Bab 2. Tak Lagi Sama

Hari-hari dilalui Hanna seperti biasanya, tetapi ada satu hal yang berbeda. Jika dulu dia selalu menyiapkan segala keperluan sang suami, kini dia tak lagi melakukan hal itu. Sebab sudah ada Novita yang kini telah menjadi istri Wildan, yang berarti adalah madunya.

Pagi ini dia telah bersiap untuk pergi ke suatu tempat, saat melewati ruang tengah langkah kakinya terhenti karena panggilan dari sang suami.

"Kamu mau ke mana sepagi ini sudah rapi?" tanya Wildan dengan sorot mata mencari tahu.

"Aku ada perlu sama seseorang pagi ini," jawab Hanna seperlunya.

"Sarapan dulu, Mbak. Aku udah masak tadi," sela Novita yang baru dari dapur bermaksud mengajak sang suami untuk sarapan.

"Makasih, aku sarapan di luar aja. Kasihan kalau temanku nanti nunggu terlalu lama," tolak Hanna.

Seketika senyum yang tergambar di bibir Novita pun hilang, berganti dengan mimik wajah sendu. Sementara Wildan yang melihat raut sendu istri barunya itu mencoba untuk membujuk Hanna agar mau menerima ajakan Novita.

"Menunggu sebentar juga nggak akan membuat temanmu marah, Han. Setidaknya hargai usaha Novita yang udah menyiapkan sarapan buat kita," ucap Wildan.

Dengan tatapan sinisnya, Hanna pun menjawab, "Lebih tepatnya sarapan untuk kalian berdua, Mas. Karena aku juga nggak nyuruh dia buat bikinin aku sarapan. Jadi, kalau mau sarapan, silakan! Sebab aku lebih menghargai perasaan temanku yang sudah sabar menunggu karena harus meladeni kalian pagi ini."

Tanpa menunggu ucapan Wildan yang akan membuatnya telat pergi, Hanna segera keluar dan menuju garasi. Dia menyalakan mobil lalu memacu kendaraannya ke tempat yang akan dituju.

Sementara itu, Wildan berusaha menghibur Novita agar sabar karena Hanna yang mungkin belum bisa menerima pernikahan mereka.

"Jangan putus asa, ya. Aku yakin secepatnya Hanna akan menerima kamu sebagai madunya," ucap Wildan.

"Iya, Mas," balas Novita disertai seulas senyuman.

***

Di sebuah perusahaan yang cukup besar, Hanna menuju ruangan CEO yang merupakan temannya sewaktu kecil. sesampainya di ruangan yang dia tuju, dia sudah disambut ramah oleh sekertaris temannya.

"Selamat datang, Nona. Bu Annisa sudah menunggu di dalam," sambut Maria, yang merupakan sekertaris teman Hanna.

"Terima kasih, saya ke dalam dulu," balas Hanna dengan ramah.

Tanpa mengetuk pintu, Hanna membuka pintu dan mengucap salam, "Assalamu'alaikum, An."

"Wa'alaikumsalam. Hanna, kamu udah datang. Silakan, duduk," jawab Annisa dan mempersilakan Hanna untuk duduk di sofa.

"Ya ampun, seneng banget aku bisa ketemu kamu lagi," ujar Annisa sambil memeluk Hanna penuh rindu.

"Aku juga seneng bisa ketemu kamu dan sekarang kamu sudah semakin sukses," timpal Hanna tak lupa membalas pelukan Annisa.

Mereka pun bercerita tentang masa kecil saat masih bersama hingga terpisah karena orang tua Hanna yang harus pindah ke luar kota.

"An, kamu lagi ada lowongan nggak?" tanya Hanna.

"Buat siapa?" Annisa balik bertanya dengan tatapan penuh selidik.

Sesaat Hanna bingung harus menjelaskan bagaimana. Karena dia tak berniat menceritakan masalah yang tengah dihadapinya, tapi jika tak berkata jujur tentang alasannya mencari pekerjaan, dia khawatir Annisa akan kecewa padanya.

"Sebenarnya ...," Hanna pun mau tak mau harus menceritakan semuanya, tentang dirinya yang dipoligami tanpa sepengetahuannya dan madunya yang tinggal satu atap dengannya.

Terlihat dengan jelas raut muka Annisa berubah menjadi emosi, bukan tanpa alasan sebab dia sangat menyayangi Hanna layaknya saudara sendiri. Bahkan dia yang sudah mengenal Hanna sejak lama pun tak pernah membuat Hanna sakit hati.

"Keterlaluan sekali Wildan, mentang-mentang dia kepala keluarga jadi berbuat seenaknya. Kamu kenapa nggak tuntut dia di pengadilan? Wildan menikah lagi tanpa persetujuan kamu sebagai istri pertama yang sah secara agama maupun negara," ucap Annisa.

Hanna mengembuskan napas perlahan, pandangannya lurus ke depan seolah itu bukan masalah besar baginya.

"Untuk apa mempertahankan lelaki seperti Mas Wildan? Aku bertahan semata ingin menyelamatkan apa yang telah menjadi hakku. Karena sedikitpun aku tidak akan rela wanita itu mendapat apa yang dimiliki Mas Wildan saat ini."

Hanna menatap Annisa dan kembali melanjutkan ucapannya, "Aku tidak ingin dianggap lemah jika harus mundur secepat ini, An. Aku sudah tak peduli dengan apa yang dia lakukan, yang aku fokuskan saat ini hanyalah mentalku aman dan bahagia dengan caraku."

Annisa menggenggam erat jemari Hanna, seolah dia sedang melihat Hanna kecil yang begitu tanggung dan pantang menyerah selagi dia benar.

"Apa pun keputusanmu, aku akan selalu mendukungmu. Bagiku, melihatmu hidup bahagia adalah yang paling penting," ucap Annisa.

"Jadi, bagaimana? Ada lowongan kerja tidak?" tanya Hanna.

"Untuk saat ini aku lagi nggak ada, Han. Nanti aku coba tanyakan pada temanku, barangkali dia sedang butuh karyawan di kantornya," jelas Annisa.

"Oke, nggak apa-apa. Kabari saja kalau memang ada lowongan," ucap Hanna.

"Pasti," balas Annisa.

......................

Sepulang dari kantor Annisa tadi, Hanna sengaja tak langsung pulang ke rumah, melainkan pulang ke rumah mertuanya.

"Han, kalau ada apa-apa atau kamu butuh bantuan, jangan segan buat kabari mama, ya! Mama memang orang tua kandung Wildan, tapi mama juga tidak membenarkan kelakuannya itu. Bagi mama, siapa yang benar itu yang akan mama bela," ucap Mama Ginan.

"Iya, Ma. Hanna pasti akan kasih tahu Mama jika Hanna perlu bantuan," balas Hanna.

"Untuk sekarang, apa yang kamu rencanakan? Nggak mungkin 'kan kalau kamu seterusnya bakal hidup satu atap dengan wanita itu?" tanya Mama Ginan.

"Saat ini Hanna belum merencanakan apa pun, hanya saja Hanna akan bertahan demi menyelamatkan hak Hanna selama ini. Setelah itu terwujud, kemungkinan Hanna akan pergi dari kehidupan mereka," ungkap Hanna.

" Maksud kamu cerai?" tanya Mama Ginan memastikan dan dijawab anggukan oleh Hanna.

Mama Ginan menghela napas panjang, beliau sudah terlanjur menyayangi Hanna dan tak ingin Hanna pergi. Akan tetapi, perbuatan putra sulungnya memang sudah sangat keterlaluan, beliau pun tak bisa memaksa sang menantu untuk terus tetap bertahan.

"Lakukan apa yang menurutmu baik, Han. Mama akan selalu mendukung keputusanmu jika memang itu yang terbaik. Satu yang mama minta dari kamu ...,"

"Apa, Ma?" tanya Hanna saat ibu mertuanya menghentikan ucapannya.

"Jangan pernah lupakan mama dan papa. Anggap kami seperti orang tua kandungmu, yang akan selalu ada untukmu," lanjut Mama Ginan.

"Iya, Ma. Bagi Hanna, kalianlah keluarga Hanna satu-satunya yang Hanna punya."

Mama Ginan pun lekas memeluk Hanna, mencurahkan rasa sayang kepadan sang menantu.

