Bab 9. Hari Pertama Bekerja

Usai pertemuannya dengan Ardiansyah kemarin siang, hari ini Hanna sudah bisa mulai bekerja sebagai sekertaris pribadi Ardiansyah. Pukul 5 pagi Hanna sudah bangun, membersihkan rumah dan membuat sarapan, lalu baru mandi dan bersiap ke kantor.

Hari pertama bekerja, dia tak ingin memberikan kesan yang kurang baik karena datang terlambat. Setelah sarapan dan membersihkan bekas tempat makannya, Hanna segera berangkat.

Mengendarai mobilnya membelah jalanan pagi ini, Hanna tampak sangat bersemangat. Setidaknya dengan cara ini dia bisa melupakan segala prahara yang dialaminya. Tak butuh waktu lama untuk sampai kantor, Hanna langsung memarkirkan mobilnya di tempat parkir khusus karyawan.

Memasuki area kantor, Hanna menjadi pusat perhatian seluruh karyawan di sana, terutama karyawan laki-laki. Hanna menghampiri meja resepsionis dan menanyakan ruangan CEO dan menjelaskan maksud kedatangannya.

Usai mendapatkan info di mana ruangan CEO, Hanna segera masuk lift yang khusus untuk menuju ruangan CEO. Tiba-tiba saja Hanna merasa grogi dan deg-degan sebab ini pertama kalinya dia bekerja menjadi sekertaris.

"Tenang, Hanna. Jangan gugup! Kamu pasti bisa," ucap Hanna menyemangati diri sendiri.

"Bismillah, semoga lancar," sambung Hanna dengan lirih.

Lift yang dinaikinya sudah tiba di area menuju ruangan CEO, perlahan kakinya melangkah keluar dan berjalan mencari letak ruangannya. Setelah ketemu, dia mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum diizinkan masuk.

Mendengar sahutan dari dalam, Hanna pun membuka pintu ruangan. Rupanya di sana sudah ada asisten Ardiansyah, sementara Ardiansyah sendiri belum sampai di kantor.

"Selamat pagi, Pak," sapa Hanna dengan ramah dan sopan.

"Selamat pagi. Apa kamu sekertaris baru Pak Ardiansyah?"

"Benar, Pak. Saya sekertaris baru Pak Ardiansyah," jawab Hanna.

"Perkenalkan, saya Arga, asisten pribadi Oak Ardiansyah." Arga mengulurkan tangannya untuk bersalaman dan disambut oleh Hanna.

"Saya Syarifa Hanna, Pak. Biasa dipanggil Hanna," ucap Hanna balik memperkenalkan diri.

Arga pun mengangguk paham, kemudian dia berjalan menuju rak untuk menyimpan dokumen penting. "Silakan, kamu pelajari dulu apa yang akan menjadi tugasmu."

Hanna menerima beberapa map yang harus dia pelajari selama menjadi sekertaris pribadi Ardiansyah. "Baik, Pak. akan segera saya pelajari semuanya."

"Ruanganmu ada di depan ruangan CEO, kamu bisa ke sana," titah Arga.

"Baik, Pak.

Hanna keluar dari ruangan Ardiansyah sambil membawa map yang berisi berkas yang harus dia pelajari. Setelah membuka pintu ruangannya dan meletakkan tas serta map yang dibawanya. Hanna langsung duduk dan mempelajari semua berkas tadi.

15 menit kemudian, terdengar seseorang mengetuk pintu ruangannya. "Silakan, masuk," ucap Hanna.

"Bisa ke ruangan Pak Ardiansyah sebentar? Beliau ingin bertemu denganmu," ucap Arga setelah dipersilakan masuk.

"Oh, bisa, Pak," balas Hanna.

Arga keluar lebih dulu kemudian disusul Hanna di belakangnya.

"Permisi, Pak," ucap Hanna setelah masuk ruangan Ardiansyah.

"Silakan, duduk," titah Ardiansyah dengan ekspresi datar sambil menunjuk kursi di depannya.

Dengan patuh Hanna mengikuti perintah atasannya itu.

"Sudah mempelajari semua berkas yang diberikan Arga tadi?" tanya Ardiansyah dengan tatapan dingin, sangat berbanding terbalik dengan kemarin siang.

"Sudah, Pak," jawab Hanna dengan sopan.

"Baiklah, jika kamu sudah mempelajari semua. Oh, ya, siang nanti temani saya bertemu klien di Restoran X sebelum jam istirahat. Karena Arga harus mewakili rapat di Perusahaan Lain Grup," ujar Ardiansyah.

"Baik, Pak."

"Silakan, kembali ke ruanganmu. Dan satu lagi, tolong atur ulang jadwal saya untuk seminggu ke depan. Berkasnya akan diantarkan Arga ke ruanganmu," ucap Ardiansyah.

"Iya, Pak."

Setelah dirasa tak ada lagi yang dibicarakan, Hanna langsung keluar dari ruangan Ardiansyah yang terasa mencekam. Dia merasa bosnya itu memiliki dua kepribadian yang bisa berubah sesuai situasi dan kondisi di sekitarnya.

......................

Pukul sebelas siang, Hanna sudah berada di ruangan Ardiansyah. Mereka akan pergi ke Restoran X untuk bertemu klien.

Hanna berjalan di samping Ardiansyah sambil membawa map yang berisi dokumen penting. Selama di dalam lift, tak ada percakapan apa pun antara keduanya. Hingga tiba di lantai dasar, Ardiansyah masih setia dengan ekspresi datarnya. Bahkan saat berpapasan dengan beberapa karyawan, tak satupun sapaan dari karyawannya yang dijawab sekadar menganggukkan kepala.

"Dasar orang aneh. Bisa-bisanya dia seperti kulkas berjalan, berbeda sekali dengan kemarin siang," batin Hanna.

Ardiansyah dan Hanna masuk mobil yang disupiri oleh supir kantor. Selama perjalanan ke restoran, masih sama seperti di dalam lift tadi. Hanya keheningan yang menemani, tanpa adanya percakapan ataupun obrolan.

"Baru pertama bekerja, tapi malah mendapat kesan yang sangat membingungkan," batin Hanna sambil melihat pemandangan dari dalam mobil.

Mobil yang ditumpangi Ardiansyah dan Hanna sudah berhenti di depan restoran yang dituju. Ardiansyah memimpin jalan menuju ruang VIP di restoran tersebut.

"Selamat siang, Tuan Marvin," sapa Ardiansyah setelah tiba di ruangan yang dijadikan tempat untuk membahas pekerjaan.

"Selamat siang juga, Tuan Ardiansyah. Silakan, duduk," balas Marvin sambil mempersilakan duduk Ardiansyah dan Hanna.

Mereka pun tampak serius membahas pekerjaan dan sesekali Hanna mencatat poin-poin penting dari pembahasan tersebut. Setelah satu jam berdiskusi, mereka pun menyudahi pembahasan kali ini.

"Sudah waktunya makan siang. Bagaimana kalau kita makan siang dulu?" tawar Marvin, tetapi pandangannya terpaku pada Hanna yang tampak gelisah karena sejak tadi terus ditatap oleh Marvin.

Ardiansyah bisa membaca gelagat kliennya itu yang sepertinya menginginkan Hanna. Namun, sebisa mungkin dia bersikap biasa seolah tak tahu apa yang dipikirkan Marvin, meski dalam hati dia sudah terbakar cemburu.

Sudah sejak lama dia menyimpan perasaan untuk Hanna, tetapi dia tak berani mengungkapkan karena saat itu Hanna tengah dekat dengan Wildan dan dia tak ingin dicap sebagai orang ketiga dalam hubungan mereka.

Terpopuler

Comments

Koni Dwi N

Koni Dwi N

wah alhmdulillah semoga Ardi JD jodoh dunia akhirat buat hana

2024-09-04

2

YuWie

YuWie

sdh banyak kumbang yg melirikmu ya han

2024-07-30

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kenyataan Pahit
2 Bab 2. Tak Lagi Sama
3 Bab 3. Ardiansyah Mahendra
4 Bab 4. Kepulangan Adnan
5 Bab 5. Kepulangan Adnan (part 2)
6 Bab 6. Amarah Hanna
7 Bab 7. Wildan Yang Malang
8 Bab 8. Siapa Lelaki Itu?
9 Bab 9. Hari Pertama Bekerja
10 Bab 10. Bertemu Novita
11 Bab 11. Perdebatan Adnan dan Wildan
12 Bab 12. Suasana Yang Berbeda
13 Bab 13. Ipar Menyebalkan
14 Bab 14. ( Tanpa Judul )
15 Bab 15. Akhir Cerita Hanna dan Wildan
16 Bab 16. Lembaran Baru
17 Bab 17. Kebohongan Novita
18 Bab 18. Pengaggum Rahasia
19 Bab 19. Kiriman Paket Lagi
20 Bab 20. Senjata Makan Tuan
21 Bab 21. Gegana
22 Bab 22. Orang Tak Dikenal
23 Bab 23. Terjebak Perjanjian
24 Bab 24. Rencana Licik Novita
25 Bab 25. PMS
26 Bab 26. Wildan vs Frans
27 Bab 27. Welcome Baby Sean
28 Bab 28. Siapa Ibunya?
29 Bab 29. Hukum Tabur Tuai
30 Bab 30. Kejujuran yang Menyakitkan
31 Bab 31. Keikhlasan Hati
32 Bab 32. Permintaan Novita
33 Bab 33. Keputusan Papa Riswan
34 Bab 34. Adakah Harapan?
35 Bab 35. Memaafkan, Tidak untuk Melupakan
36 Bab 36. Kejadian Tak Terduga
37 Bab 37. Marry Me?
38 Bab 38. Hanya Milikku
39 Bab 39. Curcol
40 Bab 40. Menggapai Restu Atika
41 Bab 41. Canggung
42 Bab 42. Meminta Restu
43 Bab 43. Cemburu?
44 Bab 44. Cemburu? Part 2
45 Bab 45. Kekhawatiran Hanna
46 Bab 46. Perhatian Dari Hanna
47 Bab 47. Kabar Duka
48 Bab 48. Kabar Duka part 2
49 Bab 49. Rahasia Yang Terungkap
50 Bab 50. Pertemuan Yang Tak Disengaja
51 Bab 51. Hari Yang Dinanti
52 Bab 52. Lamaran
53 Bab 53. Undangan Pernikahan
54 Bab 54. Sah
55 Bab 55. Honeymoon
56 Bab 56. Honeymoon 2
57 Bab 57. Perubahan Sikap Hanna
58 Bab 58. Harapan Yang Terwujud
59 Bab 59. Kado Terindah
60 Bab 60. Kado Terindah part 2
61 Bab 61. Siaga
62 Bab 62. Ending
63 Pengumuman Karya Baru
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab 1. Kenyataan Pahit
2
Bab 2. Tak Lagi Sama
3
Bab 3. Ardiansyah Mahendra
4
Bab 4. Kepulangan Adnan
5
Bab 5. Kepulangan Adnan (part 2)
6
Bab 6. Amarah Hanna
7
Bab 7. Wildan Yang Malang
8
Bab 8. Siapa Lelaki Itu?
9
Bab 9. Hari Pertama Bekerja
10
Bab 10. Bertemu Novita
11
Bab 11. Perdebatan Adnan dan Wildan
12
Bab 12. Suasana Yang Berbeda
13
Bab 13. Ipar Menyebalkan
14
Bab 14. ( Tanpa Judul )
15
Bab 15. Akhir Cerita Hanna dan Wildan
16
Bab 16. Lembaran Baru
17
Bab 17. Kebohongan Novita
18
Bab 18. Pengaggum Rahasia
19
Bab 19. Kiriman Paket Lagi
20
Bab 20. Senjata Makan Tuan
21
Bab 21. Gegana
22
Bab 22. Orang Tak Dikenal
23
Bab 23. Terjebak Perjanjian
24
Bab 24. Rencana Licik Novita
25
Bab 25. PMS
26
Bab 26. Wildan vs Frans
27
Bab 27. Welcome Baby Sean
28
Bab 28. Siapa Ibunya?
29
Bab 29. Hukum Tabur Tuai
30
Bab 30. Kejujuran yang Menyakitkan
31
Bab 31. Keikhlasan Hati
32
Bab 32. Permintaan Novita
33
Bab 33. Keputusan Papa Riswan
34
Bab 34. Adakah Harapan?
35
Bab 35. Memaafkan, Tidak untuk Melupakan
36
Bab 36. Kejadian Tak Terduga
37
Bab 37. Marry Me?
38
Bab 38. Hanya Milikku
39
Bab 39. Curcol
40
Bab 40. Menggapai Restu Atika
41
Bab 41. Canggung
42
Bab 42. Meminta Restu
43
Bab 43. Cemburu?
44
Bab 44. Cemburu? Part 2
45
Bab 45. Kekhawatiran Hanna
46
Bab 46. Perhatian Dari Hanna
47
Bab 47. Kabar Duka
48
Bab 48. Kabar Duka part 2
49
Bab 49. Rahasia Yang Terungkap
50
Bab 50. Pertemuan Yang Tak Disengaja
51
Bab 51. Hari Yang Dinanti
52
Bab 52. Lamaran
53
Bab 53. Undangan Pernikahan
54
Bab 54. Sah
55
Bab 55. Honeymoon
56
Bab 56. Honeymoon 2
57
Bab 57. Perubahan Sikap Hanna
58
Bab 58. Harapan Yang Terwujud
59
Bab 59. Kado Terindah
60
Bab 60. Kado Terindah part 2
61
Bab 61. Siaga
62
Bab 62. Ending
63
Pengumuman Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!