"Lo tadi bilang siapa nama wanita itu?" Tanya Luna menatap Calvin menuntut
"Ashifa" Jawab Calvin pelan
"Dari cara lo nyebut namanya, lo pasti kenal kan sama wanita itu?" Tanya Luna
Calvin mengangguk pelan "Dia teman sekelas gue waktu SMA" Jawab Calvin pelan
"Bagus sekarang lebih mudah menanganinya, lo hubungin teman lo itu untuk mendiskusikan masalah ini" Ujar Luna memerintah
"Dia nggak akan mau ketemu gue lagi" Ujar Calvin
Luna menatap Calvin heran "Kenapa? dia kan teman lo" Ujar Luna tidak mengerti
"Itu.." Calvin menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dia tidak bisa menjelaskan alasan nya kepada Luna. Bagaimana bisa Calvin bilang jika dia membuat Shifa marah besar sampai dirinya di tampar karena mengajak wanita itu untuk tidur bersama. Jika Luna sampai tahu bisa-bisa dia akan di kebiri, Luna sangat membenci perlakuan orang yang melecehkan orang lain.
Luna menatap Calvin curiga "Apa yang sudah lo lakukan sama dia?" Tanya Luna menyelidik
Calvin tampak gugup membuat Luna tambah curiga "Gu.. gue ,gue nggak bisa bilang tapi intinya gue buat dia marah besar" Jawab Calvin yang ambigu
"Calvin kerjaan lo itu cuma tambah-tambah masalah saja ya" Ujar luna kesal
Luna menatap Calvin tajam "Cepat hubungi dia terserah lo mau minta maaf atau apapun itu, cegah dia untuk bicara sembarangan ke media. Jangan sampai gara-gara lo buat dia marah, buat dia melampiaskan amarahnya dengan jelek-jelekin lo ke media" Ujar Luna memerintahkan Calvin
"Shifa nggak akan ngelakuin itu!" Ujar Calvin yakin
"Lo udah buat dia marah, lo yakin dia nggak akan dendam sama lo dan dengan sengaja bicara sembarangan ke media" Ujar Luna tidak percaya
"Shifa bukan orang yang seperti itu" Ujar Calvin tidak terima
Luna menyeringai sinis "Lo kayaknya dekat banget ya sama teman lo itu, jangan-jangan lo beneran pacaran ya sama dia?" Tanya Luna curiga
Calvin menggelengkan kepalanya tegas "gue nggak pacaran sama Shifa, dan nggak akan pernah pacaran sama Shifa" Ujar Calvin menyangkal
Luna tersenyum sinis, dari gelagat Calvin sepertinya ada sesuatu di antara mereka
"Oke Kita lihat saja nanti Benar nggak omongan lo itu" Ujar Luna meremehkan
'tok tok tok'
"Masuk" Jawab Luna
Lita sekretaris Luna yang selalu memasang wajah datar masuk.
"Ada apa?" Tanya Luna
"Bu ada beberapa telpon masuk dari investor, sutradara, sampai perusahaan yang menjadikan Calvin sebagai brand ambassador produk mereka. Kebanyakan dari mereka meminta penjelasan tentang rumor Calvin, dan beberapa meminta pemutusan kontrak, sampai ganti rugi karena Calvin di anggap memiliki reputasi yang buruk, sehingga berdampak merugikan mereka" Ujar Lita tenang
"APA?" Teriak Luna
"Gawat bisa-bisa gue bangkrut" Ujar Luna panik
"Dalam 10 menit kumpulkan staff di ruang rapat, kita harus segera mencari solusinya" Lita mengangguk lalu pergi, Budi dan Doni pun ikut kelur untuk membantu
Luna menatap Calvin tajam "Cepat hubungi teman lo" Perintah Luna tegas
"Gue nggak punya kontaknya" Jawab Calvin
"Apa? gimana bisa lo nggak punya kontak nya dia kan teman lo" Ujar Luna tidak percaya
"Gue udah 10 tahun nggak pernah bertemu dan komunikasi sama Shifa Lun, gimana bisa gue punya kontaknya. Ada juga nomor telepon nya yang lama tapi itu sudah 10 tahun nggak mungkin dia nggak ganti nomor sampai selama itu kan" Ujar Calvin jengkel
"Lo coba aja siapa yang tahu kan dia nggak pernah ganti nomor ponsel" Ujar Luna kesal
"Nomor nya ada di ponsel lama gue, nggak tau sekarang itu ponsel masih bisa hidup atau nggak" Ujar Calvin tidak yakin
"Yaudah lo sekarang pulang, cari itu ponsel butut lo, sekarang kita harus berusaha menanganinya secepat mungkin. Tidak boleh mengabaikan sedikitpun peluang yang ada, atau lo hubungin teman-teman SMA lo siapa tahu ada yang punya kontak dia" Ujar Luna memerintah
Calvin mengangguk patuh "Ingat jangan pergi kemanapun dulu, dan jangan respon atau komentar apapun berita yang ada di media" Peringat Luna tegas
"Iya" Ujar Calvin Menurut
"Yaudah gue rapat dulu, lo cepat pulang sekarang" Ujar Luna lalu berdiri bersiap pergi ke ruang rapat.
Calvin mengangguk lalu berdiri ikut kelur untuk pulang
*****
Calvin memarkirkan mobilnya di garasi rumah orang tua nya, Calvin memilih untuk pulang kerumah orang tuanya karena ponsel lamanya berada disini. Lagipula jika dia pulang kerumahnya sendiri dia juga belum tentu bisa masuk. Saat ini pasti banyak sekali wartawan yang berkerumun di rumahnya.
Calvin melihat jam di tangannya " Sudah jam 12 malam, Mereka pasti sudah tidur kan" Gumam Calvin berharap, Calvin sudah cukup lelah hari ini, dia sudah tidak memilik tenaga untuk menghadapi pertanyaan dan Omelan Mamanya
Calvin mengeluarkan kunci rumah dari sakunya lalu membuka pintu, dengan pelan Calvin masuk rumah. keadaan rumah cukup tenang, sepertinya orang tuanya sudah tidur. Calvin merasa cukup lega, dengan santai Calvin berjalan menuju kamar nya. Namun saat melewati dapur ada suara yang memanggil nya
"Calvin" Panggil seseorang, Calvin yang tahu siapa pemilik suara itu langsung menggerutu
"Sial banget gue!" Gumam Calvin pelan
Calvin berbalik lalu tersenyum lebar "Mama kok masih belum tidur" Tanya Calvin sambil menghampiri Mamanya
"Mama nggak bisa tidur, karena itu Mama ke dapur untuk mencari camilan" Ujar Mama Lisa sambil memegang piring kecil yang berisi cake.
"Tumben Kamu pulang?" Tanya Mama Lisa
Calvin merangkul Mamanya lembut "Aku kan kangen sama Mama" Ujar Calvin beralasan
"Cih bohong banget, biasanya Mama suruh pulang saja kamu selalu banyak alasan. Kamu kesini karena rumah kamu lagi di kepung wartawan kan?" Tebak Mama Lisa tepat sasaran
Calvin nyengir tanpa dosa "Kok mama tahu" Ujar Calvin tidak tahu malu
Mama Lisa memutar bola matanya malas "Tentu saja, mana mungkin Kamu berinisiatif pulang ke rumah tanpa alasan" Ujar Mama Lisa. Calvin hanya tersenyum
"Roll Cake Mama mana?" Tanya Mama Lisa
Calvin menepuk keningnya pelan "Oh iya, kue nya lupa nggak ke ambil Ma, siang tadi kacau banget Calvin lupa. Maaf ya ma, nanti Calvin ganti kue nya" Ujar Calvin memasang wajah menyesal
Mama Lisa tersenyum lalu mengelus sayang rambut Calvin "Nggak apa-apa yang penting Mama kan dapat calon mantu" Ujar Mama Lisa senang
Calvin lansung menatap Mama Lisa bertanya "Calon Mantu?" Tanya Calvin tidak mengerti
Mama Lisa mengangguk "Jadi kapan kamu bawa Shifa pulang?" Tanya Mama Lisa
Calvin menyergit bingung "Untuk apa bawa Shifa pulang Ma?" Tanya Calvin tidak mengerti
"Tentu saja untuk di kenalkan secara resmi sebagai calon mantu Mama" Ujar Mama Lisa bahagia
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments