Bab 13. Ipar Menyebalkan

Hari-hari berlalu begitu cepat, tak terasa sebulan sudah Hanna mengajukan gugatan di pengadilan agama. Kini dia akan datang ke pengadilan untuk melakukan mediasi, meski keputusannya tetaplah ingin berpisah.

Hanna bersikap biasa saja saat bertemu Wildan, tetapi lain halnya dengan sang suami yang sebentar lagi akan menjadi mantan, menatapnya penuh rindu. Rasa cinta pada sang istri masih sama seperti dulu, tetapi karena perbuatanya yang tak bisa menahan iman hingga membuatnya memilih menikah kedua kalinya, dia tak lagi menemukan sorot penuh cinta dari Hanna. Yang tersisa hanyalah sorot kekecewaan dan ketidak pedulian.

Keduanya memasuki ruang mediasi bersama tanpa ada percakapan apa pun. Yang Hanna inginkan hanyalah gugatannya segera terkabul dan hubungannya dengan Wildan segera berakhir, agar tak ada beban yang ditanggungnya lagi.

Setelah melakukan mediasi, jalan akhir yang ditempuh tetaplah perceraian. Wildan pun hanya bisa pasrah dengan keputusan Hanna.

"Hanna tunggu." Wildan menghentikan langkah kaki Hanna yang hendak masuk mobil.

"Ada apa lagi?" tanya Hanna dengan datar.

"Apa kamu sudah yakin dengan keputusanmu ini, Han? Apa kamu benar-benar ingin berpisah darimu? Apa sudah tak ada sedikit saja rasa cinta di hatimu?" cecar Wildan.

Hanna melipat kedua tangannya di depan dada. "Apa kamu masih belum sadar juga, Mas? Apa kamu pikir rasa cinta itu masih ada saat kamu sudah menghancurkannya dengan keputusanmu yang ingin menikah lagi? Kamu tahu cermin 'kan? Rasa cintaku ibarat cermin yang terjatuh di batu, hancur dalam sekejap mata tanpa bisa diperbaiki lagi. Jadi, untuk apa kamu pertanyakan lagi soal rasa cintaku? Semuanya sudah lenyap bersamaan dengan pengkhianatanmu."

Tanpa menghiraukan Wildan, Hanna segera masuk mobil dan mengendarainya lalu meninggalkan area pengadilan agama.

Hari ini Hanna tak bekerja karena dia sudah meminta izin untuk cuti sehari dan Ardiansyah pun mengizinkan tanpa ada drama. Saat sedang di perjalanan, dia mendapat telepon dari adik iparnya, Adnan.

"Halo," sapa Hanna.

"Halo, Mbak. Lagi di mana sekarang?" tanya Adnan.

"Aku lagi di perjalanan dari pengadilan. Kenapa?"

"Nanti siang ke kantor, ya. Sekalian bawain makan siang buat aku," pinta Adnan.

"Hah! Kamu kira aku istrimu, sampe harus nganterin makan siang buat kamu?" omel Hanna.

"Ya, anggep aja latihan, Mbak. Siapa tahu kamu memang jodohku," goda Adnan.

"Dih, nggak usah berhayal terlalu tinggi, nanti tertampar kenyataan yang nggak sesuai ekspektasi," ujar Hanna yang ditanggapi tawa oleh Adnan.

"Terserah, deh. Pokoknya kamu harus ke sini bawa makan siang, kalau enggak ...,"

"Kalau enggak apa?" sela Hanna.

"Aku bakal bongkar rahasia kamu di depan Kak Wildan dan mama papa."

"Kamu, tuh, lama-lama nyebelin, ya," gerutu Hanna.

"Biarin. Sekarang pilihan ada di tangan Mbak Hanna, bye bye."

Saat akan melayangkan protes, panggilan sudah dimatikan oleh Adnan.

"Dasar ipar nggak ada akhlak," omel Hanna setelah menyimpan ponselnya di dasbor mobil.

...****************...

Setelah hari menjelang siang, rupanya Hanna menuruti keinginan Adnan agar ke kantor dan membawakan makan siang. Sesampainya di kantor, Hanna disambut ramah oleh resepsionis.

"Selamat siang, Bu Hanna," sapa seorang karyawan yang berpapasan dengannya.

"Siang juga," balas Hanna dengan ramah.

