Bab 18. Pengaggum Rahasia

Pagi-pagi sekali Hanna sudah sampai di kantor, dia sengaja datang lebih awal karena ingin menemui Widya. Duduk di ruang tunggu yang tak jauh dari meja resepsionis, Hanna sesekali memainkan ponselnya sembari menunggu kedatangan Widya.

Berselang lima belas menit, orang yang ditunggu-tunggu sudah datang. "Widya."

Widya yang baru meletakkan tas di loker langsung berjengkit kaget mendengar teriakan Hanna. "Mbak Hanna, bikin kaget aja. Untung aku nggak jantungan."

"Eh, maaf." Hanna nyengir kuda karena ucapan Widya.

"Wid, kemarin ada yang kirim paket buat aku, ya?"

"Em, kemarin ...," Widya tampak berpikir dan mengingat sesuatu.

"Oh, iya, Mbak. Kemarin memang ada yang nganter paket buat Mbak Hanna, kalau nggak salah buket bunga dan makanan."

"Kamu masih inget nggak ciri-ciri orangnya?"

Widya menggaruk kepalanya sambil menatap Hanna. "Yang antar ke sin,i tuh, satpam, Mbak, tapi aku sempat lihat sekilas pas dia kasih paket itu. Orangnya tinggi, badannya ideal, tapi sayang wajahnya tertutup masker jadi nggak bisa lihat secara langsung."

"Aduh, siapa, ya? Aku nggak ngerasa ada kenalan kayak yang kamu sebutin tadi," ucap Hanna dengan lesu.

"Gini aja, deh, Mbak. Kalau aku lihat orang itu datang lagi kasih paket, aku bakal langsung hubungi Mbak Hanna. Biar Mbak Hanna bisa lihat sendiri," usul Widya.

Hanna tampak menimbang usulan dari Widya yang ada benarnya. "Boleh, Wid. Kalau orangnya datang lagi, kamu langsung hubungi aku, ya."

"Siap, Mbak," jawab Widya sambil mengacungkan dua jempolnya.

Setelah bertemu dengan Widya, Hanna bergegas ke ruangannya. Sebelum masuk ruang kerjanya, dia pergi ke pantry lebih dulu untuk membuat secangkir kopi.

"Loh, Mbak Hanna tumben bikin kopi? Biasanya minum teh," ujar Eko yang baru sampai.

"Iya, lagi pengen aja. Biar kuat ngadepin tumpukan berkas yang siap untuk dieksekusi," ucap Hanna sekenanya.

"Jiah, udah kayak mau perang aja, Mbak."

"Anggap aja gitu, perang mental melawan banyaknya kerjaan," ucap Hanna diiringi tawa kecil.

"Aku ke ruangan dulu, ya," pamit Hanna pada Eko sambil membawa kopi yang dibuatnya tadi.

"Monggo, Mbak," balas Eko mempersilakan Hanna pergi.

**

Di lain tempat, seorang pria tengah berdiri menghadap jendela, memerhatikan lalu lalang kendaraan dari lantai atas gedung perusahaan.

"Syarifa Hanna. Sudah begitu lama aku memendam perasaan ini untukmu dan kali ini aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk mendapatkanmu. Aku rela kembali ke Indonesia setelah tahu kehidupanmu yang sekarang," gumam pria itu.

"Mungkin kamu tidak mengingatku saat ini, tapi aku akan berusaha membuatmu menjadi milikku dan mengingat siapa aku. Tunggu kedatanganku, Hanna. Dariku, penggemar rahasiamu sejak SMA dulu."

Pria itu membalikkan badan lalu berjalan menuju kursi kebesarannya, dia menghempaskan bobot tubuhnya seraya memandangi sebuah figura kecil yang berisi foto Hanna yang diambilnya secara diam-diam.

Dia mengeluarkan ponsel lalu menghubungi seseorang. "Kirimkan satu buket besar bunga lili putih ke Perusahaan Ard Corp, untuk sekertaris bernama Syarifa Hanna."

Usai mengucapkan itu, dia langsung mematikan sambungan teleponnya. Kemudian dia beralih membuka laptop dan mulai bekerja.

***

Di sebuah restoran, Novita merasakan nyeri hebat di perut bagian bawah. Dia berusaha sekuat tenaga menahan rasa nyeri yang tak tertahankan itu, dengan berjalan tertatih dia menuju laci untuk mengambil obat yang ada di dalam tas.

Setelah mendapatkan obatnya, Novita lekas meminum obat tersebut agar rasa nyeri di perutnya berangsur hilang. Dia bertekad akan mengumpulkan uang agar bisa melakukan tindakan operasi pengangkatan kista, sebelum waktu yang diberikan Wildan berakhir.

"Kamu pasti bisa, Novita. Kamu pasti bisa," ucap Novita menyemangati dirinya sendiri.

Usai rasa nyeri berangsur hilang, Novita kembali melanjutkan pekerjaannya. Meski dengan wajah yang sedikit pucat dan tubuh yang lemah, dia berusaha untuk tetap bisa melakukan pekerjaan.

Ketika jam kerjanya sudah habis, Novita tidak langsung pulang ke rumah, melainkan pergi ke suatu tempat yang sering dia datangi akhir-akhir ini. Sebuah taman yang jauh dari keramaian, yang kini jadi tempat favoritnya untuk berkeluh kesah.

"Berapa lama lagi aku harus menahan sakit ini sendirian? Ternyata aku tak sekuat itu menghadapi ini semua, aku butuh seseorang yang bisa memberikan support dan semangat agar aku bisa melaui setiap rasa sakit ini," ucap Novita yang mulai menumpahkan tangisannya.

Hatinya hancur, raganya seolah tak kuasa menahan beban berat yang ditanggungnya. Hidup memiliki pendamping, tetapi dia seperti hidup seorang diri. Tak ada lagi kasih sayang, cinta tulus dari sang suami.

Puas meluapkan isi hatinya, Novita beranjak berdiri dan pergi meninggalkan taman itu. Dia harus segera sampai rumah sebelum Wildan marah karena dia pulang telat.

Terpopuler

Comments

Diny Julianti (Dy)

Diny Julianti (Dy)

rasain, karma dunia aja lbh sakit gimana nanti

2024-10-28

1

Giantini

Giantini

kasian sebenarnya...tp ya itu dah karma yg harus dia tanggung...

2024-10-09

1

Koni Dwi N

Koni Dwi N

karmanya pelakor mulai dituai

2024-09-04

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kenyataan Pahit
2 Bab 2. Tak Lagi Sama
3 Bab 3. Ardiansyah Mahendra
4 Bab 4. Kepulangan Adnan
5 Bab 5. Kepulangan Adnan (part 2)
6 Bab 6. Amarah Hanna
7 Bab 7. Wildan Yang Malang
8 Bab 8. Siapa Lelaki Itu?
9 Bab 9. Hari Pertama Bekerja
10 Bab 10. Bertemu Novita
11 Bab 11. Perdebatan Adnan dan Wildan
12 Bab 12. Suasana Yang Berbeda
13 Bab 13. Ipar Menyebalkan
14 Bab 14. ( Tanpa Judul )
15 Bab 15. Akhir Cerita Hanna dan Wildan
16 Bab 16. Lembaran Baru
17 Bab 17. Kebohongan Novita
18 Bab 18. Pengaggum Rahasia
19 Bab 19. Kiriman Paket Lagi
20 Bab 20. Senjata Makan Tuan
21 Bab 21. Gegana
22 Bab 22. Orang Tak Dikenal
23 Bab 23. Terjebak Perjanjian
24 Bab 24. Rencana Licik Novita
25 Bab 25. PMS
26 Bab 26. Wildan vs Frans
27 Bab 27. Welcome Baby Sean
28 Bab 28. Siapa Ibunya?
29 Bab 29. Hukum Tabur Tuai
30 Bab 30. Kejujuran yang Menyakitkan
31 Bab 31. Keikhlasan Hati
32 Bab 32. Permintaan Novita
33 Bab 33. Keputusan Papa Riswan
34 Bab 34. Adakah Harapan?
35 Bab 35. Memaafkan, Tidak untuk Melupakan
36 Bab 36. Kejadian Tak Terduga
37 Bab 37. Marry Me?
38 Bab 38. Hanya Milikku
39 Bab 39. Curcol
40 Bab 40. Menggapai Restu Atika
41 Bab 41. Canggung
42 Bab 42. Meminta Restu
43 Bab 43. Cemburu?
44 Bab 44. Cemburu? Part 2
45 Bab 45. Kekhawatiran Hanna
46 Bab 46. Perhatian Dari Hanna
47 Bab 47. Kabar Duka
48 Bab 48. Kabar Duka part 2
49 Bab 49. Rahasia Yang Terungkap
50 Bab 50. Pertemuan Yang Tak Disengaja
51 Bab 51. Hari Yang Dinanti
52 Bab 52. Lamaran
53 Bab 53. Undangan Pernikahan
54 Bab 54. Sah
55 Bab 55. Honeymoon
56 Bab 56. Honeymoon 2
57 Bab 57. Perubahan Sikap Hanna
58 Bab 58. Harapan Yang Terwujud
59 Bab 59. Kado Terindah
60 Bab 60. Kado Terindah part 2
61 Bab 61. Siaga
62 Bab 62. Ending
63 Pengumuman Karya Baru
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab 1. Kenyataan Pahit
2
Bab 2. Tak Lagi Sama
3
Bab 3. Ardiansyah Mahendra
4
Bab 4. Kepulangan Adnan
5
Bab 5. Kepulangan Adnan (part 2)
6
Bab 6. Amarah Hanna
7
Bab 7. Wildan Yang Malang
8
Bab 8. Siapa Lelaki Itu?
9
Bab 9. Hari Pertama Bekerja
10
Bab 10. Bertemu Novita
11
Bab 11. Perdebatan Adnan dan Wildan
12
Bab 12. Suasana Yang Berbeda
13
Bab 13. Ipar Menyebalkan
14
Bab 14. ( Tanpa Judul )
15
Bab 15. Akhir Cerita Hanna dan Wildan
16
Bab 16. Lembaran Baru
17
Bab 17. Kebohongan Novita
18
Bab 18. Pengaggum Rahasia
19
Bab 19. Kiriman Paket Lagi
20
Bab 20. Senjata Makan Tuan
21
Bab 21. Gegana
22
Bab 22. Orang Tak Dikenal
23
Bab 23. Terjebak Perjanjian
24
Bab 24. Rencana Licik Novita
25
Bab 25. PMS
26
Bab 26. Wildan vs Frans
27
Bab 27. Welcome Baby Sean
28
Bab 28. Siapa Ibunya?
29
Bab 29. Hukum Tabur Tuai
30
Bab 30. Kejujuran yang Menyakitkan
31
Bab 31. Keikhlasan Hati
32
Bab 32. Permintaan Novita
33
Bab 33. Keputusan Papa Riswan
34
Bab 34. Adakah Harapan?
35
Bab 35. Memaafkan, Tidak untuk Melupakan
36
Bab 36. Kejadian Tak Terduga
37
Bab 37. Marry Me?
38
Bab 38. Hanya Milikku
39
Bab 39. Curcol
40
Bab 40. Menggapai Restu Atika
41
Bab 41. Canggung
42
Bab 42. Meminta Restu
43
Bab 43. Cemburu?
44
Bab 44. Cemburu? Part 2
45
Bab 45. Kekhawatiran Hanna
46
Bab 46. Perhatian Dari Hanna
47
Bab 47. Kabar Duka
48
Bab 48. Kabar Duka part 2
49
Bab 49. Rahasia Yang Terungkap
50
Bab 50. Pertemuan Yang Tak Disengaja
51
Bab 51. Hari Yang Dinanti
52
Bab 52. Lamaran
53
Bab 53. Undangan Pernikahan
54
Bab 54. Sah
55
Bab 55. Honeymoon
56
Bab 56. Honeymoon 2
57
Bab 57. Perubahan Sikap Hanna
58
Bab 58. Harapan Yang Terwujud
59
Bab 59. Kado Terindah
60
Bab 60. Kado Terindah part 2
61
Bab 61. Siaga
62
Bab 62. Ending
63
Pengumuman Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!