Bab 5. Kepulangan Adnan (part 2)

Sejak tadi ponsel milik Hanna terus berdering, tentu saja itu telepon dari Wildan. Sebab Hanna sengaja diminta menginap di rumah mertuanya untuk menenangkan diri, lantaran Mama Ginan sudah tau jika kondisi hati Hanna sedang tidak baik-baik saja.

Saking kesalnya karena panggilan tak kunjung berhenti, Hanna pun mematikan ponselnya. Dia memilih keluar dari kamar dan ke dapur untuk membuat minuman hangat.

"Mbak Hanna ngapain jam segini masih di dapur?" tanya Adnan yang hendak mengambil air minum.

"Kamu sendiri kenapa belum tidur?" Hanna justru melempar balik pertanyaan pada Adnan.

"Mau ambil air minum, tadi lupa belum diisi tekonya," jawab Adnan sembari menunjukkan teko di tangannya.

Hanna hanya ber-oh ria lalu melanjutkan membuat minuman karena airnya sudah mendidih. Saat sedang menuang air panas di cangkir, gerakan tangan Hanna terhenti karena ucapan sang ipar.

"Mas Wildan lagi dinas luar kota, ya, Mbak? Kok, nggak ke sini dari tadi."

"Iya, dia ada kerjaan ke luar kota,"jawab Hanna.

Adnan mengangguk paham, meski sebenarnya dia tahu kakak iparnya sedang berbohong. Terlihat dari gerak tubuhnya yang terlihat gelisah, ditambah lagi saat dia tanpa sengaja melihat sebuah postingan yang menandai akun sosmed Wildan. Dia tahu betul akun itu bukan milik Hanna karena isi postingan tersebut, yaitu ucapan terima kasih yang disertai foto punggung tangan yang memakai cincin di jari manis.

Sepeninggal Adnan, Hanna segera membawa minumannya ke kamar. Dia menikmati secangkir coklat panas di balkon kamar sambil melihat pemandangan langit malam hari.

Langit yang terlihat begitu terang dihiasi rembulan dan ribuan bintang yang berkerlipan. Mungkin pemandangan malam hari akan menjadi favoritnya mulai saat ini.

"Pa, Ma, Hanna rindu kalian. Andai papa dan mama masih ada, mungkin Hanna nggak akan sehancur dan seterpuruk ini. Hanna butuh pelukan dan dukungan dari kalian," ucap Hanna yang pandangannya fokus pada langit. Seolah kedua orang tuanya ada di sana.

**

Usai mandi dan berganti pakaian, Hanna sudah bersiap untuk pulang karena sore nanti dia akan berkunjung ke rumah kakaknya yang akan mengadakan acara syukuran butik yang baru dibuka.

Seketika dia teringat ponsel yang dimatikan semalam, dia bergegas mengambil ponselnya dan mengaktifkan kembali. Sambil menunggu ponselnya aktif, Hanna merias wajahnya dengan bedak dan memoles bibirnya dengan lipstik tipis agar tidak kelihatan pucat.

Setelah beberapa saat, ponselnya sudah aktif. Dia lantas mengeceknya, banyak panggilan tak terjawab dan beberapa pesan dari Wildan, Atika, hingga teman dekatnya. Hanna yang belum tahu postingan yang dibuat oleh Novita menganggap banyaknya pesan masuk itu hanyalah pesan biasa dan dia pun tidak membukanya.

"Pagi semuanya," sapa Hanna saat ikut bergabung di meja makan bersama mertua dan adik iparnya.

"Pagi juga, Han," balas Papa Riswan.

"Sarapan dulu, Han," ajak Mama Ginan.

"Iya, Ma."

Hanna mengambil nasi, sayur, serta lauk pauk. Dia segera menyantap sarapannya karena harus cepat-cepat pulang.

"Kamu jadi pulang pagi ini, Han?" tanya Mama Ginan setelah selesai makan.

"Iya, Ma. Soalnya nanti sore mau pergi ke rumah Kak Atika, ada acara syukuran butik barunya," jelas Hanna.

"Kenapa nggak berangkat dari sini aja, Mbak? 'Kan mama juga dapat undangan, lagian Mas Wildan juga nggak di rumah," timpal Adnan.

Hanna dan mertuanya saling pandang karena ucapan Adnan barusan. Mereka lupa jika Adnan tak mengetahui masalah yang sebenarnya, entah apa yang akan terjadi jika dia mengetahui kelakuan sang kakak?

...****************...

Sesampainya di rumah, Hanna sudah disambut oleh adik madunya yang kebetulan baru selesai menyiram tanaman di depan rumah.

"Mbak Hanna dari mana? Kenapa kemarin nggak pulang bareng Mas Wildan? Mas Wildan juga udah menghubungi Mbak Hanna, tapi nggak bisa. Dia khawatir Mbak Hanna kenapa-napa," cecar Novita.

"Semalam aku menginap di rumah mama. Dan bilang pada suamimu itu, nggak usah sibuk memikirkan aku. Aku tahu batasan dan aku juga masih bisa hidup tanpa atau adanya dia," pungkas Hanna lalu meninggalkan Novita.

Sambil menunggu hari berganti sore, Hanna menyempatkan diri untuk melihat perkembangan bisnisnya. Semakin hari bisnisnya kian berkembang cukup pesat. Dia pun berencana untuk membuka cabang baru di tempat lain.

Saat masih mengecek keuangan bisnisnya, tiba-tiba rasa kantuk mulai menyerang. Dilihatnya jam sudah menunjukkan pukul 11 siang, dia memutuskan untuk tidur sejenak agar nanti bisa fokus di acara sang kakak.

***

Tak terasa Hanna tertidur nyenyak hingga dua jam lamanya, saat dia hendak meregangkan tubuh, dia merasakan ada sesuatu yang menimpa perutnya.

Matanya langsung terbuka lebar setelah tahu Wildan tidur di sampingnya sambil memeluk tubuhnya. Tanpa basa-basi, Hanna menyingkirkan tangan Wildan yang melingkar di perutnya.

"Ada apa, sih? Dipeluk suami sendiri nggak mau, biasanya juga nempel terus," ucap Wildan yang belum sadar sepenuhnya jika dia tadi ikut tidur di kamar Hanna.

Sementara Hanna hanya tersenyum sinis mendengar ucapan Wildan. Bisa-bisanya sang suami menganggap dia adalah Novita. Karena sejak Novita hadir di rumah ini, dia belum pernah sekali pun tidur bersama suaminya, meski dia sendiri juga enggan untuk tidur satu ranjang bersama Wildan.

"Lebih baik kamu pindah kamar, Mas. Sebelum istri mudamu marah karena kamu ada di sini," ucap Hanna dengan nada ketus.

Wildan seketika langsung tersadar jika dia berada di kamar Hanna, wajahnya terlihat sedikit tegang karena merasa salah dengan ucapannya tadi.

"Han, a-aku ...."

" Keluar dari kamarku!" usir Hanna sebelum Wildan menyelesaikan ucapannya.

Dengan berat hati, Wildan beranjak meninggalkan kamar sebelum Hanna semakin murka karena kecerobohannya.

Pukul 5 sore, Hanna sudah bersiap untuk berangkat ke rumah kakaknya. Suara ketukan heelsnya terdengar nyaring saat menuruni anak tangga, hingga Novita dan Wildan yang sedang di ruang tamu melihat ke sumber suara.

"Mau ke mana jam segini dandan rapi?" tanya Wildan.

"Aku mau ke rumah Kak Atika," jawab Hanna.

"Ke rumah Kak Atika, tapi berpakaian seperti akan pergi ke pesta," ucap Wildan dengan tatapan menelisik.

Hanna mendengus kesal melihat tatapan Wildan yang seolah sedang menginterogasinya.

"Iya, apa ada yang salah dengan penampilanku?"

Wildan sudah akan membuka mulut lagi untuk mencecarnya, tetapi langsung disela oleh ucapan Hanna.

"Sudah, ya, aku buru-buru. Soalnya udah janji mau datang sebelum Maghrib."

Tanpa menghiraukan raut wajah Novita dan Wildan, Hanna keluar dari rumah dan segera menuju rumah sang kakak.

......................

Di kediaman Atika dan suaminya sudah ramai orang berdatangan, di antaranya pihak keluarga dari suami Atika dan teman-teman Atika serta rekan kerja.

"Selamat, ya, Kak. Akhirnya, kesampaian juga buka butik barunya," ucap Hanna memberi selamat pada sang kakak.

"Makasih, Sayang. Ini semua juga berkat doa dari kamu dan Mas Andrean," balas Atika sembari memeluk sang adik.

"Masuk, yuk. Gabung sama yang lain," ajak Atika.

Hanna mengikuti langkah kaki kakaknya yang mengajak bergabung bersama tamu yang datang. Tak berselang lama mertua Hanna pun datang, tentunya bersama dengan Adnan juga.

Acara dimulai pukul 7 malam, diawali dengan sambutan dari tuan rumah kemudian dilanjut dengan pengajian, dan terakhir ditutup dengan doa. Usai acara inti selesai, seluruh tamu undangan dipersilakan menikmati hidangan yang telah disediakan.

Hanna yang sedang mengobrol bersama mertua dan kerabat Andrean, tiba-tiba dipanggil Atika dan diajak ke taman belakang.

"Ada apa, sih, Kak?" tanya Hanna karena melihat Atika yang seperti sedang menahan emosi.

"Sebenarnya dari semalam kakak mau bicara sama kamu, tapi ponsel kamu nggak aktif," ucap Atika.

"Bicara soal apa?" tanya Hanna semakin bingung.

"Apa yang kamu sembunyikan dari kakak?"

Sekarang Hanna paham ke mana arah pembicaraan sang kakak, tetapi dia bingung dari mana kakaknya tahu akan permasalahan rumah tangganya. Tidak mungkin jika mertuanya yang bercerita, secara Adnan yang kini tinggal serumah dengan mertuanya pun tak tahu.

"Maksud Kakak apa, sih?" Hanna mencoba menghindari tatapan intimidasi sang kakak. Namun, bukannya menjelaskan maksud pertanyaannya tadi, Atika justru mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sesuatu pada sang adik. Dan saat melihat ponsel kakaknya, mata Hanna langsung membelalak dengan raut wajah yang mulai pucat pasi.

Terpopuler

Comments

guntur 1609

guntur 1609

tu dulu tapi sekarang tidak. malah sekrng jijik

2024-11-06

1

guntur 1609

guntur 1609

adnan ni afiknya wildan ya

2024-11-06

1

Endang Supriati

Endang Supriati

mudah2an novita engga hamil2 ternyata yg mandul si wildan.