"Hanna." Saat akan masuk lift, suara yang sangat familiar memanggil namanya.

"Kamu ngapain ke sini? Itu makanan buat siapa?"

Baru saja hendak menjawab pertanyaan Wildan, suara Adnan menyela obrolan itu. "Sudah datang ternyata. Kenapa nggak langsung ke ruanganku?"

"Apa maksudmu menyuruh Hanna ke ruanganmu?" tanya Wildan dengan raut wajah cemburu.

"Loh, memangnya ada yang salah kalau aku minta Mbak Hanna buat nganter makan siang ke sini?"

"Dia masih istriku dan kamu nggak ada hal untuk meminta dia mengantar makan siang untuk kamu," sentak Wildan.

"Lebih tepatnya calon mantan istri. Karena setelah kalian resmi bercerai, aku yang akan menggantikan posisimu sebagai suaminya." Ucapan Adnan tersebut langsung ditanggapi sorot mata tajam oleh Hanna.

"Aku nggak akan biarin kamu memiliki Hanna."

"Memang apa hakmu melarangku memiliki Mbak Hanna? Toh, sebentar lagi kalian sudah bukan suami istri, jadi nggak ada larangan buat aku deketin dia."

Hanna yang sudah tak tahan dengan perdebatan kakak adik itu, langsung menarik tangan Adnan dan berjalan memasuki lift. Sebelum pintu lift tertutup sempurna, Adnan menjulurkan lidahnya pada Wildan seolah tengah mengejek sang kakak.

"Bisa nggak, sih, nggak usah cari penyakit?" omel Hanna.

"Siapa juga yang cari penyakit?"

"Kamulah, siapa lagi memangnya?"

"Aku nggak cari penyakit, ya, Mbak. Aku bicara sesuai fakta, emangnya Mbak Hanna nggak mau nikah sama aku? Aku nggak kayak Kak Wildan, jadi nggak perlu khawatir aku bakal menduakan kamu," goda Adnan sambil menarik turunkan kedua alisnya.

"Nggak usah ngarep, deh. Siapa juga yang mau punya suami petakilan dan banyak tingkah kayak kamu," gerutu Hanna.

"Awas, nanti kamu beneran jatuh cinta ke aku, loh, Mbak," ucap Adnan yang masih terus menggoda Hanna.

"Terserah apa katamu, Nan. Aku yang waras mending ngalah aja," pungkas Hanna.

Kini giliran Adnan yang melotot karena secara tak langsung Hanna mengatai dirinya gila. "Sungguh teganya dirimu, Mbak."

