Bab 14. ( Tanpa Judul )

Pagi ini Hanna sudah rapi dengan setelan kerjanya. Setelah cuti kemarin, hari ini dia harus kembali ke rutinitasnya, yakni bekerja. Tanpa dia tahu, Ardiansyah telah menyiapkan banyak pekerjaan untuknya dan kemungkinan mengharuskan Hanna untuk lembur.

Usai mengisi daftar absen, Hanna segera menuju ruangannya. Baru saja membuka pintu, dia sudah disuguhkan pemandangan dua tumpuk map yang berisi berkas dan dokumen di meja kerjanya.

"Astaga, apa-apaan ini? Kenapa banyak sekali tumpukkan mapnya? Padahal baru kemarin doang aku nggak masuk," keluh Hanna sambil menepuk dahinya

"Ekhem." Hanna terlonjak kaget saat tiba-tiba mendengar suara deheman. Tanpa melihat pun Hanna sudah bisa menebak orangnya, siapa lagi kalau bukan Ardiansyah.

"Kamu selesaikan semua itu hari ini juga," titah Ardiansyah.

"Tapi, Pak, ini banyak banget. Mana mungkin bisa selesai hari ini," protes Hanna.

"Saya tidak mau tau, hari ini pekerjaan itu harus sudah selesai. Sudah jadi tugasmu menjadi sekertaris pribadi, kalau kamu nggak sanggup, kamu bisa mengundurkan diri. Namun, dengan catatan harus membayar sejumlah denda yang sudah tertera di surat kontrak," pungkas Ardiansyah.

Hanna mengepalkan tangannya, menahan emosi yang sudah di ubun-ubun. "Baik, Pak. Akan saya selesaikan hari ini juga."

Hanna menuruti kemauan atasannya itu tanpa mendebat lagi. Dengan hati dongkol Hanna duduk dan langsung mengerjakan tumpukan berkas itu. Sementara Ardiansyah langsung meninggalkan ruangan Hanna tanpa berkata apa pun lagi.

Saking terlalu fokus dengan pekerjaannya, Hanna tak menyadari jika sudah waktunya untuk istirahat. Getaran di meja yang berasal dari ponselnya, mengalihkan perhatian Hanna.

Sejenak Hanna menghela napasnya perlahan saat melihat layar ponselnya. "Ya, ada apa?"

"Aku di restoran dekat tempatmu bekerja, Mbak. Cepat ke sini sebelum waktu istirahat habis, kita makan siang bersama," ucap Adnan dari balik panggilan telepon.

"Heh, kamu kira ini kantor nenek moyangku apa? Kalau aku pergi menemui kamu sekarang, bisa-bisa aku dipecat," omel Hanna yang masih belum menyadari sudah jam istirahat.

"Ayolah, Mbak! Kamu belum pikun 'kan? Apa kamu dipaksa kerja rodi oleh atasanmu? Sampai waktunya untuk istirahat kamu masih bekerja."

Hanna termangu lalu melihat jam di dinding yang menunjukkan pukul 12.20. "Ya ampun, ternyata sudah siang," batin Hanna.

"Oke-oke, aku ke sana sekarang." Hanna langsung mematikan panggilan teleponnya dan merapikan meja kerjanya yang berantakan, lalu menyusul Adnan. Hanya butuh waktu lima menit untuk sampai restoran yang dimaksud Adnan.

"Akhirnya, datang juga," ucap Adnan saat Hanna menarik kursi lalu duduk berhadapan dengannya.

"Kalau pun aku nolak juga percuma, kamu pasti bakalan ngancam terus," cetus Hanna yang ditanggapi tawa oleh Adnan.

Semenjak pulang, dia sangat suka menjahili kakak iparnya itu, seperti hiburan tersendiri ketika melihat raut kesal Hanna. "Padahal aku cuma ngajak makan siang, loh, Mbak. Bukan ngajak kawin, eh, nikah maksudku. Jadi jangan cemberut gitu."

"Bisa stres aku lama-lama karena kelakuan kamu," ujar Hanna.

Di tempat yang sama, Ardiansyah sedang makan siang bersama Arga. Tanpa sengaja pandangannya terpaku pada Hanna yang berada tak jauh dari tempatnya makan. Dia melihat Hanna sedang berbicara dengan seorang pria yang duduk membelakanginya, sehingga dia tak dapat melihat wajah pria itu, yang tak lain Adnan.

"Siapa pria itu? Dari postur tubuh sepertinya bukan Wildan," batin Ardiansyah. Tiba-tiba saja ada yang berdenyut nyeri di hatinya, rasa cemburu pun mulai menyelusup saat melihat Hanna yang terlihat bahagia saat bersama Adnan.

"Apa aku memang tidak ditakdirkan untuk memilikimu, Han? Kenapa banyak sekali rintangan saat ingin mendekatimu? Apa aku harus mundur perlahan sebelum maju berjuang?" batin Ardiansyah sambil mengepalkan tangannya.

......................

Selesai makan siang, Hanna segera kembali ke kantor dan melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai. Adnan pun juga kembali ke kantor setelah makan siang bersama Hanna tadi.

Sesampainya di kantor, Adnan sudah ditunggu oleh mamanya.

"Dari mana kamu, Nan?" tanya Mama Ginan.

"Habis makan siang, Ma."

"Kamu makan siang di mana? Kok, lama banget."

"Ya ampun, Ma. Bukannya tadi Mama yang nyuruh Adnan buat ngajak makan siang Mbak Hanna. Mama nggak lupa 'kan?"

Mama Ginan menepuk pelan dahinya. "Hehe, iya, mama lupa. Terus Hanna gimana? Mau nggak?"

"Sudah pasti maulah. Mbak Hanna 'kan paling pengertian sama adik iparnya yang tampan ini, jadi nggak mungkin nolak," ucap Adnan dengan jumawa.

"Halah, mulai kumat narsisnya."

"Ini bukan narsis, Mama, tapi realita yang sebenarnya kalau anak Mama ini memang tampan," ujar Adnan sambil menaik turunkan alisnya.

"Iya-iya, saking tampannya sampai nggak ada satupun wanita yang deket kamu," sindir Mama Ginan.

"Eh." Adnan menggaruk kepalanya mendengar sindiran sang mama.

"Buruan cari istri sana, biar mama punya mantu lagi yang bisa diajak ke mana-mana."

"Andai istri bisa didownload, Ma. Mungkin sudah Adnan lakukan dari dulu, sayangnya ini nggak semudah mencari uban di kepala. Lagi pula Mama sudah ada mantu, tuh, bidadari kamarnya Kak Wildan."

"Siapa yang kamu maksud? Si pelakor itu? Dih, mending mama nggak usah punya mantu sekalian kalau modelan dia. Yang ada malah makan hati tiap hari. Dia aja tega jadi duri dalam rumah tangga orang lain."

"Terus yang Mama mau kayak gimana?" tanya Adnan.

"Maunya mama, sih. Kalau bisa yang kayak Hanna, apa adanya dan nggak neko-neko pastinya."

Adnan mengangguk paham. "Oh, gampang aja itu. Nanti kalau Mbak Hanna sudah jadi janda, Adnan tinggal nikahin aja dia biar aku nggak perlu repot mencari yang seperti Mbak Hanna."

Mama Ginan menatap Adnan dengan tatapan tak percaya, bisa-bisanya putra bungsunya punya pikiran seperti itu.

"Boleh juga, nanti mama bakal siapin acaranya yang paling meriah," ucap Mama Ginan dengan antusias.

"Eh, Adnan cuma bercanda, Ma. Kenapa malah diseriusin, sih?" protes Adnan.

"Terserah kamu, yang penting Hanna tetap jadi mantu kesayangan mama."

"Astaga, Mama." Adnan tak bisa berkata apa-apa, niat hati ucapannya tadi hanya candaan justru ditanggapi serius oleh mamanya.

"Mbak Hanna, tolong selamatkan aku," batin Adnan yang menenggelamkan wajahnya di bantal sofa.

Terpopuler

Comments

guntur 1609

guntur 1609

karna kau cemen. ardi. knp gak kau ubgkapkan

2024-11-06

1

Koni Dwi N

Koni Dwi N

maju terus adnan

2024-09-04

2

Nartik Najs

Nartik Najs

weweeooooo wbsuks dengan Adnan super super gogil deeh .duniaku menyala dgn candamu🤣🤣🤣👍

2024-08-26

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kenyataan Pahit
2 Bab 2. Tak Lagi Sama
3 Bab 3. Ardiansyah Mahendra
4 Bab 4. Kepulangan Adnan
5 Bab 5. Kepulangan Adnan (part 2)
6 Bab 6. Amarah Hanna
7 Bab 7. Wildan Yang Malang
8 Bab 8. Siapa Lelaki Itu?
9 Bab 9. Hari Pertama Bekerja
10 Bab 10. Bertemu Novita
11 Bab 11. Perdebatan Adnan dan Wildan
12 Bab 12. Suasana Yang Berbeda
13 Bab 13. Ipar Menyebalkan
14 Bab 14. ( Tanpa Judul )
15 Bab 15. Akhir Cerita Hanna dan Wildan
16 Bab 16. Lembaran Baru
17 Bab 17. Kebohongan Novita
18 Bab 18. Pengaggum Rahasia
19 Bab 19. Kiriman Paket Lagi
20 Bab 20. Senjata Makan Tuan
21 Bab 21. Gegana
22 Bab 22. Orang Tak Dikenal
23 Bab 23. Terjebak Perjanjian
24 Bab 24. Rencana Licik Novita
25 Bab 25. PMS
26 Bab 26. Wildan vs Frans
27 Bab 27. Welcome Baby Sean
28 Bab 28. Siapa Ibunya?
29 Bab 29. Hukum Tabur Tuai
30 Bab 30. Kejujuran yang Menyakitkan
31 Bab 31. Keikhlasan Hati
32 Bab 32. Permintaan Novita
33 Bab 33. Keputusan Papa Riswan
34 Bab 34. Adakah Harapan?
35 Bab 35. Memaafkan, Tidak untuk Melupakan
36 Bab 36. Kejadian Tak Terduga
37 Bab 37. Marry Me?
38 Bab 38. Hanya Milikku
39 Bab 39. Curcol
40 Bab 40. Menggapai Restu Atika
41 Bab 41. Canggung
42 Bab 42. Meminta Restu
43 Bab 43. Cemburu?
44 Bab 44. Cemburu? Part 2
45 Bab 45. Kekhawatiran Hanna
46 Bab 46. Perhatian Dari Hanna
47 Bab 47. Kabar Duka
48 Bab 48. Kabar Duka part 2
49 Bab 49. Rahasia Yang Terungkap
50 Bab 50. Pertemuan Yang Tak Disengaja
51 Bab 51. Hari Yang Dinanti
52 Bab 52. Lamaran
53 Bab 53. Undangan Pernikahan
54 Bab 54. Sah
55 Bab 55. Honeymoon
56 Bab 56. Honeymoon 2
57 Bab 57. Perubahan Sikap Hanna
58 Bab 58. Harapan Yang Terwujud
59 Bab 59. Kado Terindah
60 Bab 60. Kado Terindah part 2
61 Bab 61. Siaga
62 Bab 62. Ending
63 Pengumuman Karya Baru
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab 1. Kenyataan Pahit
2
Bab 2. Tak Lagi Sama
3
Bab 3. Ardiansyah Mahendra
4
Bab 4. Kepulangan Adnan
5
Bab 5. Kepulangan Adnan (part 2)
6
Bab 6. Amarah Hanna
7
Bab 7. Wildan Yang Malang
8
Bab 8. Siapa Lelaki Itu?
9
Bab 9. Hari Pertama Bekerja
10
Bab 10. Bertemu Novita
11
Bab 11. Perdebatan Adnan dan Wildan
12
Bab 12. Suasana Yang Berbeda
13
Bab 13. Ipar Menyebalkan
14
Bab 14. ( Tanpa Judul )
15
Bab 15. Akhir Cerita Hanna dan Wildan
16
Bab 16. Lembaran Baru
17
Bab 17. Kebohongan Novita
18
Bab 18. Pengaggum Rahasia
19
Bab 19. Kiriman Paket Lagi
20
Bab 20. Senjata Makan Tuan
21
Bab 21. Gegana
22
Bab 22. Orang Tak Dikenal
23
Bab 23. Terjebak Perjanjian
24
Bab 24. Rencana Licik Novita
25
Bab 25. PMS
26
Bab 26. Wildan vs Frans
27
Bab 27. Welcome Baby Sean
28
Bab 28. Siapa Ibunya?
29
Bab 29. Hukum Tabur Tuai
30
Bab 30. Kejujuran yang Menyakitkan
31
Bab 31. Keikhlasan Hati
32
Bab 32. Permintaan Novita
33
Bab 33. Keputusan Papa Riswan
34
Bab 34. Adakah Harapan?
35
Bab 35. Memaafkan, Tidak untuk Melupakan
36
Bab 36. Kejadian Tak Terduga
37
Bab 37. Marry Me?
38
Bab 38. Hanya Milikku
39
Bab 39. Curcol
40
Bab 40. Menggapai Restu Atika
41
Bab 41. Canggung
42
Bab 42. Meminta Restu
43
Bab 43. Cemburu?
44
Bab 44. Cemburu? Part 2
45
Bab 45. Kekhawatiran Hanna
46
Bab 46. Perhatian Dari Hanna
47
Bab 47. Kabar Duka
48
Bab 48. Kabar Duka part 2
49
Bab 49. Rahasia Yang Terungkap
50
Bab 50. Pertemuan Yang Tak Disengaja
51
Bab 51. Hari Yang Dinanti
52
Bab 52. Lamaran
53
Bab 53. Undangan Pernikahan
54
Bab 54. Sah
55
Bab 55. Honeymoon
56
Bab 56. Honeymoon 2
57
Bab 57. Perubahan Sikap Hanna
58
Bab 58. Harapan Yang Terwujud
59
Bab 59. Kado Terindah
60
Bab 60. Kado Terindah part 2
61
Bab 61. Siaga
62
Bab 62. Ending
63
Pengumuman Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!