2024-09-17

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kenyataan Pahit
2 Bab 2. Tak Lagi Sama
3 Bab 3. Ardiansyah Mahendra
4 Bab 4. Kepulangan Adnan
5 Bab 5. Kepulangan Adnan (part 2)
6 Bab 6. Amarah Hanna
7 Bab 7. Wildan Yang Malang
8 Bab 8. Siapa Lelaki Itu?
9 Bab 9. Hari Pertama Bekerja
10 Bab 10. Bertemu Novita
11 Bab 11. Perdebatan Adnan dan Wildan
12 Bab 12. Suasana Yang Berbeda
13 Bab 13. Ipar Menyebalkan
14 Bab 14. ( Tanpa Judul )
15 Bab 15. Akhir Cerita Hanna dan Wildan
16 Bab 16. Lembaran Baru
17 Bab 17. Kebohongan Novita
18 Bab 18. Pengaggum Rahasia
19 Bab 19. Kiriman Paket Lagi
20 Bab 20. Senjata Makan Tuan
21 Bab 21. Gegana
22 Bab 22. Orang Tak Dikenal
23 Bab 23. Terjebak Perjanjian
24 Bab 24. Rencana Licik Novita
25 Bab 25. PMS
26 Bab 26. Wildan vs Frans
27 Bab 27. Welcome Baby Sean
28 Bab 28. Siapa Ibunya?
29 Bab 29. Hukum Tabur Tuai
30 Bab 30. Kejujuran yang Menyakitkan
31 Bab 31. Keikhlasan Hati
32 Bab 32. Permintaan Novita
33 Bab 33. Keputusan Papa Riswan
34 Bab 34. Adakah Harapan?
35 Bab 35. Memaafkan, Tidak untuk Melupakan
36 Bab 36. Kejadian Tak Terduga
37 Bab 37. Marry Me?
38 Bab 38. Hanya Milikku
39 Bab 39. Curcol
40 Bab 40. Menggapai Restu Atika
41 Bab 41. Canggung
42 Bab 42. Meminta Restu
43 Bab 43. Cemburu?
44 Bab 44. Cemburu? Part 2
45 Bab 45. Kekhawatiran Hanna
46 Bab 46. Perhatian Dari Hanna
47 Bab 47. Kabar Duka
48 Bab 48. Kabar Duka part 2
49 Bab 49. Rahasia Yang Terungkap
50 Bab 50. Pertemuan Yang Tak Disengaja
51 Bab 51. Hari Yang Dinanti
52 Bab 52. Lamaran
53 Bab 53. Undangan Pernikahan
54 Bab 54. Sah
55 Bab 55. Honeymoon
56 Bab 56. Honeymoon 2
57 Bab 57. Perubahan Sikap Hanna
58 Bab 58. Harapan Yang Terwujud
59 Bab 59. Kado Terindah
60 Bab 60. Kado Terindah part 2
61 Bab 61. Siaga
62 Bab 62. Ending
63 Pengumuman Karya Baru
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab 1. Kenyataan Pahit
2
Bab 2. Tak Lagi Sama
3
Bab 3. Ardiansyah Mahendra
4
Bab 4. Kepulangan Adnan
5
Bab 5. Kepulangan Adnan (part 2)
6
Bab 6. Amarah Hanna
7
Bab 7. Wildan Yang Malang
8
Bab 8. Siapa Lelaki Itu?
9
Bab 9. Hari Pertama Bekerja
10
Bab 10. Bertemu Novita
11
Bab 11. Perdebatan Adnan dan Wildan
12
Bab 12. Suasana Yang Berbeda
13
Bab 13. Ipar Menyebalkan
14
Bab 14. ( Tanpa Judul )
15
Bab 15. Akhir Cerita Hanna dan Wildan
16
Bab 16. Lembaran Baru
17
Bab 17. Kebohongan Novita
18
Bab 18. Pengaggum Rahasia
19
Bab 19. Kiriman Paket Lagi
20
Bab 20. Senjata Makan Tuan
21
Bab 21. Gegana
22
Bab 22. Orang Tak Dikenal
23
Bab 23. Terjebak Perjanjian
24
Bab 24. Rencana Licik Novita
25
Bab 25. PMS
26
Bab 26. Wildan vs Frans
27
Bab 27. Welcome Baby Sean
28
Bab 28. Siapa Ibunya?
29
Bab 29. Hukum Tabur Tuai
30
Bab 30. Kejujuran yang Menyakitkan
31
Bab 31. Keikhlasan Hati
32
Bab 32. Permintaan Novita
33
Bab 33. Keputusan Papa Riswan
34
Bab 34. Adakah Harapan?
35
Bab 35. Memaafkan, Tidak untuk Melupakan
36
Bab 36. Kejadian Tak Terduga
37
Bab 37. Marry Me?
38
Bab 38. Hanya Milikku
39
Bab 39. Curcol
40
Bab 40. Menggapai Restu Atika
41
Bab 41. Canggung
42
Bab 42. Meminta Restu
43
Bab 43. Cemburu?
44
Bab 44. Cemburu? Part 2
45
Bab 45. Kekhawatiran Hanna
46
Bab 46. Perhatian Dari Hanna
47
Bab 47. Kabar Duka
48
Bab 48. Kabar Duka part 2
49
Bab 49. Rahasia Yang Terungkap
50
Bab 50. Pertemuan Yang Tak Disengaja
51
Bab 51. Hari Yang Dinanti
52
Bab 52. Lamaran
53
Bab 53. Undangan Pernikahan
54
Bab 54. Sah
55
Bab 55. Honeymoon
56
Bab 56. Honeymoon 2
57
Bab 57. Perubahan Sikap Hanna
58
Bab 58. Harapan Yang Terwujud
59
Bab 59. Kado Terindah
60
Bab 60. Kado Terindah part 2
61
Bab 61. Siaga
62
Bab 62. Ending
63
Pengumuman Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!