Aneh, keesokannya Amara tidak lagi duduk dengan Xynerva, tetapi gadis itu malah duduk di bangku Ruel, paling pojok dan dekat dengan pintu masuk. semenjak ia pergi dari tempat karoke, Xynerva tidak lagi berbicara dengan Ruel.
Xynerva terus melihat Amara yang sedang menulis tulisan yang ada di papan tulis, bahkan gadis itu mengabaikan penjelasan guru yang sedang menerangkan pelajaran IPA. tapi untungnya, Eden sekarang lebih memilih duduk dengan Xynerva dibandingkan dengan Vincen.
"Sstt... liat ke depan, lo mau di hukum sama Pak Ivan?" bisik Eden yang masih fokus menatap papan tulis.
"Biasanya Ruel udah dateng, masa dia telat, udah dua puluh menit."
Eden menghela nafas, ia membiarkan Xynerva yang terus-terusan melihat ke belakang. beberapa saat kemudian, kedua mata Xynerva berbinar saat melihat Ruel yang mengendap-endap memasuki kelasnya, kedua tangan lelaki itu begitu penuh, selain membawa tas yang ia peluk, Ruel juga membawa kotak susu dan juga roti yang sudah ia makan sebagian.
Amara hendak memanggil guru yang sedang mengajar tatkala melihat Ruel yang baru saja datang, tapi dengan cepat Ruel menurunkan tangan Amara dan memberikan kotak susu miliknya. "Tutup mulut ya, ada alasan kenapa gue terlambat." bisik Ruel tepat di telinga Amara.
Amara tersenyum tipis, ia pun mengangguk pelan sambil menerima kotak susu pemberian Ruel tadi.
Sepulang sekolah, Amara mengajak Xynerva untuk pergi bermain di taman yang ada di pusat kota, disana banyak sekali penjual makanan dan mereka pun membelinya.
"Ruel bentar lagi dateng," kata Amara yang membuat Xynerva mengerutkan keningnya.
"Lo ngajak Ruel juga?" tanya Xynerva dan langsung di angguki oleh Amara.
"Eh, Va. tolong pegang dulu botol minum gue dong, gue mau pake bedak dulu sebentar." pinta Amara yang langsung memberikan sebotol minuman yang sudah di buka tutupnya. Amara melihat ke arah kiri, dimana sudah ada Ruel yang berjalan ke arah mereka berdua, gadis itu tersenyum lebar dan kembali menatap Xynerva dengan tatapan yang begitu aneh.
"Semoga cara ini bisa ngebuat Ruel jauhin lo." Xynerva mengerutkan keningnya begitu mendengar ucapan Amara tadi.
"Maksud-" Ucapan Xynerva terpotong saat Amara menekan botol minumannya dengan sengaja sehingga membuat air yang ada di botol itu menyembur ke wajahnya, Amara berteriak, meminta Xynerva menghentikannya, tentu saja Xynerva bingung, padahal dia tidak melakukan apa-apa.
"Lepasin, Va. maafin gue!" teriak Amara sambil menangis.
"Apaan sih lo, lepasin gue!" pinta Xynerva yang kebingungan.
Dari kejauhan, Ruel langsung berlari menghampiri Amara yang sudah terjatuh ke tanah yang kotor, "Apa salah gue sampe lo ngelakuin kayak gini, Nerva?" tanya Amara.
Ruel menatap tajam Xynerva, sedangkan Amara menujuk gadis itu sambil menangis. "Apa yang gue lakuin sama dia?" tanya Xynerva kepada Ruel, tetapi laki-laki itu tidak menggubrisnya sama sekali, ia malah membuka kemajanya dan memakaikannya kepada Amara.
"Ambil tas gue sama Amara." pinta Ruel yang sudah menuntun Amara, dengan sengaja Amara menyembunyikan wajahnya di dada Ruel, tentu saja hal itu membuat emosi Xynerva terpancing.
"Amara, lo jangan fitnah gue ya! itu ulah lo sendiri," kata Xynerva.
"Lo sendiri, bukannya lo benci ya sama gue? bahkan lo ngehasut anak-anak buat benci sama gue."
"Ngehasut? lo gila ya?" tanya Xynerva.
"Eden, Vincen, Maia sama Tavisha bahkan gak mau main sama gue, mereka lebih milih lo, dan lo pasti udah ngehasut mereka buat ngebenci gue!" teriak Amara.
Xynerva tertawa, ia tidak menduga jika Amara akan melakukan hal ini kepadanya, padahal Xynerva sudah sangat mempercayai Amara. "Bener ya apa yang dikatain sama Tavisha, lo bener-bener banyak muka!" tekannya.
"El, lo ngeliat sendirikan tatapan kakak lo ke gue kayak gimana? padahal gue pengen bersosialisasi dan berteman sama anak-anak kelas, tapi pacar lo malah ngehasut mereka,"
"Mereka nganggep gue caper, banyak muka, atau apalah itu. padahal gue cuman pengen berteman sama mereka semua, kalau lo gak suka sama gue, bukan gini caranya." lanjut Amara sambil menunjuk Xynerva.
Gadis cantik itu sudah naik pitam, ia membuang tas Ruel dan juga Amara ke tanah. "Awas aja, lo!"
Xynerva pun pergi meninggalkan Amara dan juga Ruel. "El, kaki gue keseleo, sakit banget." kata Amara sambil berjalan tertarih-tatih.
"Duduk dulu disini, gue mau beli obat dulu ke supermarket, kayaknya ada luka di tangan lo." Ruel menuntun Amara untuk duduk di salah satu bangku yang ada di taman, setelah Ruel pergi barulah Amara tersenyum puas, ia tidak menduga jika rencananya akan berhasil.
"Kenapa lo?" tanya Tavisha yang sedang duduk santai di Gazebo bersama Dayn.
"Gak usah kepo," jawab Xynerva dengan suara parau, saat di perjalanan tadi tentu saja ia menangis. ia sangat marah saat melihat Ruel lebih memilih membela dan mempercayai Amara di banding dirinya.
"Kayaknya dia udah di campakin sama si brengsek." gumam Tavisha sambil tersenyum tipis.
"Kenapa, kak?" tanya Dayn.
"Kepo lo ah, gue balik ke dalam rumah ya. kalau udah selesai gambarnya, langsung ke kamar, nanti di marahin sama Om Iel." kata Tavisha yang langsung di angguki oleh Dayn.
Ruel menundukan kepalanya saat berhadap-hadapan dengan Revana, mereka berdua sedang berbicara empat mata di kamar Revana. entah apa yang di rasakan oleh Ruel sekarang, tapi ia yakin jika pembicaraannya dengan Revana kali ini benar-benar serius.
"Sejak kapan kau pacaran dengan anak pelayan itu?" tanya Revana.
Ruel menatap Revana tidak percaya, bagaimana wanita paruh baya itu tahu, sedangkan dirinya merahasiakannya dengan rapat. "Kenapa-"
"Jika Oma sedang bertanya, jawab. jangan malah bertanya lagi!' potong Revana tidak selow.
"M-maaf, Oma."
"Begini Ruel, kau ini selebritas, seharusnya kau berhubungan dengan orang-orang yang akan membuat karirmu bagus, Oma sangat mengkhawatirkanmu nanti, bagaimana jika media tahu kalau kau memiliki hubungan dengan gadis itu?" tanya Revana.
"Kau mau Oma kirimkan ke luar negeri agar tidak berhubungan lagi dengan gadis itu?" tanya Revana sekali lagi dan Ruel pun menggelengkan kepalanya cepat.
"Putuskan hubunganmu dengannya. jika tidak, Oma akan mengakhiri kontrakmu sebagai aktor dan membawamu pergi ke luar negeri."
Ruel terdiam sejenak, hatinya berdenyut nyeri. bisakah dia memutuskan hubungan dengan Xynerva, padahal dia sendiri yang memintanya untuk memiliki hubungan dari sekedar sahabat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Aqil Aqil
lm bngt ya dewax thor,upx lg dkt amat,smngt ya thor💪tmbah upx dong
2023-09-18
0