Terpopuler

Comments

Koni Dwi N

Koni Dwi N

Adnan gokil jg nih

2024-09-04

2

Shepty Ani

Shepty Ani

jd bingung mau jodohin sama adnan atau sama adrian hmm

2024-07-01

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kenyataan Pahit
2 Bab 2. Tak Lagi Sama
3 Bab 3. Ardiansyah Mahendra
4 Bab 4. Kepulangan Adnan
5 Bab 5. Kepulangan Adnan (part 2)
6 Bab 6. Amarah Hanna
7 Bab 7. Wildan Yang Malang
8 Bab 8. Siapa Lelaki Itu?
9 Bab 9. Hari Pertama Bekerja
10 Bab 10. Bertemu Novita
11 Bab 11. Perdebatan Adnan dan Wildan
12 Bab 12. Suasana Yang Berbeda
13 Bab 13. Ipar Menyebalkan
14 Bab 14. ( Tanpa Judul )
15 Bab 15. Akhir Cerita Hanna dan Wildan
16 Bab 16. Lembaran Baru
17 Bab 17. Kebohongan Novita
18 Bab 18. Pengaggum Rahasia
19 Bab 19. Kiriman Paket Lagi
20 Bab 20. Senjata Makan Tuan
21 Bab 21. Gegana
22 Bab 22. Orang Tak Dikenal
23 Bab 23. Terjebak Perjanjian
24 Bab 24. Rencana Licik Novita
25 Bab 25. PMS
26 Bab 26. Wildan vs Frans
27 Bab 27. Welcome Baby Sean
28 Bab 28. Siapa Ibunya?
29 Bab 29. Hukum Tabur Tuai
30 Bab 30. Kejujuran yang Menyakitkan
31 Bab 31. Keikhlasan Hati
32 Bab 32. Permintaan Novita
33 Bab 33. Keputusan Papa Riswan
34 Bab 34. Adakah Harapan?
35 Bab 35. Memaafkan, Tidak untuk Melupakan
36 Bab 36. Kejadian Tak Terduga
37 Bab 37. Marry Me?
38 Bab 38. Hanya Milikku
39 Bab 39. Curcol
40 Bab 40. Menggapai Restu Atika
41 Bab 41. Canggung
42 Bab 42. Meminta Restu
43 Bab 43. Cemburu?
44 Bab 44. Cemburu? Part 2
45 Bab 45. Kekhawatiran Hanna
46 Bab 46. Perhatian Dari Hanna
47 Bab 47. Kabar Duka
48 Bab 48. Kabar Duka part 2
49 Bab 49. Rahasia Yang Terungkap
50 Bab 50. Pertemuan Yang Tak Disengaja
51 Bab 51. Hari Yang Dinanti
52 Bab 52. Lamaran
53 Bab 53. Undangan Pernikahan
54 Bab 54. Sah
55 Bab 55. Honeymoon
56 Bab 56. Honeymoon 2
57 Bab 57. Perubahan Sikap Hanna
58 Bab 58. Harapan Yang Terwujud
59 Bab 59. Kado Terindah
60 Bab 60. Kado Terindah part 2
61 Bab 61. Siaga
62 Bab 62. Ending
63 Pengumuman Karya Baru
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab 1. Kenyataan Pahit
2
Bab 2. Tak Lagi Sama
3
Bab 3. Ardiansyah Mahendra
4
Bab 4. Kepulangan Adnan
5
Bab 5. Kepulangan Adnan (part 2)
6
Bab 6. Amarah Hanna
7
Bab 7. Wildan Yang Malang
8
Bab 8. Siapa Lelaki Itu?
9
Bab 9. Hari Pertama Bekerja
10
Bab 10. Bertemu Novita
11
Bab 11. Perdebatan Adnan dan Wildan
12
Bab 12. Suasana Yang Berbeda
13
Bab 13. Ipar Menyebalkan
14
Bab 14. ( Tanpa Judul )
15
Bab 15. Akhir Cerita Hanna dan Wildan
16
Bab 16. Lembaran Baru
17
Bab 17. Kebohongan Novita
18
Bab 18. Pengaggum Rahasia
19
Bab 19. Kiriman Paket Lagi
20
Bab 20. Senjata Makan Tuan
21
Bab 21. Gegana
22
Bab 22. Orang Tak Dikenal
23
Bab 23. Terjebak Perjanjian
24
Bab 24. Rencana Licik Novita
25
Bab 25. PMS
26
Bab 26. Wildan vs Frans
27
Bab 27. Welcome Baby Sean
28
Bab 28. Siapa Ibunya?
29
Bab 29. Hukum Tabur Tuai
30
Bab 30. Kejujuran yang Menyakitkan
31
Bab 31. Keikhlasan Hati
32
Bab 32. Permintaan Novita
33
Bab 33. Keputusan Papa Riswan
34
Bab 34. Adakah Harapan?
35
Bab 35. Memaafkan, Tidak untuk Melupakan
36
Bab 36. Kejadian Tak Terduga
37
Bab 37. Marry Me?
38
Bab 38. Hanya Milikku
39
Bab 39. Curcol
40
Bab 40. Menggapai Restu Atika
41
Bab 41. Canggung
42
Bab 42. Meminta Restu
43
Bab 43. Cemburu?
44
Bab 44. Cemburu? Part 2
45
Bab 45. Kekhawatiran Hanna
46
Bab 46. Perhatian Dari Hanna
47
Bab 47. Kabar Duka
48
Bab 48. Kabar Duka part 2
49
Bab 49. Rahasia Yang Terungkap
50
Bab 50. Pertemuan Yang Tak Disengaja
51
Bab 51. Hari Yang Dinanti
52
Bab 52. Lamaran
53
Bab 53. Undangan Pernikahan
54
Bab 54. Sah
55
Bab 55. Honeymoon
56
Bab 56. Honeymoon 2
57
Bab 57. Perubahan Sikap Hanna
58
Bab 58. Harapan Yang Terwujud
59
Bab 59. Kado Terindah
60
Bab 60. Kado Terindah part 2
61
Bab 61. Siaga
62
Bab 62. Ending
63
Pengumuman Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!