Bab 4. Kepulangan Adnan

Hari ini Wildan sengaja tak pergi ke kantor, hal itu lantaran semalam dia yang tanpa sengaja mendengar Hanna menyebut nama Ardiansyah. Dia tak ingin jika Hanna diam-diam menemui pria itu, apalagi semenjak tahu pria itu menyukai istrinya.

"Mas, kenapa belum siap-siap ke kantor?" tanya Novita yang baru selesai mandi.

"Hari ini aku nggak ke kantor dulu. Aku masih harus bicara dengan Hanna karena semalam dia sudah tidur," jawab Wildan.

"Oh, ya sudah. Aku mau ke dapur siapin sarapan," pamit Novita.

"Sayang, tunggu," panggil Wildan saat Novita sudah di ambang pintu hendak keluar.

"Iya, Mas," balas Novita.

Wildan beranjak mendekati Novita lalu memegang tangannya, dia ingin meminta izin untuk pergi bersama Hanna.

"Boleh tidak, nanti aku pergi ke luar dengan Hanna? Tidak lama, kok, aku hanya ingin berbicara banyak dengan dia," tanya Wildan.

"Boleh, kok, Mas. kenapa harus izin ke aku? Mbak Hanna jauh lebih berhak atas diri kamu, jadi kalau kamu mau pergi dengannya nggak masalah," jelas Novita.

Sebenarnya ada rasa tak rela melihat sang suami berduaan dengan Hanna, tetapi dia harus sadar akan posisinya sebab posisi Hanna jauh lebih tinggi dibanding dirinya yang hanya berstatus istri siri.

Usai mendapatkan izin dari Novita, Wildan langsung bergegas mandi dan bersiap untuk mengajak Hanna pergi berdua. Selesai mandi dan bersiap, Wildan menghampiri Hanna yang masih setia menyendiri di kamar.

"Han, boleh aku masuk?" tanya Wildan setelah mengetuk pintu.

"Masuk saja, pintunya nggak dikunci," sahut Hanna dari dalam.

Wildan memutar handel pintu hingga pintu terbuka lalu menutupnya kembali. Kedatangannya pun diacuhkan oleh Hanna yang hanya fokus dengan buku bacaan di tangannya.

"Han," panggil Wildan sembari menyentuh telapak tangan Hanna.

Hanna yang mulai terusik, langsung menutup bukunya dan menatap sang suami yang duduk di hadapannya.

"Ada apa lagi?" tanya Hanna dengan datar.

"Setelah sarapan aku mau ajak kamu pergi, mau 'kan?"

"Ke mana?" tanya Hanna lagi.

"Ke tempat biasa, aku ingin leluasa ngobrol sama kamu," terang Wildan.

Hanna menaikkan sebelah alisnya, memastikan ucapan yang didengarnya bukanlah halusinasi.

"Apa istrimu tahu? Aku nggak mau dalam masalah karena pergi denganmu," pungkas Hanna.

"Han, kamu juga istriku, sampai kapan pun kamu tetap istriku. Lagi pula Novita sudah mengizinkan kita untuk pergi berdua," jelas Wildan.

"Terserah kamu saja, asal jika ada masalah dengan istrimu itu aku tidak mau disangkut pautkan," tandas Hanna.

"Iya, aku pastikan tidak akan ada masalah."

Hanna hanya mengangkat kedua bahunya, masa bodoh. Baginya tidak terlibat masalah dengan istri muda suaminya itu sudah lebih dari cukup.

...****************...

Sesuai perkataannya tadi, selesai sarapan Wildan mengajak Hanna pergi. Meninggalkan Novita dengan segudang rasa cemburu, meski dia tahu bahwa Hanna jauh lebih menderita dan itu juga karenanya.

Sepanjang perjalanan Hanna lebih banyak diam sambil melihat pemandangan luar jendela mobil, sedangkan Wildan yang fokus dengan kemudinya juga bingung memulai pembicaraan. Sehingga yang terasa hanya keheningan sejak berangkat hingga sampai tempat yang dituju.

Sesampainya di tempat yang dituju, Wildan segera memarkirkan mobilnya. Setelah mobil terparkir, tanpa menunggu sang suami, Hanna keluar dari mobil terlebih dahulu.

Hanna berjalan meninggalkan sang suami yang baru keluar dari mobil. Sebuah danau yang dulu menjadi tempat favoritnya bersama sang suami ketika menghabiskan waktu berdua. Namun, kali ini tempat itu terasa berbeda, seolah menyayat kembali hatinya yang belum sembuh akibat pengkhianatan sang suami.

Saat Hanna tengah larut dengan pikirannya, Wildan sudah berada di belakang tubuh sang istri lalu memeluknya. Tubuh Hanna seketika menegang saat menyadari tangan sang suami sudah melingkar di perutnya.

"Maafin aku, Han. Aku bukan suami yang baik buat kamu, maafin aku," ucap Wildan lalu menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Hanna.

"Aku tahu, aku salah, tapi tolong jangan diamkan aku seperti ini," sambung Wildan.

"Aku bukan Aisyah, Mas. Yang punya kesabaran dan hati yang kuat, saat suaminya menikah lagi. Jadi, tanpa harus aku jabarkan, tentunya kamu sudah tahu seberapa besar dan dalamnya luka yang telah kamu torehkan," ujar Hanna.

"Jika kamu meminta maaf padaku, aku sudah maafkan, tapi jika untuk kembali seperti dulu, mohon maaf aku tidak bisa. Hatiku sudah mati rasa sejak kamu mengatakan telah menikah lagi tanpa sepengetahuanku, bahkan dengan lantangnya kamu mengatakan, dengan ataupun tanpa persetujuanku kamu akan tetap menikah. Apa pernah sedikitpun kamu memikirkan betapa hancurnya aku saat itu? Tentu tidak 'kan. Karena yang ada di pikiranmu hanya bagaimana caramu bisa segera mendapatkan seorang keturunan yang bukan dari rahimku," lanjut Hanna dengan suara bergetar.

Mati-matian dia memendam rasa sakit itu, tapi hati ini dia harus membuka lagi luka yang masih basah. Dia sudah berusaha untuk tetap kuat dan tegar, nyatanya dia tak sekuat dan setegar itu.

"Mulai saat ini, lebih baik kita jalani kehidupan masing-masing. Aku dengan hidupku sendiri dan kamu dengan kehidupanmu saat ini bersama Novita. Aku akan tetap bertahan sampai aku benar-benar menyerah dan mengakhiri semuanya. Pulanglah! Aku akan menenangkan diriku tanpa diganggu oleh siapa pun."

Hanna melepas tangan Wildan yang masih melingkar di perutnya, kemudian dia berjalan meninggalkan Wildan dengan segenap rasa bersalah.

"Separah itukah lukamu, Han. Hingga kamu tak memberiku kesempatan untuk memperbaiki semuanya," batin Wildan yang menatap kepergian Hanna.

......................

Di dalam taksi, Hanna tak bisa membendung lagi air matanya. Isakan kecil yang tertahan pun terdengar dari mulutnya. Untuk saat ini dia hanya butuh ketenangan hati, dinding yang diciptakannya agar tak terlihat lemah di mata suaminya kini runtuh sudah.

Entah berapa lama dia akan bertahan dengan kehidupan yang dijalaninya saat ini? Dia seolah tengah menenggak racun yang begitu mematikan.

Di tengah isakan tangisnya, terdengar dering panggilan masuk di ponsel miliknya. Hanna segera membuka tas dan mengambil ponselnya. Tertera di layar nama sang ibu mertua yang menelepon.

"Halo, Ma," ucap Hanna dengan suara setenang mungkin.

"Kamu di mana, Han?" tanya Mama Ginan.

"Hanna lagi di jalan ini, Ma. Ada apa, ya?"

"Begini, kalau kamu nggak sibuk, bisa ke rumah mama tidak? Tolong buatkan kue, soalnya hari ini Adnan pulang," jelas Mama Ginan.

"Bisa, kok, Ma. Sekarang juga Hanna ke sana, Mama tolong siapkan saja bahannya," ujar Hanna.

"Oke, mama tunggu. Makasih, ya."

"Iya, Ma, sama-sama."

Setelah panggilan terputus, Hanna meminta supir taksi untuk mengantarkan dia ke alamat mertuanya. Dua puluh menit kemudian, taksi yang ditumpangi Hanna sudah berhenti di depan gerbang rumah mertuanya. Usai membayar dan keluar dari taksi, dia segera masuk ke rumah mertuanya.

"Loh, Non Hanna sendirian aja?" tanya Pak Kusno, satpam di rumah mertuanya.

"Iya, Pak. Tadi kebetulan pas lagi di luar terus mama telepon disuruh ke sini, jadi sekalian aja," jawab Hanna dengan ramah.

Ketika gerbang sudah dibuka Pak Kusno, Hanna bergegas ke dalam rumah dan mencari ibu mertuanya.

"Mama," panggil Hanna saat melihat ibu mertuanya tengah sibuk di dapur.

"Iya, Han. Sini, mama udah siapin bahan untuk kuenya."

Hanna mendekati Mama Ginan lalu dia meletakkan tasnya di meja dapur kemudian mengambil celemek dan memakainya. Tanpa sengaja, tatapan Mama Ginan tertuju pada mata Hanna yang terlihat sembab.

"Kamu tadi habis dari mana, Han?" tanya Mama Ginan mencoba mengorek informasi, meski beliau sendiri tak yakin sang menantu akan jujur dengan masalahnya.

"Oh, tadi cuma habis jalan-jalan aja, Ma. Cari suasana biar nggak bosan di rumah terus," jawab Hanna.

Mendengar jawaban menantunya, Mama Ginan tak lagi bertanya, tetapi beliau tahu jika Hanna sedang tidak baik-baik saja.

Satu jam berlalu, Hanna sudah menyelesaikan membuat kue, tinggal dipindah ke piring saji. Sementara Mama Ginan juga sudah selesai dengan masakannya.

"Pulang nanti saja, ya. Tunggu Adnan sampai rumah, sebentar lagi pasti sampai."

Benar saja, baru beberapa saat dibicarakan, mobil yang menjemput Adnan sudah sampai. Mama Ginan dan Hanna bergegas menyambut kedatangan Adnan.

Terpopuler

Comments

Jetty Eva

Jetty Eva

KOCAK...MENIKAH DIAM" TUH LEBIH SAKIT DR PD DIPUTUSIN PACAR...COBA TUKARAN T4..ISTRI CERAIKAN KAMU LALU MENIKAH LAGI TANPA KAMU TAU KLO KAMU HANYALAH MANTAN....PASTI NGAMUK...

2025-04-01

1

martina melati

martina melati

pasti donk terluka... kalo posisi dtuker bgm? wildan jd wanita dan hanna jd lelaki yg beristri lg bgm???

2025-03-21

1

May Keisya

May Keisya

laki gendeng

2024-11-25

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kenyataan Pahit
2 Bab 2. Tak Lagi Sama
3 Bab 3. Ardiansyah Mahendra
4 Bab 4. Kepulangan Adnan
5 Bab 5. Kepulangan Adnan (part 2)
6 Bab 6. Amarah Hanna
7 Bab 7. Wildan Yang Malang
8 Bab 8. Siapa Lelaki Itu?
9 Bab 9. Hari Pertama Bekerja
10 Bab 10. Bertemu Novita
11 Bab 11. Perdebatan Adnan dan Wildan
12 Bab 12. Suasana Yang Berbeda
13 Bab 13. Ipar Menyebalkan
14 Bab 14. ( Tanpa Judul )
15 Bab 15. Akhir Cerita Hanna dan Wildan
16 Bab 16. Lembaran Baru
17 Bab 17. Kebohongan Novita
18 Bab 18. Pengaggum Rahasia
19 Bab 19. Kiriman Paket Lagi
20 Bab 20. Senjata Makan Tuan
21 Bab 21. Gegana
22 Bab 22. Orang Tak Dikenal
23 Bab 23. Terjebak Perjanjian
24 Bab 24. Rencana Licik Novita
25 Bab 25. PMS
26 Bab 26. Wildan vs Frans
27 Bab 27. Welcome Baby Sean
28 Bab 28. Siapa Ibunya?
29 Bab 29. Hukum Tabur Tuai
30 Bab 30. Kejujuran yang Menyakitkan
31 Bab 31. Keikhlasan Hati
32 Bab 32. Permintaan Novita
33 Bab 33. Keputusan Papa Riswan
34 Bab 34. Adakah Harapan?
35 Bab 35. Memaafkan, Tidak untuk Melupakan
36 Bab 36. Kejadian Tak Terduga
37 Bab 37. Marry Me?
38 Bab 38. Hanya Milikku
39 Bab 39. Curcol
40 Bab 40. Menggapai Restu Atika
41 Bab 41. Canggung
42 Bab 42. Meminta Restu
43 Bab 43. Cemburu?
44 Bab 44. Cemburu? Part 2
45 Bab 45. Kekhawatiran Hanna
46 Bab 46. Perhatian Dari Hanna
47 Bab 47. Kabar Duka
48 Bab 48. Kabar Duka part 2
49 Bab 49. Rahasia Yang Terungkap
50 Bab 50. Pertemuan Yang Tak Disengaja
51 Bab 51. Hari Yang Dinanti
52 Bab 52. Lamaran
53 Bab 53. Undangan Pernikahan
54 Bab 54. Sah
55 Bab 55. Honeymoon
56 Bab 56. Honeymoon 2
57 Bab 57. Perubahan Sikap Hanna
58 Bab 58. Harapan Yang Terwujud
59 Bab 59. Kado Terindah
60 Bab 60. Kado Terindah part 2
61 Bab 61. Siaga
62 Bab 62. Ending
63 Pengumuman Karya Baru
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab 1. Kenyataan Pahit
2
Bab 2. Tak Lagi Sama
3
Bab 3. Ardiansyah Mahendra
4
Bab 4. Kepulangan Adnan
5
Bab 5. Kepulangan Adnan (part 2)
6
Bab 6. Amarah Hanna
7
Bab 7. Wildan Yang Malang
8
Bab 8. Siapa Lelaki Itu?
9
Bab 9. Hari Pertama Bekerja
10
Bab 10. Bertemu Novita
11
Bab 11. Perdebatan Adnan dan Wildan
12
Bab 12. Suasana Yang Berbeda
13
Bab 13. Ipar Menyebalkan
14
Bab 14. ( Tanpa Judul )
15
Bab 15. Akhir Cerita Hanna dan Wildan
16
Bab 16. Lembaran Baru
17
Bab 17. Kebohongan Novita
18
Bab 18. Pengaggum Rahasia
19
Bab 19. Kiriman Paket Lagi
20
Bab 20. Senjata Makan Tuan
21
Bab 21. Gegana
22
Bab 22. Orang Tak Dikenal
23
Bab 23. Terjebak Perjanjian
24
Bab 24. Rencana Licik Novita
25
Bab 25. PMS
26
Bab 26. Wildan vs Frans
27
Bab 27. Welcome Baby Sean
28
Bab 28. Siapa Ibunya?
29
Bab 29. Hukum Tabur Tuai
30
Bab 30. Kejujuran yang Menyakitkan
31
Bab 31. Keikhlasan Hati
32
Bab 32. Permintaan Novita
33
Bab 33. Keputusan Papa Riswan
34
Bab 34. Adakah Harapan?
35
Bab 35. Memaafkan, Tidak untuk Melupakan
36
Bab 36. Kejadian Tak Terduga
37
Bab 37. Marry Me?
38
Bab 38. Hanya Milikku
39
Bab 39. Curcol
40
Bab 40. Menggapai Restu Atika
41
Bab 41. Canggung
42
Bab 42. Meminta Restu
43
Bab 43. Cemburu?
44
Bab 44. Cemburu? Part 2
45
Bab 45. Kekhawatiran Hanna
46
Bab 46. Perhatian Dari Hanna
47
Bab 47. Kabar Duka
48
Bab 48. Kabar Duka part 2
49
Bab 49. Rahasia Yang Terungkap
50
Bab 50. Pertemuan Yang Tak Disengaja
51
Bab 51. Hari Yang Dinanti
52
Bab 52. Lamaran
53
Bab 53. Undangan Pernikahan
54
Bab 54. Sah
55
Bab 55. Honeymoon
56
Bab 56. Honeymoon 2
57
Bab 57. Perubahan Sikap Hanna
58
Bab 58. Harapan Yang Terwujud
59
Bab 59. Kado Terindah
60
Bab 60. Kado Terindah part 2
61
Bab 61. Siaga
62
Bab 62. Ending
63
Pengumuman Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!