Chapter 18 : Sarah Menjadi Ratu

Sarah berdiri di depan sebuah lukisan, lukisan Raja Joel, Kenway, dan dirinya 10 tahun yang lalu. Yang tampak dulu adalah sebuah keluarga kerajaan Matahari yang bahagia. Tapi semua itu kini tinggal kenangan, ayah dan ibunya telah tiada senyum mereka kini terlihat menyedihkan baginya.

Berdasarkan hasil rapat pemilihan beberapa waktu lalu, Sarah terpilih sebagai pemimpin berikutnya, menggantikan raja Joel.

Karena Ratu Veronica memang keturunan asli kerajaan Matahari, maka para petinggi lebih memilih untuk mengikuti keinginan ratu Veronika ketimbang Raja Joel yang bukan keturunan asli, ialah yang sebenarnya memegang kedaulatan tertinggi.

Gustav bilang kalau dulu ratu Veronika sempat berpesan padanya kalau Ratu memiliki keinginan untuk menjadikan Sarah sebagai pemimpin kerajaan Matahari. Gustav dan yang lainya pun belum mengetahui sebab dari keinginan ratu Veronika tersebut, yang jelas mereka hanya bisa mengikuti perintah saja. Jadi, garis keturunan kerajaan akan tetap menjabat sebagai seorang pemimpin kerajaan.

Sementara ayahnya, raja Joel, dulu adalah seorang bangsawan dari Volvagia yang mendapat hadiah untuk menikahi putri kerajaan Matahari setelah berhasil menjadi pahlawan pejuang kemerdekaan di saat terjadi perang di kerajaan Matahari beberapa puluh tahun yang lalu. Raja Joel pun diangkat menjadi raja setelah ayah dan Ibu ratu Veronika meninggal dunia.

Sarah sedih berpisah dengan ayah dan ibunya, tapi apa boleh buat, itu sudah menjadi takdir. la melangkahkan kakinya lagi dan bertemu dengan sebuah lukisan Pangeran Kenway dan dirinya, saat mereka masih bayi. la menatap wajah tampan kakaknya itu, Kenway dan mulai bernostalgia.

Beberapa hari yang lalu, Sarah sembat terlibat perdebatan dengan Gustav dan pamannya, karena Sarah masih menolak menggantikan ayahnya sebagai ratu pemimpin kerajaan Matahari yang saat ini sementara dipimpin oleh Perdana Menteri.

Ada alasan mengapa Sarah belum ingin menjadi ratu. Sarah sangat ingin bertemu, merindukan dan terjebak dalam kenangan orangtuanya. la sangat ingin melihat wajah ayah dan ibunya. Selain itu, dia merasa belum mampu dan masih terlalu muda.

Sarah melangkah menuju satu-satunya meja yang ada di lorong itu. Di atas meja itu terdapat sebuah mainan kuda-kudaan yang terbuat dari kayu. Mainan yang diberikan ayahnya waktu ia masih kecil.

Sarah berusaha menahan air matanya untuk tumpah. Tanpa mereka di sisinya, ia sendirian, hanya Kakaknya yang bisa memahaminya.

Sarah tak bisa membantah dan tak bisa berbuat apa-apa, hari ini, sebentar lagi, ia akan dinobatkan menjadi ratu secara resmi sekarang. Sebentar lagi di umur 17 tahun, Sarah akan

menjadi Ratu menggantikan ayahnya.

"Hei!"

Sarah kaget mendengar suara yang tiba-tiba ia dengar itu, namun ia merasa bahwa suara itu cukup familiar. Matanya tampak begitu sempurna ketika melihat kembaran dirinya, hanya saja berjenis kelamin laki-laki.

"Kakak" Bibir Sarah bergetar menahan tangisnya yang sudah di ujung mata.

"Sarah." Kenway mengucap nama Sarah sambil tersenyum hangat. Tanpa aba-aba, Sarah langsung memeluk Kenway sehingga

mereka berdua terjatuh ke belakang.

"Kakak..." isak Sarah. "Aku sangat merindukanmu. Kumohon jangan sakit lagi..." Sarah memeluk Kenway dengan erat, seakan takut Kenway akan meninggalkannya saat itu juga.

Hari ini Kenway sudah dinyatakan sembuh total oleh tim medis kerjaan setelah kurang lebih hampir dua minggu dia harus menjalani perawatan di ruang medis. Hal tersebut membuat Sarah sangat senang, bagaimanapun, mereka adalah kakak beradik dan mereka saling merasa kalau saudaranya adalah satu satunya orang yang mereka miliki saat ini

Dan sebagai sentuhan kecil, Kenway memegang dan mengusap bagian atas kepala Sarah dengan lembut.

"Baiklah, Calon ratu kerajaan Matahari."

Sarah melihat pantulan dirinya di cermin. la memakai gaun penobatan ibunya dulu yang berwarna kuning dengan renda-renda putih. Rambut hitam pekatnya disanggul ke dalam, agar tetap rapi saat ia dimahkotakan. Lehernya dihiasi kalung berhiaskan ruby berwarna merah dan riasan wajahnya... yah, juga

sudah sempurna.

"Ini jubahmu, Sarah." Kenway yang sedari tadi berada di belakang Sarah pun memberikan jubah kerajaan yang berwarna merah tua dengan motif lambang kerajaan Matahari yang terbuat dari bulu kapas berkualitas di sekeliling jubah.

"Terima kasih, kak." Jika Sarah dan Kenway hanya berdua, mereka saling memanggil dengan sebutan seperti biasa. Tapi jika nanti Sarah sudah resmi menjadi Ratu kerajaan Matahari, jika mereka berada di hadapan publik, mereka akan saling berbicara sopan dan formal.

Kenway membantu Sarah memasang jubahnya, dan barulah Sarah tampak menakjubkan.

"Jika dilihat dengan cermat, kau sangat mirip dengan ayah. Kita memang jelas-jelas mendapat mata ini dari ibu, namun jelas pula kita mendapat warna wajah yang mirip ayah." Gumam Kenwaysaat melihat tampilan Sarah di cermin.

"Mungkin karena inilah ibu selalu menangis ketika berdua denganku." kata Sarah, menatap mata muda yang persis seperti milik

ibunya.

"Mungkin di dalam hati ibu, dia memendam beban yang sengaja ia sembunyikan dari orang-orang hingga membuatnya menangis ketika hanya berdua denganku."

"Ayah juga pernah bercerita padaku tentang ibu yang menangis ketika sendiri, namun berusaha menjadi sosok yang kuat di hadapan banyak orang.

tambah Kenway sambil murung.

Sarah dan Kenway pun terdiam dalam waktu yang lama, seakan sedang tenggelam dalam kenangan masa lalu.

Tiba-tiba Sarah berkata, "Mengingat luka yang kau terima pasca mengalami pertarungan saat mencari jenazah ayah dan ibu, aku jadi terpikir."

"Apa?" Tanya Kenway.

Apakah suatu hari nanti, kau akan meninggalkanku juga seperti mereka?" Tanya Sarah yang khawatir.

"Tidak perlu berpikir begitu. Walau bagaimanapun, aku akan selalu menyayangimu dan melindungimu, Sarah." Kenway pun memeluk adiknya

penuh kasih sayang. Diam-diam Sarah mengalirkan air mata.

"Kakak, aku belum siap memimpin kerajaan Matahari." bisik Sarah sambil tetap memeluk kakak kembarnya.

"Aku tahu aku dibesarkan ibu menjadi anak yang tegas dan bijak tapi bagaimana jika aku melakukan hal yang salah? Bagaimana jika rakyat tidak menyukai

pemimpin baru mereka? Bagaimana jika--"

"Tenang saja, Sarah.." potong Allen. "Jika mereka menyakitimu, aku akan menjalankan tugasku untuk melindungimu."

Sarah tersenyum mendengar tuturan kakaknya itu. "Terimakasih, kak."

"Baiklah, sepertinya kita sudah menghabiskan banyak waktu di sini. Nanti kau akan terlambat di upacara penobatanmu sendiri."

Di ruang tahta, berbarislah bangsawan-bangsawan dari berbagai negeri dengan busana berwarna penuh ragam maupun dan tampak mewah, mereka datang sebagai saksi penobatan sang Ratu. Tentu saja perwakilan Kerajaan Baron, Kerajaan volvagia dan yang lain ikut serta dalam penobatan Sarah.

Di ujung ruangan, Sarah muncul dengan anggun. la berjalan menyusuri karpet merah dimana semua tamu undangan melihatnya, dan para bangsawan termasuk Kenway berbaris di pinggir karpet dan memberi hormat kepada sang Ratu.

Sarah tampak sangat berwibawa, ia berjalan lurus sampai tiba di singgasananya. Setelah berdiri di depan singgasananya dan memegang sebuah tongkat dan bola kerajaan di kedua tangannya, tetua kerajaan

memberikan pidato kerajaan. Dilanjutkan dengan pengucapan sumpah Sarah, dan setelah itu diakhiri dengan meletakkan mahkota kerajaan di atas kepala Sarah.

Sarah menerima banyak tepuk tangan sementara dirinya berusaha menyembunyikan kegugupan dengan duduk di singgasananya.

"Sekarang aku menobatkanmu sebagai Ratu Sarah, pemimpin tertinggi kerajaan Matahari."

Berdambung…

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!