Lelaki bucin, tanpa harga diri?

Di tempat Shifa berada...

'Maaf sebelumnya tapi sebelum menandatangani surat kontrak, Saya tidak yakin jika Anda akan memenuhi semua persyaratan yang akan Kami ajukan' Jawab Luna di seberang telepon

Shifa sepenuhnya mengerti jika Luna merasa keberatan, bagaimana pun bagi Luna Shifa hanyalah orang asing. Mana mungkin dia bisa memberikan uang 500 juta kepada orang asing tanpa jaminan apapun

"Saya mengerti jika anda merasa keberatan, bagaimana jika begini, saya akan kirimkan Foto KTP dan Kartu keluarga saya, dengan begitu jika Anda takut Saya menipu Anda, Anda bisa mencari Saya dengan mudah" Ujar Shifa berusaha bernegosiasi

Terdengar helaan nafas Luna di seberang telepon 'Bagaimana jika begini, Saya akan mengirimkan uang nya setengah terlebih dahulu lalu usahakan besok Anda sudah harus kembali ke ibu kota, setelah menandatangani surat perjanjian uang sisanya akan saya kirimkan' Ujar Luna mengambil jalan tengah

Shifa berfikir sejenak, mungkin ini jauh lebih baik "Baiklah Saya setuju" Jawab Shifa Akhirnya

'Baiklah Anda bisa kirimkan nomor rekening Anda, hari ini juga akan Saya transfer uangnya' Ujar Luna

Shifa tersenyum "Baiklah terimakasih" Jawab Shifa senang, syukurlah masih ada jalan keluar

'Besok Anda harus sudah sampai sebelum malam, karena besok jam 8 malam Anda dan Calvin harus melakukan konferensi pers' Ujar Luna

"Konferensi pers?" Tanya Shifa

'Benar, agar tidak ada kesalahan sebelum itu kalian harus mencocokkan terlebih dahulu apa yang akan kalian katakan' Ujar Luna menjelaskan

Shifa mengangguk mengerti "Baiklah akan Saya usahakan untuk kembali lebih awal" Jawab Shifa setuju

'Baiklah sampai jumpa' Ujar Luna

"Iya sampai jumpa" Jawab Shifa lalu menutup panggilan nya

🦋🦋🦋

Luna menutup panggilan nya lalu menatap Calvin menyelidik "Sebenarnya apa hubungan kalian berdua?" Tanya Luna menatap Calvin tajam

Calvin menghindari tatapan Luna "Gue kan udah bilang Shifa teman SMA gue dulu" Jawab Calvin sambil berpura-pura sibuk dengan ponselnya

"Lo yakin cuma sekedar teman? atau pernah ada sesuatu di antara kalian?" Tanya Luna yang merasa ada yang janggal

"Cuma teman biasa Lun, gue kan sudah bilang sudah 10 tahun gue nggak ketemu dia" Jawab Calvin kesal karena merasa di sudut kan

"Kalau hanya teman biasa, kenapa seperti nya lo faham banget sama Shifa? lo sendiri kan yang tadi bilang, dulu pernah main ke rumah bahkan ke perusahaan Ayahnya. Mana ada teman biasa yang seperti itu" Ujar Luna tidak mau menyerah

"Itu kan dulu Lun, lagian wajar dong main kerumah teman atau di ajak ke perusahaan Ayahnya namanya juga teman" Alibi Calvin

"Terus kenapa tadi lo murah hati banget, dia minta di transferin 500 juta dulu, dan lo langsung setuju. Padahal sama gue yang sepupu lo sendiri saja, lo perhitungan nya minta ampun" Ujar Luna yang merasa sikap Calvin kepada Shifa berbeda

Calvin terdiam 'Benar juga, kenapa juga dirinya harus perduli jika Shifa sedang kesulitan, bukankah dirinya membenci Shifa. Kenapa tadi mendengar Shifa sedang kesulitan dirinya langsung melunak. Bukankah seharusnya dia senang melihat Shifa menderita' Batin Calvin yang tidak mengerti dengan sikapnya sendiri

Luna menatap tajam Calvin "Jawab!" Ujar Luna menuntut

"Gue nggak tau!" Jawab Calvin kesal

Melihat respon Calvin, sepertinya dirinya sendiri tidak sadar memperlakukan Shifa secara berbeda.

Luna menghela nafas "Gue bukan nya mau mengatur kehidupan pribadi lo, gue cuma mau lo lebih jujur ke gue, dengan begitu gue bisa mengantisipasi jika kemungkinan terjadi masalah di kemudian hari"Ungkap Luna

Calvin hanya diam mengangguk

Luna memberikan Map untuk Calvin "Baca ini!" Perintah Luna menjulurkan map biru kepada Calvin

"Apa ini?" Tanya Calvin

"Itu naskah yang akan kalian gunakan untuk konferensi pers besok, lo harus hafalkan baik-baik. Ingat! besok tidak boleh ada kesalahan atau karir lo hancur!" Ujar Luna mengancam

Dengan malas Calvin menerima Map tersebut dan membacanya, baru setengah Calvin membaca dia langsung menatap Luna Protes

"Apa-apaan ini, gue cinta bertepuk sebelah tangan sejak SMA ke Shifa?" Tanya Calvin tidak terima

"Kenapa? wajar kan, Shifa cantik begitu pasti waktu SMA dia juga sudah cantik. Tapi lo kan waktu SMA jelek, jadi wajar dong kalau cinta lo bertepuk sebelah tangan" Ujar Luna terlalu jujur

"Terus kenapa lo buat gue jadi pengecut yang hanya memendam perasaan sendirian?" Tanya Calvin tidak terima

"Gue kan sudah bilang, dulu lo kan jelek kalau di naskah itu di tulis lo menyatakan cinta ke Shifa, bukankah akan di tulis kalau cinta lo langsung di tolak. Malu-maluin kan kalau naskahnya begitu" Ujar Luna menyebalkan. ucapan Luna langsung menusuk hati Calvin

Calvin yang tidak terima langsung berdiri "Siapa sih yang bikin naskah kayak gini?" Tanya Calvin kesal

"Gue sama Budi, kenapa?" Tanya Luna menantang

Calvin menatap Budi dan Luna secara bergantian "Sialan!" Umpat Calvin pelan. Dengan wajah tanpa dosa Budi justru tersenyum ke arah Calvin

"Berlebihan banget sih respon lo. Kenapa? pernyataan cinta lo benar-benar pernah di tolak sama Shifa?" Tanya Luna memicingkan matanya menatap Calvin curiga

Perkataan Luna yang tepat sasaran menohok hatinya 'Apakah Luna ini sebenarnya adalah cenayang bagaimana bisa dia tahu, jika dulu cinta Calvin pernah di tolak' Batin Calvin kesal

"Nggak mungkin lah, mana mungkin cinta gue di tolak" Jawab Calvin membantah, mau di taruh di mana harga dirinya, jika sampai Luna tahu Cintanya benar-benar pernah di tolak Shifa.

Calvin kembali duduk dan melanjutkan membaca naskahnya. Setelah itu lagi-lagi Calvin berdiri karena kesal

"Lo sengaja ya bikin naskah kayak gini? kenapa lo buat gueseorang Calvin, Aktor berbakat, tampan, dan calon mantu idaman se-Indonesia. Jadi lelaki bucin yang tidak punya harga diri seperti ini" Ujar Calvin kesal sambil membanting naskah tersebut ke meja

"Mulai deh narsisnya" Gumam Budi pelan, namun Calvin yang mendengar langsung melotot ke arah Budi. Seketika Budi langsung menghindari tatapan Calvin

Luna memutar bola matanya malas "Lo nggak pernah baca dongeng ya? di mana-mana kisah cinta antara wanita biasa dan lelaki yang sempurna itu, selalu di awali dengan cinta tulus dan perjuangan dari sang lelaki, barulah sang wanita yang tersentuh dengan ketulusan cinta sang lelaki akhirnya menerima cintanya, dengan begitu baru kisah cintanya terlihat romantis. Tapi kalau di buat jadi sang wanita biasa yang jatuh cinta dengan lelaki sempurna, itu justru terlihat si wanita yang tidak tahu diri dan mencoba untuk menggoda lelaki sempurna, untuk menaikan status nya" Jelas Luna malas

Mendengar Luna menyebutnya lelaki sempurna, membuat perasaan Calvin terasa sedikit lebih baik

"Benarkah?" Tanya Calvin tidak yakin

"Tentu saja" Jawab Luna yakin, lalu menyeringai licik

Calvin terdiam mencoba meresapi dan memahami ucapan Luna, setelah Calvin fikirkan lagi sepertinya memang masuk akal, Calvin mengangguk mengerti.

Sedangkan Budi yang melihat Calvin sedang di bodohi oleh bosnya hanya bisa menahan tawa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!