Baru di rumorkan memiliki hubungan dengan Calvin saja, Fans Calvin sudah berniat akan menjambak rambutnya, dan mencari alamat rumahnya. Apalagi jika dia mengakui memiliki hubungan dengan Calvin, bisa-bisa yang Shifa dapatkan adalah ancaman pembunuhan. Membayangkan hal tersebut membuat Shifa bergidik ngeri
"Jangan buru-buru menolak dulu, tolong fikirkan dulu penawaran kami dengan matang, saya paham apa yang Anda khawatirkan. Tapi Anda tidak perlu khawatir, Kami pasti akan berusaha agar masalah ini tidak berdampak buruk untuk Anda" Ucap Luna membujuk
Shifa menggeleng "Saya minta maaf, tapi saya benar-benar tidak bisa melakukannya" Tolak Shifa lagi
Luna mengeluarkan surat kontrak dan menaruh nya di hadapan Shifa "Anda baca dulu surat kontrak ini. Kami juga memberikan kompensasi untuk kesulitan yang mungkin akan Anda hadapi kedepannya" Ujar Luna
Shifa membaca surat kontrak tersebut "400 juta?" Tanya Shifa menatap Luna tidak percaya
Luna mengangguk "Namun jika Anda merasa jumlahnya masih kurang, kita masih bisa mendiskusikan nya" Ujar Luna merayu
Shifa menutup surat kontrak tersebut "Maaf tapi saya tetap menolak!" Tegas Shifa
"Kenapa? segitunya nggak suka berhubungan sama gue" Ujar Calvin yang tersinggung akan penolakan Shifa
Luna menyikut pinggang Calvin pelan "Diam lo!" Bisik Luna memerintah
Luna tersenyum kepada Shifa "Anda bisa memikirkan nya dulu, ini kartu nama saya. Saya harap Anda bisa membantu, karena ini berhubungan dengan masa depan karir Calvin" Ujar Luna sambil memberikan kartu namanya kepada Shifa.
Shifa mengangguk dan menerima kartu nama tersebut
"Kami pamit pulang dulu, tolong Fikirkan matang-matang sebelum memberikan jawaban. Saya dengar Anda dan Calvin adalah teman SMA, Saya harap Anda bersedia membantu Calvin sebagai teman" Ujar Luna lalu berdiri begitu pula dengan Budi
Tapi Calvin tetap santai duduk di Sofa, sambil matanya yang menelusuri seisi ruangan kos'an Shifa
'Apa Shifa benar-benar jatuh miskin, kenapa dia mau tinggal di tempat yang kecil dan bobrok ini' Batin Calvin dalam hati
Luna menendang kaki Calvin pelan "Aauu kenapa sih Lun?" Tanya Calvin kesal sambil mengelus kakinya yang di tendang Luna
Luna menatap tajam Calvin "Bangun! mau sampai kapan lo mau duduk di disini, Kita pulang sekarang!" Perintah Luna tegas
Dengan malas Calvin pun bangun "Lo tinggal sendirian di tempat sempit dan bobrok ini Fa?" Tanya Calvin kurang ajar
Shifa pun langsung melotot tersinggung "Bukan Urusan lo!!" Jawab Shifa judes
Luna kembali menyikut keras pinggang Calvin "Diam lo!!" Perintah Luna marah
"Maaf Shifa mulut Calvin memang suka tidak di filter saat bicara, jangan dengarkan omongan dia" Ujar Luna tidak enak hati
Shifa menggeleng "Nggak apa-apa sekarang saya sudah mulai terbiasa dengan cara bicaranya yang tidak sopan" Jawab Shifa memakluminya
"Kalau begitu Kami pamit dulu" Ujar Luna pamit sambil menarik tangan Calvin untuk pergi
Shifa hanya mengangguk, setelah mereka pergi Shifa menatap kartu nama Luna di tangannya "Ada hubungan apa mereka, kenapa dari interaksi nya seperti nya mereka sangat dekat" Gumam Shifa pelan
Melihat interaksi antara Calvin dan Luna, yang tidak canggung satu sama lain, membuat bagian dari diri Shifa terasa tidak nyaman.
"Terserah lah bukan urusan gue" Gumam Shifa pelan, lalu menutup pintu.
Shifa duduk di Sofa memijit keningnya yang terasa pusing 'Kenapa masalahnya menjadi serumit ini' Batin Shifa bingung
Tiba-tiba Suara ponsel Shifa berdering "Siapa lagi sih" Gumam Shifa kesal
Saat melihat ID si penelepon Shifa langsung terdiam "Halo Assalamualaikum Bun" Jawab Shifa setelah mengangkat panggilan nya
'Wallaikumsallam Fa, Kamu apa kabar?' Tanya Wina, yang merupakan Bunda dari Shifa
"Alhamdulillah Shifa sehat Bun, Bunda sama Ayah Bagaimana kabarnya?" Tanya Shifa balik
'Alhamdulillah Bunda sama Ayah sehat Nak' Jawab Bunda Wina.
'Kamu kapan Pulang Fa?' Tanya Bunda Wina.
"Belum tau Bun, mungkin bulan depan" Jawab Shifa tidak yakin
Bunda Wina terdiam sebentar 'Apa nggak bisa kalau pulang lebih cepat Fa?' Tanya Bunda Wina
"Memangnya ada apa Bun? apa ada masalah di rumah?" Tanya Shifa khawatir, karena tidak biasanya Bunda nya meminta nya untuk segera pulang
'Nggak ada apa-apa, Bunda hanya kangen saja' Jawab Bunda Wina dengan suara yang sedikit bergetar
Mendengar suara Bunda nya yang terdengar aneh membuat perasaan Shifa tidak tenang.
"Bun jujur sama Shifa, ada masalah apa dirumah?" Tanya Shifa menuntut
'Nggak ada apa-apa Fa' Jawab Bunda Shifa, namun terdengar suara seperti menahan tangis.
"Bun jujur sama Shifa, Ayah buat masalah apa lagi?" Tanya Shifa khawatir
'Fa Ayah Kamu hiks te- terancam masuk penjara' Ujar Bunda Wina akhirnya
"APA? bagaimana bisa?" Tanya Shifa terkejut
'Hiks hiks Ayah Kamu di tipu temannya hiks' Jawab Binda Wina sambil menangis
"Di tipu bagaimana?" Tanya Shifa menuntut
'Ayah Kamu hiks di ajak berbisnis oleh temannya, Ayah Kamu yang tertarik dengan Bisnis, akhirnya memilih untuk meminjam uang ke rentenir hiks hiks. Tapi Uangnya justru di bawa kabur oleh temannya hiks, dan Jika dalam jangka waktu 1 minggu hiks Ayah Kamu tidak bisa melunasi hutang ke rentenir hiks hiks. Maka Ayah Kamu akan di penjarakan hiks hiks' Ujar Bunda Wina sambil menangis tersedu-sedu
"Bun Bunda tenang dulu, Bunda jangan khawatir. Shifa akan pulang sekarang juga, Bunda tunggu Shifa pulang oke?" Pinta Shifa
'Hiks hiks baiklah, hati-hati di jalan Nak hiks' Pesan Bunda Wina khawatir.
"Iya Bun, yasudah Shifa beres-beres barang dulu ya" Ujar Shifa
'Iya Nak' Jawab Bunda Wina
"Shifa matiin ya Bun, Assalamualaikum" Pamit Shifa
'Wallaikumsallam' Jawab Bunda Wina
Shifa dengan cepat membereskan barang-barang yang penting, yang akan di bawanya. Setelah selesai, Shifa segera pergi menaiki taksi menuju terminal bus.
Baru 5 menit Shifa di dalam taksi tiba-tiba turun hujan yang sangat deras. Shifa melihat jam di ponselnya, sudah jam 1 siang. Kemungkinan Shifa sampai di rumah orang tua nya di lampung sekitar jam 8 malam. Semoga saja hari ini tidak macet di jalan.
Shifa Memandang keluar melalui kaca mobil taxi. Hujannya sangat deras, entah kenapa melihat hujan yang seperti tidak akan berhenti tersebut, membuat Shifa serasa ingin menangis. Kenapa hidupnya jadi sekacau ini. Shifa tidak berharap hidupnya kembali bergelimang harta, Shifa juga tidak berharap memiliki pekerjaan dengan posisi yang tinggi. Yang Shifa harapkan hanyalah hidup sederhana, memiliki keluarga yang harmonis, dan bisa memiliki toko kue kecil untuk menghidupi dirinya dan juga keluarganya. Apakah Shifa terlalu serakah, kenapa masalah terus menerus menghampirinya. Apakah dirinya tidak pantas untuk hidup bahagia. tanpa terasa tetesan air mata mulai membasahi pipinya, namun dengan segera Shifa menghapus Air matanya. Dia tidak boleh lemah, dan tidak boleh menyerah. Jika sampai dirinya tumbang, maka tidak tahu apa yang akan terjadi pada keluarganya kelak
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments