16

Saat jam pembelajaran berlangsung, Ruel terus-terusan menyipitkan kedua matanya karena tidak begitu jelas saat melihat tulisan yang ada di papan tulis. karena merasa lelah, Ruel pun mencoba untuk bertanya kepada Xynerva yang duduk di sebelahnya.

"Sayang, boleh liatin yang di papan gak? aku gak keliatan."

"Ck, pak cowok yang ada di sebelah saya ganggu!" ucap Xynerva sehingga membuat perhatian teman-temannya tertuju kearahnya.

Ruel menyernyitkan keningnya dalam, dengan begitu gemas ia menatap Xynerva. "Ruel!" ucap seorang laki-laki paruh baya dengan sedikit berteriak.

"Ka-"

"Berisik!" potong Xynerva sehingga membuat Ruel kembali bungkam.

Laki-laki itu pun menjadi kesal, ia lebih memilih untuk diam, mengabaikan Xynerva yang ada di sebelahnya.

"Sekian pertemuan kita hari ini, minggu depan kita akan melanjutkan materinya, terima kasih." beberapa menit kemudian, setelah pembelajaran selesai, Ruel kembali menatap Xynerva dengan penuh tanda tanya, ada beberapa pertanyaan yang terlintas di dalam otaknya untuk ia tanyakan kepada Xynerva.

Tapi karena masih kesal, Ruel memilih untuk menjaga jarak dengan Xynerva, sengaja ia menjauhkan kursi dan juga mejanya dari wanita itu.

"Gak usah bicara sama aku lagi, aku kesel sama kamu!" ucap Ruel yang langsung menundukan kepala seraya mencoret-coret buku tulisnya.

"Emang bisa kamu kesel sama aku? udah gak usah lebay, cuman masalah sepele doang."

Ruel terkekeh mendengar hal itu, ia kembali menatap Xynerva dengan tatapan tajam. "Bentar dulu, lo orang nyebelin yang gue kenal, gue kesel sama lo!" cibirnya.

Xynerva tersenyum tipis, rasanya ekspresi Ruel saat itu benar-benar menggemaskan dan membuatnya ingin sekali tertawa, Xynerva pun menggeser sedikit kursinya agar lebih dekat dengan Ruel, tangannya mengayun untuk merangkul pundak Ruel, hal itu membuat Ruel menjadi salah tingkah.

"Oh udah mulai pake lo gue ya sekarang?" tanya Xynerva.

Ruel saat itu sudah merasa tidak kuat untuk tidak salah tingkah, ia pun hendak beranjak dari tempat duduknya tapi sebelum itu Xynerva langsung menahannya. "Dengerin aku dulu!" pintanya.

"Malam ini kita ketemu di Gazebo, aku ada sesuatu buat kamu." katanya yang membuat Ruel tersenyum lebar.

"Damn, cewek ini bener-bener gila, tapi anehnya gue suka." gumam Ruel dalam hati.

Dari tadi, Eden melihat keributan yang di lakukan oleh Ruel dan juga Xynerva, ia pun menghela nafas panjang. sesaat ia kembali menatap kearah papan tulis, tapi di depan sana ada Vincen yang sedang menonton momen Ruel dan juga Xynerva sambil memakan cemilan.

"Lo ngapain?" tanya Eden.

Amara menghentikan langkahnya saat seseorang memanggilnya, seorang pria tampan datang menghampiri Amara dengan senyuman yang berbinar-binar.

"Lo sekelas sama Tavisha? gue boleh minta tolong gak?" tanyanya.

"Apa?"

"Sebenarnya anu, gue suka sama dia, boleh bantuin gue buat deketin dia gak, Ra?" pinta laki-laki itu.

"Lo aja kali sendiri, ngapain minta-minta Amara segala," cecar Jena.

"Yaelah, gue kan malu."

"Yaudah, gue bakal usahain ya. lo Edrick dari kelas 7-F kan?" tanya Amara, mencoba melerai perdebatan antara Jena dan juga Edrick.

"Iya, lo beneran mau bantu gue?" tanya Edrick yang langsung di angguki oleh Amara.

"Makasih banyak, lo emang best deh!"

Edrick tersenyum sumringan lalu pergi meninggalkan Amara dan juga Jena di aula sekolah, Jena menghela nafas sambil menatap Amara dengan kebingungan. "Lo yakin, Ra?"

"Kita coba dulu aja."

Di tempat lain Ziel sedang bermanja-manja dengan sang istri yang sedang mempercantik kukunya, padahal usia Ziel kini sudah matang tapi kelakuannya masih seperti anak kecil saat bersama Shaerin.

"Dayn betah gak tinggal disini?" tanya Ziel dengan suara yang serak.

"Betah dong, dia juga main terus sama Xynerva. kapan-kapan aku mau ajak mereka main keluar deh." jawab Shaerin dengan begitu bersemangat.

"Sayang, kamu gak keberatankan kalau aku angkat Dayn jadi pemimpin perusahaan nanti?"

"Em... aku mengikutimu saja, tapi untuk sekarang tolong jangan menganggu aktivitas Dayn, kau harus membebaskannya bermain, aku takut jika Dayn kehilangan masa-masa kecilnya."

"Tentu saja, aku juga tidak akan setega itu untuk membiarkan Dayn terus-terusan menggeluti materi, tapi aku akan mengajarkannya sedikit-sedikit." kata Ziel seraya mengeratkan pelukannya.

"Iel, aku gak bisa nafas!"

Ziel terkekeh lalu mengendurkan pelukannya, ia pun mengubah posisinya menjadi duduk saling berhadap-hadapan dengan Shaerin.

"Ibu pernah berbicara kepadaku," Ziel kembali membuka suara, terlihat ekspresi wajahnya yang tidak terlihat yakin untuk mengatakannya kepada sang istri.

"Kenapa?" tanya Shaerin.

"Kemarin waktu aku pulang lembur, Ibu dateng ke ruang kerja aku. Dia kepikiran mau membawa Dayn ke luar kota untuk belajar," ucapnya.

Perhatian Shaerin teralihkan, ia pun langsung memolototi suaminya dengan tajam. "Lalu kau menjawab apa? jangan sampai kau mengijinkannya ya, Dayn masih membutuhkan ku."

"Sayang, aku menolaknya. aku juga tidak ingin jika Dayn berpisah dengan kita, apalagi usia Dayn masih sangat kecil untuk di tinggalkan oleh kita, mungkin Ibu sangat berambisi untuk membawa Dayn pergi ke Amerika, tapi dengan segala cara aku akan menolaknya, kau tidak perlu khawatir."

Shaerin membuang nafas merasa lega, tidak terbayang bagaimana kesulitannya Dayn saat tinggal berdua bersama Revana di Amerika.

"Syukurlah," gumam Shaerin.

.

.

.

.

.

.

.

Di kantin, Tavisha dan juga Maia bergabung bersama dengan anak-anak lainnya, jam sudah menunjukan waktunya makan siang, terlihat juga Xynerva dan juga Ruel yang sudah menikmati makanannya.

"Visha..." panggil Amara sehingga membuat pandangan yang lainnya teralihkan kepadanya.

"Tudep," jawab Tavisha.

"Lo tau gak sih kalau ada angkatan kita yang suka sama lo."

"Beneran lo, Mar?"

"Gak nyanga gue, ada ya yang suka sama ratu julid kayak dia?"

Bisikan-bisikan tentang Tavisha mulai terdengar, lalu dengan cepat Vincen mengetuk meja sehingga suara-suara bisikan itu hilang.

"Kalian kenapa? gak masalah dong ada yang suka sama Tavisha. liat aja, dia cantik dan tubuhnya bagus, laki-laki mana yang gak bakal suka sama Visha?" kata Amara.

"Masalahnya gini Ra, dia kan jutek amat tuh ya. gak kebayang kalau dia pacaran, yang ada gue kasian sama cowoknya." sahut seseorang yang langsung mengundang tawaan yang lain.

"Tapi Visha, menurut lo gimana?" tanya Jena sehingga membuat yang lainnya terdiam.

"Makasih atas tawarannya,"

"Gue gak mau pacaran dan gue gak butuh uluran tangan lo Amara!" lanjut Tavisha dengan tampang yang terlihat jutek.

"Lo yakin Va? lo pikiran dulu aja, nanti gue kasih nomor lo ke orangnya langsung," kata Amara.

"Kalau gue mau, gue bisa aja punya pacar. gak harus sama orang yang lo rekomendasiin ke gue, tapi sayangnya itu bukan prioritas gue sekarang!" cibir Tavisha yang merasa kesal.

"Mulai dah," bisik Jena.

"Gue dari tadi udah adem ya sebelum lo tawarin hal yang gak jelas itu!"

"Jangan baper gitu dong, niat Amara baik!" timpal Jena.

"Kalau gue bilang enggak ya enggak ya anjing!" Tavisha beranjak dari tempat duduknya lalu disusul oleh Maia.

Terdengar suara nyaring sendok yang di lempar kearah mangkuk, kini semua mata tertuju kearah Vincen. "Ra, bisa gak sih sehari aja lo gak usah bikin ulah? gara-gara sikap lo itu bikin orang jengkel tau."

"Kenapa lo salahin Amara?" timpal Jena yang sewot.

"Emang kenyataannya dia yang bikin ulah duluan, gue aja jadi gak mood buat ngelanjutin makan!"

"Heh! mentang-mentang lo ketua kelas, lo bisa nyalahin orang ya! niat Amara dari awal baik." ucap Jena yang membuat langkah Vincen terhenti.

"Baik? dengan cara maksa Tavisha buat pacaran sama orang yang gak dia kenal sama sekali?" Eden mulai membuka suara.

"Gue gak maksa, cuman..."

"Mending lo diem aja, Ra. semuanya jadi berantakan kalau lo yang ikut campur," potong Eden yang ikut beranjak dari tempat duduknya.

Suasananya saat itu tiba-tiba berubah menjadi dingin, bahkan Xynerva pun menjadi tidak enak untuk memakan makanannya.

'Gue masih gak yakin sama omongan yang di ucapin sama Tavisha tadi pagi, gue harus mastiin dulu.'

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!