****

Menjelang Maghrib, Hanna baru sampai rumah. Dilihatnya mobil Wildan sudah terparkir di garasi, dia pun segera memarkirkan mobilnya.

Sambil mengucap salam dalam hati, Hanna membuka pintu rumah dan langsung disambut tatapan tajam sang suami.

"Bagus, ya. Pergi dari pagi, jam segini baru pulang. Ke mana aja kamu? Apa kamu nggak ingat kalau punya suami, hah? Bukannya bantu Novita urus rumah, malah kelayapan nggak jelas," ucap Wildan dengan suara lantang.

Tanpa rasa takut, Hanna mendekati Wildan lalu menatap tajam balik sang suami.

"Sudah selesai bicaranya? Boleh aku yang berbicara sekarang?"

Hanna menarik napas panjang untuk mengontrol emosinya karena dia masih mengingat jika pria di depannya ini adalah suaminya.

"Dengar, ya, Mas. Mulai saat ini aku akan mencari kebahagiaanku sendiri. Apa kamu lupa kalau kamu itu seorang imam? Yang mana jika imam itu melakukan sesuatu pasti akan diikuti oleh makmumnya. Seperti yang kamu lakukan, kamu mencari kepuasanmu sendiri dan aku pun begitu selagi tidak di luar batas wajar seperti kamu yang diam-diam menikah lagi tanpa sepengetahuanku."

Hanna membalikkan badan dan bersiap melangkah pergi dari hadapan Wildan, tetapi baru beberapa langkah dia kembali berhenti dan berbalik menatap sang suami.

"Satu lagi, aku tidak meminta istri mudamu untuk mengurus pekerjaan rumah. Kalau memang dia keberatan, kamu kerjakan saja seorang pembantu untuk mengurus rumah. Karena menurutku percuma jika aku harus ikut turun tangan membantu pekerjaan rumah sebab selama ini pengabdianku tak pernah dihargai."

Usai mengucapkan itu, Hanna segera berjalan menuju kamarnya tanpa menghiraukan sang suami yang mematung karena perubahan sikapnya.

Terpopuler

Comments

martina melati

martina melati

iy... tanpa ijin dari isteri pertama berpoligami... zinah tuh namany!

2025-03-21

1

Sandisalbiah

Sandisalbiah

good job Hanna.. paling suka dgn perempuan tanggu

2025-03-22

1

guntur 1609

guntur 1609

hana yg bodoh. cari k3bahagiaanmu yg tertunfa. tk pa tkng selingkuh bin sampah dioertahankan

