Waktu berlalu, matahari yang semula bersinar terang tepat di atas kepala perlahan mulai tenggelam. Langit biru berganti menjadi senja, lalu perlahan berubah menjadi gelap. Berjam-jam lamanya sudah para prajurit dan warga mencari raja dan ratu mereka. Diantara mereka ada yang sudah putus asa, namun ada juga yang masih bersemangat mencari sambil terus berharap raja Joel dan ratu Veronica masih selamat.

“Kurasa tak ada gunanya lagi kita melakukan ini,” Sambil menerangi semak-semak dengan obor yang ia pegang, seorang prajurit mengeluh kepada rekannya. “Sudah belasan jam kita mencari, ratusan orang yang terdiri dari warga dan prajurit juga sudah di kerahkan untuk proses pencarian ini, tapi masih saja tak ada tanda-tanda di temukannya raja dan ratu.” Lanjutnya.

“Sudahlah, teruslah mencari sampai komandan memberikan perintah untuk menghentikan pencarian ini. Sejujurnya, aku juga sudah lelah...” Jawab rekannya, lalu menyeka keringat dan lanjut berkata, “Tapi, aku juga masih berharap raja dan ratu ditemukan dalam keadaan baik-baik saja.”

Para prajurit dan juga rakyat kerajaan matahari juga semuanya berharap raja dan ratu bisa di temukan dalam keadaan baik-baik saja, mereka menginginkan pemimpin yang mereka sayangi kembali.

Sebuah tembakan suar tiba-tiba melesat ke angkasa dengan cahaya yang terang benderang di tengah gelapnya malam. Tak lama kemudian, beberapa kali tembakan suar terliat di atas berulangkali berasal dari tempat yang sama.

Kenway dan Sarah yang semula duduk di tepi tebing kemudian berdiri menatap ke arah cahaya yang berasal dari tempat yang cukup jauh dari tempat ia berdiri.

“Apa cahaya itu menandakan kalau mereka sudah menemukan ayah dan ibu?” Sarah memegang erat lengan kakaknya, ia menatap ke arah cahaya itu dengan penuh harap.

“Iya, sepertinya begitu.” Kenway tersenyum lega.

Sementara itu, komandan yang menyadari tembakan suar di udara langsung bergegas memerintahkan anak buahnya dan juga para warga yang ada di sekitarnya untuk bergegas menuju ke lokasi. Beberpa warga ada yang dengan semangat memberitahu orang-orang di sekitarnya kalau raja dan ratu sudah di ketahui keberadaannya.

Sambil membawa obor di tangan mereka, orang-orang yang perpartisipasi dalam pencarian pun segera berbondong-bondong menuju ke lokasi

“Kalian semua cepat ikuti aku!”Komandan berseru kepada semua orang dan mulai memimpin rombongan untuk menuju ke lokasi dimana suar di tembakan.

Karena area pencarian cukup luas, jadi butuh waktu yang cukup lama untuk mengumpulkan semua orang di satu titik, apalagi tembakan suar itu berasal dari lokasi paling ujung timur. Banyaknya pepohonan yang ada di sekitar sedikit menghambat siapa saja yang berjalan maupun berlari menuju ke lokasi. Ditambah, medan bebatuan berlumut yang cukup licin dapat membuat seseorang terjatuh jika tak hati-hati dalam melangkah.

Suar yang cahayanya sangat terang terus di tembakan ke atas oleh para prajurit sampai semua orang berkupul di satu titik. Dari segala arah, orang-orang mulai tiba di lokasi dimana suar di tembakan. Seiring berjalannya waktu, jumlah orang yang berada di lokasi semakin bertambah, sampai pada akhirnya seluruh orang yang melakukan pencarian di dasar jurang, seluruhnya berkumpul.

Darah yang sudah mengering tampak menempel di kulit pohon yang besar. Sejumlah pedang panjang tertancap di beberapa bagian dada dan perut dua buah mayat, tembus hingga kebagian punggung dan ujung dari pedang itu tertancap di pohon. Ada banyak darah di baju, hingga celana, rok dan rumput di sekitar pun bermandikan darah. Mayat yang terlihat dalam keadaan mengenaskan tersebut adalah mayat raja Joel dan ratu Veronica.

Adalah sebuah sakit hati yang teramat dalam bagi seluruh orang yang berada disitu. Menyaksikan keadaan mayat pemimpin mereka yang terlihat mengenaskan, membuat rakyat kerajaan Matahari terdiam tanpa kata. Keadaan menjadi sunyi beberapa saat sebelum akhirnya beberapa wanita yang ada di situ tak kuasa menahan kesedihan hingga akhirnya mereka memilih untuk menangis.

Dengan kedaan hati yang terguncang serta tubuh yang lemas, komandan menembakan pistol suar ke langit. Cahaya suar yang ia tembakan memiliki warna yang berbeda dengan yang tadi di tembakan oleh para prajurit yang menemukan mayat raja dan ratu. Suar tersebut di tujukan untuk mengirim petunjuk khusus untuk Kenway.

Beberapa jam yang lalu, sebelum berangkat menuju ke lokasi, Kenway dan komandan sempat mengobrol berdua saja di ruang persenjataan. Disana, keduanya berdiskusi mengenai pistol suar beserta maksud dari cahaya yang mengandung isyarat untuk orang lain yang jaraknya cukup jauh.

Komandan menjelaskan banyak hal kepada Kenway tentang banyak hal sehingga ia mulai paham tentang maksud dari warna cahaya dan jumlah tembakan pistol suar. Ketika tiba di lokasi pun komandan menyempatkan diri memperingati Kenway dan baru dizinkan ikut turun ke dasar bukit saat komandan menembakan suar dengan warna cahaya yang beda, yang hanya di tujukan untuknya dan itu pun menandakan kalau hal buruk telah terjadi pada kedua orangtuanya. Oleh karena itulah, Kenway mau menurut dan percaya pada komandan, tak keras kepala seperti biasanya.

Saat cahaya dari tembakan pistol suar milik komanda tertangkap oleh matanya, Kenway membuka lebar kedua matanya dan langsung melompat ke dasar jurang tanpa alat pengaman apapun karena ia sudah terlatih.

Kenway tak mengatakan apapun pada Sarah, ia langsung saja melompat sesaat setelah melihat cahaya suar. Sarah pun terkejut dengan tindakan kakaknya yang tiba-tiba itu.

“Kakak, apa yang kau lakukan? Apa yang sebenarnya terjadi?” Sarah yang tak tahu sama sekali tentang tembakan suar berusan tampak bingung dan cemas.

Setelah mendarat di dasar jurang dengan selamat, Kenway segera berlari menuju sumber cahaya. Ia mengambil resiko, meninggalkan adik perempuannya di atas tebing sendirian, sambil berharap Sarah akan baik-baik saja sampai dia kembali nanti.

Dengan penuh kekhawatiran di benaknya, Kenway berlari melewati pepohonan, di bawah cahaya bulan yang tak begitu terang. Air matanya tampak sedirik mengalir dari kedua matanya.

Namun, tak di sangka-sangka, saat Kenway fokus berlari melewati pepohonan, seseorang tiba-tiba saja menyerangnya dari arah samping kiri. Pinggangnya terkena tendangan yang sangat keras hingga membuatnya terpental.

Bersambung ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!