Lima Ratus Juta??

'Tok tok tok' Shifa mengetuk pintu di hadapannya, sudah 1 tahun Shifa tidak pulang. Dia merasa sangat merindukan orang tua nya, namun saat ini tujuannya kembali adalah untuk menyelesaikan masalah yang lagi-lagi di perbuat ayahnya. Pintu di hadapan Shifa akhir nya terbuka, sesosok wanita paruh baya yang masih terlihat cantik langsung menyambutnya.

"Shifa akhirnya Kamu sampai juga Nak" Senang Bunda Wina sambil memeluk sayang putrinya.

Shifa langsung membalas pelukan Bunda Wina "Maaf ya bun Shifa telat datangnya" Ujar Shifa pelan

"Kenapa baru sampai" Tanya Bunda Wina khawatir

Shifa melepaskan pelukannya "Kita masuk dulu" Ujar Shifa membawa bundanya masuk

Shifa membawa bundanya duduk di Sofa ruang tamu mereka "Tadi waktu di kapal, Ombak nya berubah sedikit besar, jadi kapalnya sempat berhenti 1 jam lebih" Ujar Shifa memberitahu.

"Astaga tapi Kamu tidak apa-apa kan?" Tanya Bunda Wina khawatir, sambil menggenggam tangan putrinya.

Shifa tersenyum "Nggak apa-apa, Bunda lihat sendiri kan aku sehat begini" Ujar Shifa menenangkan Bunda nya

"Lagipula kapal berhenti di laut kan sudah biasa bun" Tambah Shifa lagi

Tadi saat menaiki kapal untuk menyeberang, dari pelabuhan merak ke pelabuhan bangkauhuni memang mengalami keterlambatan. Perjalanann yang biasanya membutuhkan waktu hanya 2 jam berubah menjadi 3,5 jam karena ombak laut yang berubah besar.

"Tetap saja bunda kan khawatir" Ujar bunda Wina

"Nggak apa-apa yang terpenting kan Shifa pulang dengan selamat" Ujar Shifa menenangkan

"Ayah mana?" Tanya Shifa yang sedari tadi tidak melihat Ayahnya

Bunda Wina menghela nafas lelah "Ayah Kamu ada di kamar, tahu Kamu datang dia sengaja tidak keluar. Katanya malu karena selalu saja menyusahkan Kamu, untuk menyelesaikan masalah yang di buatnya" Ujar Bunda Wina

Shifa menghela nafas lelah. Dulu di ibukota keluarga mereka merupakan keluarga yang cukup berada, dan kaya. Keluarga nya adalah pengusaha yang cukup sukses, Namun 10 tahun yang lalu perusahaan keluarga nya mengalami masalah hingga bangkrut. Sang ayah yang merasa bersalah karena merasa sudah menghancurkan Bisnis keluarga menjadi terpuruk. Setelah itu mereka sekeluarga memilih untuk kembali ke lampung kampung halaman sang Ayah. Awalnya mereka Fikir setelah tinggal di Lampung, sang ayah bisa memulai hidup baru dengan lebih sederhana. Namun mereka salah, sang Ayah masih terobsesi untuk berbisnis. Entah sudah keberapa kalinya Ayah nya memulai untuk kembali berbisnis, namun semuanya selalu gagal dan berakhir dengan memiliki hutang yang besar. Selama ini Shifa lah yang selalu kerja mati-matian demi melunasi hutang-hutang tersebut. Namun entah seberapa besar hutang sang ayah saat ini sampai terancam akan di penjarakan

"Bun bisa panggil Ayah kemari? bagaimanapun masalah ini harus segera di selesaikan" Ujar Shifa kepada sang Bunda

"Bagaimana jika Kamu istirahat dulu Fa, Besok baru kita bicarakan" Saran Bunda Wina yang tidak tega, Shifa pasti lelah karena sehabis menempuh perjalanan yang panjang.

Shifa menggeleng lalu tersenyum "Bunda ngga perlu khawatir, Aku nggak apa-apa kok. lebih baik di bicarakan sekarang. Jika harus menunggu esok, malam ini Shifa pasti tidak bisa tidur" Ucap Shifa, Shifa tidak ingin menundanya lebih lama lagi.

Bunda Wina mengangguk "Yasudah kamu mandi saja dulu, sehabis itu makan. Setelah itu baru kita bicarakan masalahnya bersama Ayah bagaimana" Saran Bunda Wina,

Fitri menggangguk "Baiklah Shifa mandi dulu Bun" Pamit Shifa, Bunda Wina mengangguk.

30 menit kemudian.....

Terdengar suara dentingan sendok, Shifa, Bunda Wina, dan Herman Ayah Shifa mereka memilih makan tanpa suara. Shifa hanya fokus terhadap makanan di hadapannya. Sedangkan Herman sesekali melirik putrinya, dengan rasa bersalah. Setelah selesai makan malam mereka bertiga berkumpul di ruang keluarga

"Jadi bisa kasih tau Shifa sekarang apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Shifa memulai pembicaraan.

"A-ayah minta maaf nak" Ujar Ayah Herman menunduk menyesal.

"Ayah kira kali ini pasti akan berhasil, A-ayah tidak menyangka akan berakhir seperti ini" Ujar Ayah Herman menyesal

Shifa menghela nafas lelah "Sudah berapa kali Ayah mengatakan hal yang sama? bukankah sebelum-sebelum nya ayah juga mengatakan pasti akan berhasil. Lalu apa akhirnya? Ayah hanya membuat Shifa harus membayar hutang-hutang Ayah!" Ujar Shifa yang kesal

"Yah sudah berapa kali Shifa bilang, Menyerah lah mungkin ayah memang tidak cocok berbisnis, ikhlas kan saja apa yang sudah hilang" Ujar Shifa dengan mata yang berkaca-kaca menahan tangis

"Ayah hanya ingin memberikan kehidupan yang lebih baik untuk Kamu, untuk keluarga kita Ay-" Belum selesai Ayah Herman bicara Shifa sudah terlebih dulu memotong

"Kehidupan yang lebih baik?" Shifa tertawa miris

"Apakah kehidupan Kita terlihat lebih baik sekarang?" Tanya Shifa retoris. Ayah Herman hanya diam tidak menjawab

"Kehidupan Kita akan menjadi lebih baik, jika Ayah tidak melakukan bisnis yang tidak berguna itu!" Ujar Shifa Marah, tetesan Air mata mulai membasahi pipinya

"Shifa lelah yah, Shifa benar-benar sudah lelah! mau sampai kapan Shifa membayari hutang-hutang Ayah yang tidak ada habisnya itu. Shifa juga ingin istirahat, Shifa ingin menikmati hidup Shifa sendiri, Shifa juga mempunyai mimpi Shifa sendiri" Ujar Shifa mengungkapkan isi hatinya yang selama ini di pendam nya.

Bunda Wina hanya menangis dalam diam, Bunda Wina sangat tahu, betapa kesulitannya Putrinya selama ini harus membereskan masalah yang di buat suami nya

"Ma-maf Fa, ayah minta maaf, Ayah janji ini akan jadi yang terakhir kalinya" Ujar Ayah Herman dengan mata berkaca-kaca, dia tidak bermaksud untuk membuat putrinya menderita. Tetapi entah kenapa setiap kali dia ingin menyerah, keinginan untuk memulai bisnis itu selalu saja muncul kembali

Shifa menghela nafas panjang berusaha menenangkan dirinya "Jadi seberapa besar hutang Ayah kali ini?" Tanya Shifa menatap Ayahnya menuntut

Ayah Herman menundukan wajahnya "Li-lima ratus juta" Jawab Ayah Herman pelan

"APA?" Teriak Shifa terkejut langsung berdiri

"500 juta? Untuk apa uang sebanyak itu?" Tanya Shifa tidak mengerti

"Awalnya Ayah hanya meminjam 300 juta, Ayah memulai bisnis dengan teman ayah. awalnya semua nya berjalan lancar, tapi tiba-tiba teman ayah membawa kabur semua uang tersebut dan setelah 6 bulan hutang ayah berbunga sampai menjadi 500 juta" Ujar Ayah Herman menjelaskan

Shifa mengusap wajahnya frustasi "Sudah Ayah laporkan teman Ayah ke polisi?" Tanya Shifa

Ayah Herman mengangguk "Sudah tapi masih belum ada kabar lagi" Jawab Ayah Shifa menunduk

"6 bulan? sudah 6 bulan dan sekarang ayah baru bilang?" Tanya Shifa menatap Ayah nya tidak percaya

Ayah Herman menunduk tidak berani menatap putrinya "Ayah tidak ingin menyusahkan Kamu, Ayah sudah berusaha bekerja untuk melunasi hutang itu, tapi untuk membayar bunga nya saja Ayah tidak sanggup" Jelas Ayah herman menyesal

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!