2024-11-06

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kenyataan Pahit
2 Bab 2. Tak Lagi Sama
3 Bab 3. Ardiansyah Mahendra
4 Bab 4. Kepulangan Adnan
5 Bab 5. Kepulangan Adnan (part 2)
6 Bab 6. Amarah Hanna
7 Bab 7. Wildan Yang Malang
8 Bab 8. Siapa Lelaki Itu?
9 Bab 9. Hari Pertama Bekerja
10 Bab 10. Bertemu Novita
11 Bab 11. Perdebatan Adnan dan Wildan
12 Bab 12. Suasana Yang Berbeda
13 Bab 13. Ipar Menyebalkan
14 Bab 14. ( Tanpa Judul )
15 Bab 15. Akhir Cerita Hanna dan Wildan
16 Bab 16. Lembaran Baru
17 Bab 17. Kebohongan Novita
18 Bab 18. Pengaggum Rahasia
19 Bab 19. Kiriman Paket Lagi
20 Bab 20. Senjata Makan Tuan
21 Bab 21. Gegana
22 Bab 22. Orang Tak Dikenal
23 Bab 23. Terjebak Perjanjian
24 Bab 24. Rencana Licik Novita
25 Bab 25. PMS
26 Bab 26. Wildan vs Frans
27 Bab 27. Welcome Baby Sean
28 Bab 28. Siapa Ibunya?
29 Bab 29. Hukum Tabur Tuai
30 Bab 30. Kejujuran yang Menyakitkan
31 Bab 31. Keikhlasan Hati
32 Bab 32. Permintaan Novita
33 Bab 33. Keputusan Papa Riswan
34 Bab 34. Adakah Harapan?
35 Bab 35. Memaafkan, Tidak untuk Melupakan
36 Bab 36. Kejadian Tak Terduga
37 Bab 37. Marry Me?
38 Bab 38. Hanya Milikku
39 Bab 39. Curcol
40 Bab 40. Menggapai Restu Atika
41 Bab 41. Canggung
42 Bab 42. Meminta Restu
43 Bab 43. Cemburu?
44 Bab 44. Cemburu? Part 2
45 Bab 45. Kekhawatiran Hanna
46 Bab 46. Perhatian Dari Hanna
47 Bab 47. Kabar Duka
48 Bab 48. Kabar Duka part 2
49 Bab 49. Rahasia Yang Terungkap
50 Bab 50. Pertemuan Yang Tak Disengaja
51 Bab 51. Hari Yang Dinanti
52 Bab 52. Lamaran
53 Bab 53. Undangan Pernikahan
54 Bab 54. Sah
55 Bab 55. Honeymoon
56 Bab 56. Honeymoon 2
57 Bab 57. Perubahan Sikap Hanna
58 Bab 58. Harapan Yang Terwujud
59 Bab 59. Kado Terindah
60 Bab 60. Kado Terindah part 2
61 Bab 61. Siaga
62 Bab 62. Ending
63 Pengumuman Karya Baru
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab 1. Kenyataan Pahit
2
Bab 2. Tak Lagi Sama
3
Bab 3. Ardiansyah Mahendra
4
Bab 4. Kepulangan Adnan
5
Bab 5. Kepulangan Adnan (part 2)
6
Bab 6. Amarah Hanna
7
Bab 7. Wildan Yang Malang
8
Bab 8. Siapa Lelaki Itu?
9
Bab 9. Hari Pertama Bekerja
10
Bab 10. Bertemu Novita
11
Bab 11. Perdebatan Adnan dan Wildan
12
Bab 12. Suasana Yang Berbeda
13
Bab 13. Ipar Menyebalkan
14
Bab 14. ( Tanpa Judul )
15
Bab 15. Akhir Cerita Hanna dan Wildan
16
Bab 16. Lembaran Baru
17
Bab 17. Kebohongan Novita
18
Bab 18. Pengaggum Rahasia
19
Bab 19. Kiriman Paket Lagi
20
Bab 20. Senjata Makan Tuan
21
Bab 21. Gegana
22
Bab 22. Orang Tak Dikenal
23
Bab 23. Terjebak Perjanjian
24
Bab 24. Rencana Licik Novita
25
Bab 25. PMS
26
Bab 26. Wildan vs Frans
27
Bab 27. Welcome Baby Sean
28
Bab 28. Siapa Ibunya?
29
Bab 29. Hukum Tabur Tuai
30
Bab 30. Kejujuran yang Menyakitkan
31
Bab 31. Keikhlasan Hati
32
Bab 32. Permintaan Novita
33
Bab 33. Keputusan Papa Riswan
34
Bab 34. Adakah Harapan?
35
Bab 35. Memaafkan, Tidak untuk Melupakan
36
Bab 36. Kejadian Tak Terduga
37
Bab 37. Marry Me?
38
Bab 38. Hanya Milikku
39
Bab 39. Curcol
40
Bab 40. Menggapai Restu Atika
41
Bab 41. Canggung
42
Bab 42. Meminta Restu
43
Bab 43. Cemburu?
44
Bab 44. Cemburu? Part 2
45
Bab 45. Kekhawatiran Hanna
46
Bab 46. Perhatian Dari Hanna
47
Bab 47. Kabar Duka
48
Bab 48. Kabar Duka part 2
49
Bab 49. Rahasia Yang Terungkap
50
Bab 50. Pertemuan Yang Tak Disengaja
51
Bab 51. Hari Yang Dinanti
52
Bab 52. Lamaran
53
Bab 53. Undangan Pernikahan
54
Bab 54. Sah
55
Bab 55. Honeymoon
56
Bab 56. Honeymoon 2
57
Bab 57. Perubahan Sikap Hanna
58
Bab 58. Harapan Yang Terwujud
59
Bab 59. Kado Terindah
60
Bab 60. Kado Terindah part 2
61
Bab 61. Siaga
62
Bab 62. Ending
63
Pengumuman Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!