Akui Asyifa sebagai kekasih

Shifa membaca judul-judul Artikel tentang Calvin yang sedang trending

'Calvin tertangkap kamera berciuman dengan pegawai dari toko kue'

'Calvin berciuman panas di toko kue'

'Calvin sang bintang adalah seorang Casanova'

'Calvin si good kisser'

'Calvin penakluk wanita'

'Calvin si penjahat kelamin'

Shifa melotot marah melihat banyaknya Foto dirinya dan Calvin yang sedang berciuman

"Apa-apaan ini gue kan nggak sengaja ciuman sama si brengsek mesum itu. Tapi kenapa di foto-foto ini lebih terlihat kalau kita lagi berciuman dengan sangat panas" Kesal Shifa

Shifa mengacak-acak rambutnya frustasi "Aaaaakkk sial banget gue! Keperawanan bibir gue sudah hilang, dan sekarang gue di gosipin punya hubungan dengan si brengsek itu" Kesal Shifa lalu memukuli bantal Sofa di tangannya.

Shifa kembali membuka ponselnya dan membaca komentar-komentar dari Artikel tersebut

'Dari pakaian nya wanita itu cuma pelayan di toko kue, berani-beraninya wanita rendahan seperti itu merayu My prince Calvin'

'Wanita jelek seperti itu beraninya mencium calon suami gue, dasar wanita murah'

'Siapa ****** itu, gue harus cari tahu di mana rumahnya nya, awas saja kalau bertemu gue jambak rambutnya'

Dengan reflek Shifa memegangi rambutnya, dan menatap ngeri ponselnya

'Calvin itu pencari sensasi, perempuan nya banyak. yang seperti itu kok banyak yang suka Cuiihhh'

'Dasar lelaki Redflag'

'Pasangan murah cocok banget, yang laki penjahat kelamin yang perempuan nya murah'

Masih banyak sekali komentar komentar yang tidak sanggup Shifa baca, rata-rata komentar nya menghujat dirinya dan Calvin. Tidak ada satupun komentar yang bagus.

Shifa mengintip dari jendela kos'an nya, memastikan apakah ada orang yang mengikutinya. Pandangan Shifa menyusuri semua sudut halaman kos nya. Untungnya sepi seperti nya masih aman.

Shifa mengecek kembali ponselnya ternyata ada banyak panggilan dan pesan dari Mila, Mbak Sita dan rekan kerja lainnya. Fitri menyerngit heran, ada 1 nomor baru yang tidak di kenalnya dan nomor ponsel tersebut sudah menelepon nya sampai 10 kali.

Shifa menyentuh dagunya berfikir, kira-kira siapa yang menghubunginya sampai sebanyak itu. Apakah wartawan, lebih baik Shifa abaikan sajalah. Jika memang penting orang itu pasti akan menelepon nya lagi.

"Nggak tahu lah, mending gue tidur lagi saja, lagian sudah nggak mungkin bisa kerja hari ini" Gumam Shifa lalu pergi ke kamarnya

Shifa membaringkan tubuhnya dengan nyaman di kasurnya, saat Shifa merasa sudah akan sampai di alam mimpi, lagi-lagi ponselnya berdering.

"Aaiiissshh siapa sih, baru saja gue mau mimpi indah" Gerutu Shifa sambil mengambil ponselnya.

Tanpa melihat ID si penelepon Shifa langsung mengangkatnya "Halo" Sapa Shifa setengah mengantuk.

'Ini Shifa bukan?' Tanya suara di seberang telepon

"Iya" Jawab Shifa malas

'Gila juga lo, nggak ganti nomor ponsel sampai 10 tahun' Ujar suara di seberang telepon takjub

Mendengar ucapan aneh si penelepon, Shifa membuka matanya melihat siapa yang menelepon nya. Ternyata nomor baru yang menelepon nya semalam.

"Lo siapa?" Tanya Shifa sambil duduk di kasurnya

'Ternyata nggak cuma mata lo yang bermasalah ya, telinga lo juga bermasalah' Ujar Suara tersebut menyebalkan

Shifa langsung tersinggung "Heh! lo siapa sih, nyebelin banget, kalo nggak penting gue matiin ya!" Ujar Shifa sembari hendak mematikan telepon nya

'Ehhh Tunggu! Tunggu sebentar, gue Calvin' Jawab Suara tersebut

Mengetahui identitas si penelepon membuat Shifa langsung mendengus kesal.

"Ngapain lo telepon gue?" Tanya Shifa ketus

'Lo sudah lihat Artikel tentang kita kan? Tanya Calvin

"Sudah, kenapa memang nya?" Tanya Fitri sengit

'Kita harus bertemu untuk membahas rumor tersebut' Pinta Calvin

"Ogah ngapain juga gue ketemu sama lelaki brengsek yang mesum kaya lo" Tolak Shifa langsung

Terdengar suara Calvin yang mendengus kesal 'Gue juga ogah ketemu lo, tapi ini menyangkut nama baik gue, terpaksa gue harus ketemu sama lo' Ujar Calvin kesal

"Apa urusannya nama baik lo sama gue, lo urus saja sendiri dasar brengsek!" Maki Shifa lalu mematikan panggilan nya.

🦋🦋🦋

'Tuuutt tuuuttt tuuutt' Sambungan teleponnya terputus

Calvin menatap kesal ponsel di tangannya "Sial!!" Umpat Calvin kesal

Calvin melirik dua orang yang sedang menatap nya berharap

"Gimana?" Tanya Luna

Calvin menatap Luna serba salah "Dia bilang nggak mau ketemu gue, telepon nya di matikan" Jawab Calvin

'Plakkkk' Dengan kesal Luna memukul kepala Calvin

"Lo bego ya, harus nya lo bicara nya baik-baik sama dia. Cara bicara lo kasar gitu, kalo gue jadi dia gue juga nggak sudi ketemu sama lo" Ujar Luna sadis

Calvin mengelus kepalanya yang tadi di pukul Luna "Lo bisa nggak sih hilangin kebiasaan mukul kepala gue, sakit tahu!" Protes Calvin tidak terima

Luna menatap Calvin kesal "Kalo lo nggak bikin masalah terus, gue juga nggak bakal pukul kepala lo" Kesal Luna

Luna mengalihkan pandangannya ke arah Budi "Lo cari tahu sekarang di mana tempat tinggal wanita itu, kita harus menemuinya secara langsung" Perintah Luna pada Budi

Budi mengangguk patuh "Baik Bu" Jawab Budi lalu keluar dari ruangan kantor Luna

"Lo udah punya solusi untuk menangani Masalah ini?" Tanya Calvin penasaran

Luna mengangguk "Dari hasil rapat semalam tim kita sudah memutuskan, untuk mengakui Asyifa sebagai kekasih lo yang sesungguhnya" Jawab Luna mantap

Calvin melotot terkejut "Apa? Kenapa begitu? gue kan nggak ada hubungan apa-apa sama Shifa" Keluh Calvin tidak terima

"Pendapat lo nggak penting! sekarang yang penting adalah menangani Masalah ini secepatnya" Ujar Luna tidak perduli dengan pendapat Calvin

"Tap-"

"Nggak ada tapi-tapian, lo cuma harus mengikuti semua yang sudah gue rencanakan" Ujar Luna tegas

Calvin membuka mulutnya hendak membantah tapi dengan cepat Luna memotongnya

"Kalo lo nggak mau menuruti gue, maka lo harus ganti rugi pemutusan kontrak dan denda dari drama, film dan iklan yang lo bintangi" Ujar Luna mengancam

"Cuma denda saja berapa sih, biar gue bayar" Jawab Calvin sombong

Luna menyeringai licik "Lo yakin mau bayar?" Tanya Luna

Melihat gelagat Luna membuat Calvin jadi ragu, tapi harga dirinya tidak boleh jatuh hanya karena uang

"Be-berapa sih memangnya?" Tanya Calvin memastikan

Luna tersenyum sinis "15 milliar!!" Jawab Luna lugas

"Apa? Kenapa sebanyak itu?" Tanya Calvin terkejut

"Gue kan sudah pernah peringatin lo, untuk hati-hati karena karir lo lagi di puncak-puncaknya. Tapi lo yang nggak dengerin gue" Kesal Luna

"Itu adalah denda pelanggaran kontrak, karena merusak citra produk yang jadiin lo sebagai brand ambassador, denda dari kerugian Film dan drama yang sedang tayang maupun yang akan tayang. Belum lagi dengan pembatalan kontrak dari proyek film yang sudah lo tanda tangani, jika di rincikan lagi totalnya mungkin justru lebih dari 15 milliar" Terang Luna panjang lebar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!