Xynerva memperhatikan interaksi antara Amara dan juga para pelanggan yang datang ke stand kelasnya, begitu banyak sekali pelanggan laki-laki yang datang untuk membeli makanan ataupun sekedar berfoto dengan Amara.
Xynerva terkejut saat ada seseorang yang menepuk pundaknya, refleks ia pun menoleh ke belakang dan terkejut saat mendapati seorang laki-laki yang ia kenal, seseorang yang selalu menjadi bahan obrolan di sekolahnya karena kenakalan dan juga keberaniannya saat melawan guru, dia adalah Samuel.
"Lo Xynerva yang lagi di obrolin di grup sekolah ya?" tanya Samuel.
"Gue?" tunjuk Xynerva kepada dirinya sendiri.
"Sama temen lo yang cantik itu, Amara kalau gak salah." sahut teman Samuel yang bernama Arya.
"Iya bro, dia idaman gue banget." timpal Felix sambil terkekeh.
"Yeu, lo mah doyannya sama yang bening-bening!" cibir Galang.
"Lo juga kali nyet!"
Samuel menatap tajam ketiga sahabatnya itu, sehingga mereka menutup rapat-rapat mulutnya. Dengan percaya diri, Samuel mengulurkan tangannya untuk berjabatan dengan Xynerva.
"Kenalin nama gue Samuel Leo Francisco, lo bisa panggil gue Sam."
"Buset cok, sama nama panjangnya dia sebutin, gak sekalian nama bokapnya si Yudha?" bisik Felix.
"Diem anji*ng, nanti lo di bacok ama si Sam!" cicit Galang seraya menoyor kepala Felix agar diam.
"Halo kak, nama gue Xynerva Zylvanxa." sapa balik Xynerva, tapi belum sempat membalas jabatan Samuel, tangannya sudah ditarik oleh seseorang, yaitu Eden.
"Ikut gue." ajaknya sambil menarik Xynerva agar ikut bersamanya, tapi Samuel menahan Xynerva dengan cepat, tidak akan membiarkannya di bawa oleh Eden.
"Lo siapa?" tanya Samuel.
"Gue Eden, temen sekelasnya Xynerva. kebetulan dia ada urusan, jadi gue mau bawa ke kelas."
"Tunggu, gue mau kenalan dulu sama dia." ucap Samuel yang masih menahan tangan Xynerva agar tidak di tarik oleh Eden.
Hal itu menjadi pusat perhatian orang-orang yang ada disana, karena tempatnya lumayan sangat dekat dengan stand kelasnya, Amara sampai bisa melihat kejadian itu.
"Bukannya udah? gue ada urusan sama dia, jadi lepasin!"
"Buset, keknya bakal ada perang deh nyet." bisik Arya di telinga Galang dan langsung di hadiahi injakan kaki oleh temannya itu.
"Biasa aja kali, elah!" lanjutnya sambil menahan sakit.
Amara menatap kepergian Eden yang membawa Xynerva pergi dari keempat pereman sekolah, ia pun langsung memanggil Maia yang sedang duduk santai di depan stand, "Mai, boleh gantiin gue dulu ga? gue mau ke toilet sebentar," pintanya.
"Cih, nyusahin aja sih lo!" cibir Maia yang mau tidak mau harus menggantikan Amara.
Setelah melepaskan apronnya, Amara pun buru-buru meninggalkan standnya untuk menyusul Xynerva.
"Siapa sih dia? sok banget!" tanya Galang kesal.
"Tadi namanya Eden, dia sekelas sama gebetan si Sam." jawab Arya yang masih menatap kepergian Eden dan juga Xynerva.
"Gimana jadinya, bro?" tanya Felix.
"Jadi target gue," jawab Samuel.
Disisi lain Eden membawa Xynerva ke kelas, disana begitu sepi karena semua teman-temannya sedang berada di stand, "Lo ngapain sih bawa gue kesini?" tanya Xynerva.
"Bukannya bilang makasih, gue tadi nyelamatin lo dari kebejatan kakak kelas itu, pokoknya lo jangan deket-deket sama yang namanya Samuel."
"Gue denger sedikit cerita tentang dia, tapi emang beneran?"
"Hm, dia sama gengnya itu yang selalu nyari masalah di sekolah ini, bahkan mereka terancan di keluarkan karena ketauan ikut balapan liar, mereka juga sering bully dan malakin anak-anak yang ada disini."
"Untung aja ya, makasih banyak."
"Itung-itung tanda terima kasih gue karena kemarin lo juga udah selamatin gue." kata Eden tanpa ekspresi apapun.
"Ed, gimana kalau kita temenan?"
"Temenan?" tanya balik Eden seraya mengusap tengkuknya.
"Iya, lo maukan?"
Tanpa lama, Eden pun mengangguk pelan dan hal itu membuat Xynerva tersenyum lebar. "Okey, sekali lagi makasih udah ngasih tau tentang kakak kelas yang deketin gue tadi."
"Sama-sama."
Amara yang baru saja tiba pun langsung memasuki kelas dan mendapati Eden tengah tersenyum kepada Xynerva.
"Nerva?"
Xynerva menoleh ke samping, di tengah pintu ada Amara yang sedang memperhatikan mereka berdua dengan canggung, Eden yang tadinya tersenyum kini kembali memasang wajah dinginnya, tanpa berpamitan ia pun langsung meninggalkan kelas.
"Ada apa, Mar?" tanya Xynerva yang langsung menghampiri Amara.
"Lo tadi gak apa-apakan? maksudnya, tadi gue ngeliat lo di deket stand."
"Oh, iya gak apa-apa kok."
"Syukurlah," gumam Amara sambil menghembuskan nafasnya pelan.
"Oh iya, tadi lo ngobrolin apa aja sama Eden? gue liat-liat lo akrab banget, tapi kok Eden kayak gak suka gitu ya sama gue?" tanya Amara.
"Gak banyak, cuman masalah tadi. kami juga mutusin buat temenan, tapi lo jangan mikir kayak gitu dulu, mungkin Eden masih canggung sama lo, kita kan masih tahap perkenalan."
"Iya juga sih, Va."
"Oh iya, anterin gue ke stand kelas delapan yuk? gue mau beli sesuatu buat Ruel."
Amara mengangguk dengan penuh semangat, mereka berdua pun keluar kelas dengan saling bergandengan tangan.
Xynerva menatap Ruel yang sedang berbincang dengan teman-temannya, di kedua tangannya sudah ada barang yang akan di berikannya kepada Ruel. disamping Xynerva ada Amara yang sedang menemaninya, "Bilang aja kalau lo suka sama dia, keburu di ambil orang loh." kata Amara sambil menyenggol pelan pundak Xynerva.
"Nggak, gue cuman mau ngasih gift sebagai tanda terima kasih gue karena udah mau temenan sama gue yang gak ada spesial-spesialnya ini."
"Liat, lo bahkan udah pesimis gini. kalau suka ya langsung ngomong aja, nanti keburu nyesel."
Xynerva hanya tersenyum saja, saat Ruel menyadari kehadirannya, ia pun langsung menghampiri Xynerva dengan senyuman yang mengembang.
"Ada apa?"
"Lo tau gak sih El, tadi itu Nerva minta saran terus ke gue buat nyari barang yang lucu," ucapnya.
"Pasti buat gue ya?" tanya Ruel dengan begitu pedenya.
"Apaan sih, diem deh lo!" kata Xynerva dengan wajah yang memerah padam karena menahan malu.
"Iya, gue juga sayang banget sama lo."
"Dih, siapa yang sayang sama lo, pede amat jadi orang!" cibir Xynerva.
"Yaudah, sini barangnya gue ambil. makasih Nerva, apapun yang lo kasih ke gue, semuanya berharga."
Amara menyenggol pelan Xynerva sehingga membuat gadis cantik itu malu, setelah berterima kasih, Ruel pun kembali menghampiri teman-temannya, ia memang senang saat Xynerva memberikannya hadiah, walaupun harganya tidak terlalu mahal, tapi Ruel menghargainya.
"Oh iya, nanti kita ketemuan di taman komplek rumah!" teriak Ruel sebelum Xynerva pergi.
Gadis cantik itupun mengangguk lalu pergi dari tempat tersebut bersama Amara, tujuannya saat ini adalah kembali ke stand.
Disisi lain Tavisha sedang membereskan stand karena semuanya sudah habis terjual, Maia yang sedang duduk di kursi karena kelelahan pun akhirnya ikut membantu temannya itu.
"Si Amara bilangnya mau ke toilet tapi udah se jam kagak balik-balik, ngapain aja tuh bocah sih?!" gerutu Maia yang dari tadi mengomel terus.
"Mungkin ngekorin Xynerva."
"Tuh bocah caper mulu, heran gue."
"Yaudah sih, bantuin gue aja."
"Tapikan jadwal jaga gue itu besok bareng sama Xynerva," kata Maia.
"Iya, besok tinggal Amara yang jaga."
"Awas aja kalau ketemu, udah bikin gue kepanasan kayak gini!"
Tavisha akhirnya hanya bisa geleng-geleng kepala, ia sebenarnya ingin sekali mentertawakan temannya yang lebay itu, tapi mengingat jika ia pun merasa lebay, Tavisha tidak jadi mentertawakannya.
"Amara datang, datang!" para laki-laki yang awalnya sedang duduk santai di kursi stand langsung beranjak dan menghampiri Amara yang sedang berjalan bersama Xynerva.
"Amara, gue suka sama lo!"
"Ra, ini gue beliin sandwich kesukaan lo, terima ini!"
Banyak dari mereka memberikan Amara makanan yang disukainya, tapi Amara sama sekali tidak menggubris para lelaki itu, ia fokus mengobrol bersama Xynerva.
Xynerva merasa risih karena semua orang berkumpul mengelilinginya dan juga Amara, rasanya ia ingin keluar dari kerumunan tersebut.
"Maaf temen-temen, rasanya temen gue kurang nyaman, kalian bisa ngasih jalan buat kita?" tanya Amara dengan lembut, seketika semua yang ada disana pun memberikan Amara jalan.
"Awas lo, gue mau ke Amara!" seseorang mendorong Xynerva sehingga membuatnya hendak terjatuh tapi untung saja Maia menahan tubuhnya agar tidak terjatuh.
"Ngeyel sih, dibilangin juga."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments