Bab 3. Ardiansyah Mahendra

Hari ini Hanna lalui dengan mengurung diri di kamar, seolah kehidupannya sekarang lebih nyaman menyendiri. Bahkan, saat sang suami yang hendak berpamitan ke kantor pun, dia hanya menemui di depan pintu kamar.

Usai sang suami berangkat, Hanna kembali masuk ke kamar dan sibuk melihat perkembangan bisnisnya yang di kelola kakaknya. Dia memang belum bercerita tentang masalah rumah tangganya, dia hanya tidak ingin membebani sang kakak yang saat ini sedang hamil 5 bulan.

Tentunya, bisnis yang dimiliki Hanna tersebut tak diketahui oleh siapa pun termasuk Wildan. Semua dia lakukan semata untuk masa depannya dan anak mereka kelak. Akan tetapi, belum sempat dia diberikan kesempatan menimang seorang bayi, justru sang suami telah berani mengkhianati ikatan suci pernikahan mereka.

Hal itu tentu menjadi pukulan tersendiri bagi Hanna, segala impian dan harapan yang dia rajut kini harus sirna sebelum terbentuk sempurna. Dan yang menghancurkan adalah lelaki yang bergelar suaminya.

Saat sedang fokus dengan laptopnya, terdengar seseorang mengetuk pintu kamarnya. Hanna yang sudah tahu siapa orangnya pun mengizinkan untuk masuk.

"Mbak, aku mau bicara," ucap Novita setelah diizinkan masuk.

"Bicara soal apa?" tanya Hanna tanpa mengalihkan perhatiannya pada laptop.

"Aku tahu Mbak Hanna masih belum bisa menerimaku, tapi bisakah kita hidup seperti layaknya orang normal? Aku janji tidak akan menuntut apa pun, Mbak. Bahkan, jika harus merelakan waktu Mas Wildan lebih banyak untuk Mbak Hanna," ujar Novita.

Seketika Hanna menghentikan gerakan jarinya, dia tak menyangka jika madunya berani berbicara hal itu. Apakah sebagi sesama wanita dia tak punya perasaan?

"Gampang banget, ya, kamu ngomong kayak gitu? Posisikan aku ini sebagai kamu, bagaimana perasaan kamu ketika orang yang kamu anggap sangat setia, ternyata tega menikah dengan wanita lain tanpa sepengetahuanmu?"

Kali ini Novita tak bisa membantah ucapan Hanna yang memang sepenuhnya benar, bahka dia tahu jika lelaki yang menikahinya telah beristri.

"Aku rasa kamu juga sudah tahu jika Mas Wildan sudah beristri, tapi kamu masih tetap mau menikah dengan dia. Di mana hati nurani kamu sebagai wanita? Sebegitu rendahkah harga dirimu sampai kamu rela dinikahi pria beristri?" lanjut Hanna dengan emosi yang sudah menggebu.

"Cukup, Mbak!" sentak Novita.

"Aku tahu, aku salah dalam hal ini, tapi bisakah kita hidup normal biar aku nggak selalu dihantui rasa bersalah karena sudah menyakiti kamu," ucap Novita diiringi isak tangis.

"Aku bukan malaikat, Nov. Jadi, jangan pernah minta aku untuk hidup sesuai kemauanmu itu. Karena prinsip hidupku, aku tak pernah mau berbagi apa pun, termasuk suami. Aku diam bukan berarti aku kalah dan mengalah, tapi karena aku sedang mempersiapkan diri untuk pergi dari kehidupan kalian," ujar Hanna.

"Jika sudah tidak ada yang dibicarakan, silakan, keluar dari kamarku," sambung Hanna lalu kembali fokus dengan laptop.

Dengan hati yang berkecamuk, Novita pergi meninggalkan kamar Hanna. Jujur saja, dia hanya ingin hidup damai tanpa dibayangi rasa bersalah. Dia tak berniat menyakiti hati Hanna, tapi dia juga sangat mencintai Wildan dan tak ingin kehilangan lelaki itu. Katakanlah dia egois, ingin bahagia di atas penderitaan wanita lain.

......................

Malam harinya, Wildan merasa ada yang aneh dengan istri mudanya itu. Wanita itu lebih banyak diam dan melamun, tak seperti biasanya yang selalu ceria saat dia sudah pulang dari kantor.

"Kamu kenapa dari tadi diam melamun terus? Apa Hanna sudah menyakiti kamu?" tanya Wildan seraya menggenggam lembut tangan Novita.

Novita buru-buru menyanggah pertanyaan sang suami karena tak ingin Wildan berasumsi buruk tentang Hanna. "Enggak, kok, Mas. Mbak Hanna sama sekali nggak nyakitin aku, bahkan seharian ini Mbak Hanna nggak keluar dari kamar."

Novita sengaja tak menceritakan tentang kejadian siang tadi. Dia tak ingin terjadi pertengkaran di rumah itu yang kemudian akan semakin menambah rasa bersalahnya.

"Nggak keluar kamar seharian?" tanya Wildan memastikan.

"Iya, Mas. Aku ajak untuk makan siang bersama saja Mbak Hanna menolak, dia makan setelah aku selesai makan," terang Novita.

"Ya sudah, mungkin dia masih butuh waktu buat menerima keadaan yang sekarang," ucap Wildan.

"Mas .... Apa nggak sebaiknya kamu bagi waktu untuk aku dan Mbak Hanna? Semenjak aku di sini, kamu lebih intens bersamaku dibanding Mbak Hanna yang seharusnya jauh lebih diutamakan. Kalau kamu lebih condong ke aku, itu sama saja kamu telah berbuat dzalim pada Mbak Hanna karena kamu lalai dengan kewajiban dan tanggung jawab sebagai seorang suami," tutur Novita.

"Mbak Hanna masih sah istri kamu, Mas. Dia masih berhak mendapatkan nafkah lahir dan batin dari kamu. Jangan karena ada aku di sini, kamu jadi mengabaikan dia," sambung Novita.

Wildan mulai merenungkan perkataan Novita, dia akui selama menikah lagi, dia memang hampir tak pernah memerhatikan Hanna yang jelas-jelas lebih berhak atas dirinya.

Kesenangan sesaat telah membutakan hatinya, dia tak pernah meluangkan waktu sejenak sekadar mengobrol berdua dengan Hanna. Dia benar-benar merutuki kebodohannya yang secara tak langsung telah menyakiti dan menghancurkan perasaan sang istri.

***

Pukul 9 malam, Wildan memberanikan diri untuk masuk ke kamar utama, yakni kamarnya bersama dengan Hanna dulu. Saat pintu terbuka, suasana yang dia rasakan sangat berbeda. Terasa lebih dingin dan sunyi, seperti tak ada penghuninya.

Perlahan kakinya melangkah menuju balkon kamar, menyusul sang istri yang sedang duduk di sana. Setelah langkahnya semakin mendekat, dia bisa melihat dengan jelas raut bahagia yang terpancar dari wajah Hanna. Meski, raut bahagia itu bukan karenanya, tetapi dari seseorang yang tengah menelepon sang istri.

Samar-samar dia mendengar percakapan antara Hanna dan si penelepon. Hingga perkataan terakhir Hanna, membuat mematung dengan dada yang bergemuruh sebab sang istri menyebut nama seorang pria yang sangat dikenalinya.

"Ardiansyah Mahendra," gumam Wildan.

"Ada hubungan apa Hanna dengan temannya itu? Nggak mungkin jika Hanna berselingkuh di belakangku," batin Wildan.

Tak ingin larut dalam asumsi yang belum pasti, Wildan memberanikan diri untuk bersuara seolah dia baru datang.

"Han," panggil Wildan.

Hanna segera menoleh saat dirinya dipanggil, dia segera mengakhiri panggilan karena tak ingin sang suami mendengar obrolannya meski sebenarnya Wildan sudah mencuri dengar sebelumnya.

"Ada apa? Sudah malam, kenapa Mas ke sini? Kasihan nanti Novita nyariin kamu, disangkanya aku yang minta kamu buat ke sini." Hanna berkata seraya berjalan masuk dan menutup pintu yang menghubungkan ke balkon.

"Justru aku ke sini karena Novita yang minta," ujar Wildan.

Hanna tersenyum sinis mendengar ucapan sang suami. "Ya, aku tau. Secara kamu sudah tidak membutuhkanku, jadi buat apa datang ke mari."

"Bukan begitu maksudku, Han," sanggah Wildan.

"Lalu apa? Bukannya sudah jelas? Selama kamu ada istri baru, apa pernah kamu melihat aku? Menganggap bahwa aku ini adalah istri kamu. Enggak 'kan? Karena yang ada di pikiran dan hatimu sekarang hanya Novita, Novita, dan Novita. Jadi kamu nggak perlu menyanggah ataupun membuat alasan yang membuatku semakin membencimu," sela Hanna.

"Lebih baik kamu keluar sekarang! Aku mau istirahat," ucap Hanna mengusir sang suami.

Wildan yang menyadari Hanna dalam kondisi emosi terpaksa mengurungkan niatnya, tetapi sebelum pergi dia memberanikan diri untuk menanyakan ada hubungan apa Hanna dengan Ardiansyah.

"Oke, aku akan keluar, tapi sebelum itu aku ingin bertanya. Ada hubungan apa kamu dengan Ardiansyah?"

"Apa itu hal penting yang harus aku jawab, Tuan Wildan? Mau aku berhubungan dengan siapa pun itu sudah bukan urusanmu lagi. Sebab aku masih bisa menjaga batasan dalam sebuah hubungan, jangan samakan aku dengan kamu," ketus Hanna.

Akhirnya, Wildan meninggalkan kamar dengan perasaan tak karuan. Dia pun memutuskan untuk mencari tahu sendiri perihal Hanna dengan Ardiansyah. Karena dia tidak pernah rela Hanna berpaling pada lelaki lain.

Terpopuler

Comments

martina melati

martina melati

enak banget ngomong lancar seperti air mengalir... apa gk mikir panjang nih... gk takut apa menularkn penyakit kelamin? main celup2

2025-03-21

1

Jetty Eva

Jetty Eva

NAH KAN APA KUBILANG...DIA SELINGKUH N MENIKAH TANPA PERSETUJUAN ISTRI EH DIA GA MAU ISTRIX DIAMBIL LELAKI LAIN😁😁😁

2025-04-01

1

martina melati

martina melati

egoiskn.... dia sendiri boleh cari isteri baru... mengapa istri ngobrol dg pria rasa gk rela???

2025-03-21

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kenyataan Pahit
2 Bab 2. Tak Lagi Sama
3 Bab 3. Ardiansyah Mahendra
4 Bab 4. Kepulangan Adnan
5 Bab 5. Kepulangan Adnan (part 2)
6 Bab 6. Amarah Hanna
7 Bab 7. Wildan Yang Malang
8 Bab 8. Siapa Lelaki Itu?
9 Bab 9. Hari Pertama Bekerja
10 Bab 10. Bertemu Novita
11 Bab 11. Perdebatan Adnan dan Wildan
12 Bab 12. Suasana Yang Berbeda
13 Bab 13. Ipar Menyebalkan
14 Bab 14. ( Tanpa Judul )
15 Bab 15. Akhir Cerita Hanna dan Wildan
16 Bab 16. Lembaran Baru
17 Bab 17. Kebohongan Novita
18 Bab 18. Pengaggum Rahasia
19 Bab 19. Kiriman Paket Lagi
20 Bab 20. Senjata Makan Tuan
21 Bab 21. Gegana
22 Bab 22. Orang Tak Dikenal
23 Bab 23. Terjebak Perjanjian
24 Bab 24. Rencana Licik Novita
25 Bab 25. PMS
26 Bab 26. Wildan vs Frans
27 Bab 27. Welcome Baby Sean
28 Bab 28. Siapa Ibunya?
29 Bab 29. Hukum Tabur Tuai
30 Bab 30. Kejujuran yang Menyakitkan
31 Bab 31. Keikhlasan Hati
32 Bab 32. Permintaan Novita
33 Bab 33. Keputusan Papa Riswan
34 Bab 34. Adakah Harapan?
35 Bab 35. Memaafkan, Tidak untuk Melupakan
36 Bab 36. Kejadian Tak Terduga
37 Bab 37. Marry Me?
38 Bab 38. Hanya Milikku
39 Bab 39. Curcol
40 Bab 40. Menggapai Restu Atika
41 Bab 41. Canggung
42 Bab 42. Meminta Restu
43 Bab 43. Cemburu?
44 Bab 44. Cemburu? Part 2
45 Bab 45. Kekhawatiran Hanna
46 Bab 46. Perhatian Dari Hanna
47 Bab 47. Kabar Duka
48 Bab 48. Kabar Duka part 2
49 Bab 49. Rahasia Yang Terungkap
50 Bab 50. Pertemuan Yang Tak Disengaja
51 Bab 51. Hari Yang Dinanti
52 Bab 52. Lamaran
53 Bab 53. Undangan Pernikahan
54 Bab 54. Sah
55 Bab 55. Honeymoon
56 Bab 56. Honeymoon 2
57 Bab 57. Perubahan Sikap Hanna
58 Bab 58. Harapan Yang Terwujud
59 Bab 59. Kado Terindah
60 Bab 60. Kado Terindah part 2
61 Bab 61. Siaga
62 Bab 62. Ending
63 Pengumuman Karya Baru
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab 1. Kenyataan Pahit
2
Bab 2. Tak Lagi Sama
3
Bab 3. Ardiansyah Mahendra
4
Bab 4. Kepulangan Adnan
5
Bab 5. Kepulangan Adnan (part 2)
6
Bab 6. Amarah Hanna
7
Bab 7. Wildan Yang Malang
8
Bab 8. Siapa Lelaki Itu?
9
Bab 9. Hari Pertama Bekerja
10
Bab 10. Bertemu Novita
11
Bab 11. Perdebatan Adnan dan Wildan
12
Bab 12. Suasana Yang Berbeda
13
Bab 13. Ipar Menyebalkan
14
Bab 14. ( Tanpa Judul )
15
Bab 15. Akhir Cerita Hanna dan Wildan
16
Bab 16. Lembaran Baru
17
Bab 17. Kebohongan Novita
18
Bab 18. Pengaggum Rahasia
19
Bab 19. Kiriman Paket Lagi
20
Bab 20. Senjata Makan Tuan
21
Bab 21. Gegana
22
Bab 22. Orang Tak Dikenal
23
Bab 23. Terjebak Perjanjian
24
Bab 24. Rencana Licik Novita
25
Bab 25. PMS
26
Bab 26. Wildan vs Frans
27
Bab 27. Welcome Baby Sean
28
Bab 28. Siapa Ibunya?
29
Bab 29. Hukum Tabur Tuai
30
Bab 30. Kejujuran yang Menyakitkan
31
Bab 31. Keikhlasan Hati
32
Bab 32. Permintaan Novita
33
Bab 33. Keputusan Papa Riswan
34
Bab 34. Adakah Harapan?
35
Bab 35. Memaafkan, Tidak untuk Melupakan
36
Bab 36. Kejadian Tak Terduga
37
Bab 37. Marry Me?
38
Bab 38. Hanya Milikku
39
Bab 39. Curcol
40
Bab 40. Menggapai Restu Atika
41
Bab 41. Canggung
42
Bab 42. Meminta Restu
43
Bab 43. Cemburu?
44
Bab 44. Cemburu? Part 2
45
Bab 45. Kekhawatiran Hanna
46
Bab 46. Perhatian Dari Hanna
47
Bab 47. Kabar Duka
48
Bab 48. Kabar Duka part 2
49
Bab 49. Rahasia Yang Terungkap
50
Bab 50. Pertemuan Yang Tak Disengaja
51
Bab 51. Hari Yang Dinanti
52
Bab 52. Lamaran
53
Bab 53. Undangan Pernikahan
54
Bab 54. Sah
55
Bab 55. Honeymoon
56
Bab 56. Honeymoon 2
57
Bab 57. Perubahan Sikap Hanna
58
Bab 58. Harapan Yang Terwujud
59
Bab 59. Kado Terindah
60
Bab 60. Kado Terindah part 2
61
Bab 61. Siaga
62
Bab 62. Ending
63
Pengumuman Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!