"Kita hanya di beri waktu 3 hari untuk memperbaiki citra publik terhadap lo, jika dalam waktu 3 hari Kita gagal maka lo harus bayar semua denda tersebut" Peringat Luna kepada Calvin
Calvin hanya diam tidak tau harus menjawab apa.
"Sekarang lo punya 2 pilihan, pertama lo akui Asyifa sebagai pacar lo, dan ikuti semua rencana yang sudah gue atur buat lo. Kedua lo bayar denda 15 milliar" Jelas Luna
"Tapi uang dari mana gue sebanyak itu, lo kan tahu tabungan gue belum lama ini gue pake untuk investasi, dan kalaupun mau jual properti nggak bisa secepat itu" Ujar Calvin mengeluh
"Ada pilihan yang ketiga" Ujar Luna menatap Calvin serius
"Apa yang ke tiga?" Tanya Calvin penuh harap
Luna menyeringai "Lo pulang ke rumah kakek lo dan minta uang 15 miliar, gue yakin tanpa berfikir panjang beliau pasti langsung memberikan nya" Ujar Luna santai
Calvin mengusap wajahnya frustasi "Kakek memang akan memberikan uang itu dengan mudah, tapi sebagai gantinya gue pasti bakal di seret untuk meneruskan perusahaan. LO kan tau sendiri alasan gue terjun di bidang ini, demi menghindari meneruskan perusahaan kakek" Ujar Calvin putus asa
Luna mengedikkan bahunya tidak perduli "Semua keputusan ada di lo, terserah lo mau pilih yang mana" Ujar Luna, lalu kembali duduk di kursi kebesarannya. Luna menatap Calvin sambil menyeringai puas. Melihat penderitaan Calvin adalah kebahagiaan bagi Luna.
Calvin berjalan bolak-balik di dalam ruangan kerja Luna, dia sangat bingung jalan keluar mana yang akan dipilihnya. Setelah itu Calvin mendudukkan dirinya di Sofa sambil menjambaki rambutnya frustasi
"Aaaaaakkkk Sial!!!!" Umpat Calvin kesal
🦋🦋🦋
Terlihat hamparan bunga yang sangat luas, berbagai jenis bungapun ada. Dari bunga Lili, mawar, anggrek, tulip dan berbagai jenis bunga yang lainnya. Hembusan angin menerpa tubuh Shifa, angin sejuk yang menenangkan membuat Shifa merasa sangat tenang. Pandangan Shifa tertarik pada sebuah mawar merah yang terlihat mulai layu. Shifa berjalan mendekati bunga mawar tersebut, ternyata batang mawar tersebut patah. Dengan hati-hati Shifa memetik bunga mawar tersebut lalu mencium aromanya, meskipun mawar ini sedikit layu, tapi aromanya tetap harum. Saat Shifa sedang menikmati harumnya bunga mawar di tangannya, tiba-tiba kakinya terasa terlilit sesuatu, saat Shifa melihat kebawah matanya membulat terkejut.
"Aaakkkkk Ulaaar!!!" Teriak Shifa terkejut
Shifa berusaha berlari sambil mengibaskan kakinya, berusaha melepaskan ular tersebut. Tetapi seperti apapun usaha Shifa semua itu sia-sia, ular tersebut justru melilitnya semakin kuat, Shifa sangat ketakutan. Lalu tiba-tiba Ular itu seperti sedang menatap Shifa, Shifa menatap nya ngeri. Tetapi kepala ular itu justru semakin mendekat bersiap untuk mematuk kaki Shifa, dan...
"Aaakkkkk" Jerit Shifa terbangun dari tidurnya, dengan segera Shifa memeriksa kakinya.
Shifa menghela nafas lega "Haaahhhh syukurlah ternyata hanya mimpi" Gumam Shifa lega sambil mengelus dadanya
'Tookkk tokkk tokkk' Terdengar suara ketukan pintu dari luar, Shifa segera bangun dari ranjangnya.
"Sebentar!!" Teriak Shifa
Shifa mengintip dari kaca jendela memastikan siapa yang datang, Shifa menyerngitkan dahinya. Topi, kacamata, dan masker hitam itu mirip sekali dengan yang di pakai Calvin kemarin.
"Ngapain si brengsek mesum itu kemari!" Kesal Shifa
"Berani-beraninya dia kesini, minta di hajar memang!" Dengan kesal Shifa membuka pintunya
"Ngapain lo kesini Brengsek" Umpat Shifa kepada Calvin yang berdiri di depan pintu
"Galak banget sih Fa" Ketus Calvin
Shifa menatap penasaran dua orang yang berdiri di belakang Calvin
"Habis ngapain lo? sampai keringatan sebesar jagung begitu?" Tanya Calvin penasaran melihat wajah Shifa yang penuh keringat
"Habis di gigit ular!" Jawab Shifa asal
"Hah lo di gigit ular? sebelah mana Fa? mana yang luka?" Panik Calvin sambil memutar-mutar tubuh Shifa mengecek apakah ada yang terluka
"Ayo Kita cepat kerumah sakit!" Ujar Calvin panik sambil menarik tangan Shifa, ingin membawanya ke rumah sakit
Shife menyentakkan tangannya dengan kesal "Gue cuma mimpi" Ujar Shifa kesal
"Huh mimpi?" Tanya Cavin cengo
"Heh dasar bodoh!!" Ejek Luna yang berdiri di belakang Calvin
Sedangkan Budi hanya menggelengkan kepalanya tidak habis fikir
"Ngapain lo kesini?" Tanya Shifa ketus
"Huh? oh gue kesini ada perlu" Jawab Calvin gelagapan
'Lihatlah sikap bodohnya itu, jika tidak ada hubungan apa-apa mana mungkin si pembuat onar itu sampai sepanik dan sekhawatir itu' Batin Luna yang baru pertama kali melihat sikap Calvin seperti itu kepada lawan jenis
"Ada perlu apa?" Tanyab Shifa tidak suka
"Kita bicara di dalam, lebih aman" Ujar Calvin sambil mendorong Shifa masuk
"Ehh apa-apaan lo!" Ujar Shifa panik sambil berusaha melepaskan tangan Calvin dari tubuhnya
Luna dan Budi mengikuti Calvin masuk dan langsung menutup pintu.
Setelah berhasil melepaskan diri dari Calvin, Shifa langsung melangkah mundur "Kalian mau apa?" Tanya Shifa waspada
Calvin membuka topi, kacamata dan masker nya, membuat Shifa sedikit terpesona, namun dengan segera Shifa menggeleng kan kepalanya. Dia tidak boleh terpesona dengan wajah tampan Calvin.
Luna maju dan mengulurkan tangannya "Perkenalkan saya Luna" Ujar luna memperkenalkan diri
"Dan ini Budi manager Calvin" Ujar Luna memperkenalkan Budi
Dengan enggan Shifa menyambut uluran tangan Luna "Shifa" Ujar Shifa pelan, sedangkan pada Budi Shifa hanya mengangguk sopan. Budi pun melakukan hal yang sama
"Shifa bisa kita berbincang sebentar?" Tanya Luna sopan
Shifa mengangguk "Silakan duduk" Ujar Shifa kepada Luna dan Budi. Sedang kan Calvin tanpa diminta langsung duduk begitu saja di Sofa
"Jadi begini Shifa, Anda pasti sudah melihat kan artikel dan berita tentang skandal hubungan kalian?" Tanya Luna langsung
Shifa mengangguk "Iya kenapa dengan itu?" Tanya Shifa penasaran
"Jadi begini skandal tersebut memberikan pengaruh yang cukup buruk untuk karir Calvin, jadi kami berharap Anda bersedia untuk bekerja sama menangani masalah tersebut" Pinta Luna sopan
"Maaf sebelumnya tapi apa hubungannya karir Calvin dengan saya?" Tanya Shifa tidak mengerti
"klarifikasi yang akan Kami keluarkan menentukan kelanjutan karir Calvin untuk kedepannya, Karena itu kami perlu kerjasama Anda untuk mengklarifikasi hubungan kalian berdua" Ujar Luna menjelaskan
Shifa mengangguk mengerti "Baiklah saya bersedia, nanti saya akan klarifikasi jika saya tidak memiliki hubungan apapun dengan Calvin" Jawab Shifa
'Mungkin dengan begini kedepannya gue tidak perlu lagi bertemu dengan lelaki menyebalkan seperti Calvin' Batin Shifa lega
"Ah tunggu sebentar, sepertinya Anda salah faham. Maksud saya adalah klarifikasi untuk mengakui hubungan kalian berdua" Jelas Luna
"Apa? kenapa begitu saya kan tidak memiliki hubungan apapun dengan Calvin" Jawab Shifa tidak mengerti
"Saya tahu, tapi saya ingin meminta Anda untuk berpura-pura menjadi kekasih Calvin untuk sementara waktu " Pinta Luna terus terang
"Maaf saya tidak mau, saya sudah terbiasa hidup tenang. Jika saya mengakui hubungan saya dengan Calvin, saya pasti tidak bisa hidup dengan tenang lagi" Tolak Shifa langsung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments