02

"Karena ini hari pertama kalian belajar disini, ibu ingin kalian memperkenalkan diri kalian masin-masing, dimulai dari meja depan yang ada di ujung kiri."

Amara tersenyum, ia pun beranjak dari tempat duduknya dan berjalan ke depan kelas untuk memperkenalkan dirinya sendiri. "Hallo, kenalin nama gue Amara Veline, semoga kita bisa berteman baik disini."

Para lelaki yang ada disana tidak berkedip sama sekali saat menatap Amara, salah satu laki-laki pun mengangkat tangan kanannya. "Gue mau nanya, apa lo udah punya pacar?" tanya siswa laki-laki tersebut.

Amara yang mendengar pertanyaan tersebut pun tersenyum malu. "Gue gak pernah pacaran sama sekali, bahkan berduaan dengan cowok aja gue gak berani," jawab Amara.

"Bohong lo, gak mungkin cewek secantik lo ini gak punya pacar." Xynerva yang melihat kehebohan para lelaki yang menanyakan sesuatu yang tidak jelas kepada Amara pun diam saja, berbeda dengan Tavisha yang mendelikan kedua matanya.

"Kayaknya dia bakal populer di sekolah kita." bisik seorang wanita yang duduk di sebelah Tavisha.

"Cih, dia cuman pamer muka aja." sahut Tavisha dengan begitu malas.

Amara masih tersenyum saat melihat kehebohan para lelaki yang memintanya untuk jujur, hingga guru yang harus turun tangan untuk meredakan kehebohan tersebut.

"Amara memang sangat cantik ya anak-anak, ibu yakin dia akan menjadi wanita populer di sekolah ini." kata guru wanita itu sambil terkekeh pelan.

"Ibu, jangan seperti itu, Amara sangat malu."

"Hahahaha baiklah, kita lanjut ke orang yang duduk di sebelahmu."

Amara mengangguk lalu kembali duduk di kursinya, kini bagian Xynerva lah yang maju kedepan untuk memperkenalkan diri.

"Halo semuanya, kenalin nama gue Xynerva Zylvanxa, kalian bisa panggil gue Nerva." tidak ada kehebohan seperti tadi, semuanya hanya mengangguk saja.

"Nerva, sepulang sekolah lo sibuk gak?" pertanyaan yang di lontarkan oleh Ruel seketika membuat semua orang yang ada disana terkejut, kecuali Tavisha yang hanya biasa saja.

"Emang si Ruel sama Xynerva deket ya?" tanya wanita yang ada disebelah Tavisha.

"Si Nerva anak pelayan di rumah gue, wajarlah Ruel deket banget sama dia, setiap hari bahkan mereka suka main bareng."

"G-gue sibuk," jawab Xynerva gugup.

"Sayang, tadinya gue mau ngajak lo makan bareng di warung pinggir jalan yang ada di pusat kota."

Xynerva hanya menanggapinya dengan senyuman, ia menghiraukan bisikan-bisikan yang ada disana. setelah selesai, ia pun langsung kembali duduk di kursinya.

Seorang laki-laki kini maju ke depan, tanpa basa-basi ia pun langsung memperkenalkan dirinya. "Nama gue Eden Maheswara, terserah kalian mau manggil gue apa." ucapnya lalu kembali duduk di kursinya.

"Wahh, kulkas pisan."

"Bukannya lo harus memperkenalkan diri dengan baik?" tanya Amara sambil tersenyum.

Eden menatap Amara yang tersenyum itu, tatapan laki-laki itu tidak terbaca sama sekali. "Bukan urusan lo, mau gue perkenalkan diri kayak gimanapun itu hak gue."

"Gue cuman..." Xynerva mengusap punggung Amara agar sedikit lebih tenang, gadis cantik itupun menghembuskan nafasnya pelan.

"Lo jangan kasar-kasar dong sama Amara!" teriak siswa laki-laki yang ada di meja belakang.

Eden pun menoleh kebelakang, "Urusan lo apaan? dia siapanya lo? seterah gue mau bersikap kayak gimanapun, gak usah ngatur hidup gue, urusin aja diri lo sendiri."

"Gila, dia tipe idaman gue banget." bisik wanita yang ada di samping Tavisha.

"Udah anak-anak, kenapa jadi ribut gini? sekarang kita lanjut perkenalannya." lerai guru yang ada di depan, semua siswa dan siswi pun kini terdiam.

Kini giliran wanita yang duduk di sebelah Tavisha, Xynerva mengamati wajah wanita itu dengan teliti, sungguh cantik, tapi sifat jutek yang ada di dalam wanita itu begitu melekat di wajahnya.

"Hai, kenalin nama gue Maia Yunezza, gue suka uang dan gue gak suka orang yang selalu cari perhatian." katanya lalu kembali menghampiri mejanya.

"Perkenalan atau apa boss?" tanya seorang siswa laki-laki tapi tidak dijawab olehnya.

Tavisha maju ke depan, dengan bersikap dada ia pun memperkenalkan dirinya. "Kenalin nama gue Tavisha Dashara Dyxie, gue paling gak suka sama orang yang gak enakan sama orang lain." katanya, tanpa di sadari oleh Xynerva, ucapan Tavisha tadi tertuju kearahnya.

"Visha, gue suka sama lo!" teriak siswa laki-laki.

Tavisha yang mendengarnya kini menatap siswa tadi dengan tatapan menyelidik. "Lo jauh dari tipe ideal gue," sahut Tavisha santai.

"Tipe lo kayak gimana?"

"Soobin TXT."

"Njing, gue kalah sama oppa-oppa korea," lirih siswa laki-laki itu.

"Hahaha, zaman sekarang banyak yang suka sama korea-korea gitu, makanya lo harus kayak dia dulu, gue jamin Tavisha nerima lo."

Setelah perkenalan Tavisha selesai, kini gilaran Ruel yang maju kedepan. belum perkenalan saja semua siswa perempuan berteriak memanggil nama Ruel, selain tampan ia memiliki karisma yang berhaga.

"Kenalin nama gue Ruel Rahaska Enrico, kalian bisa panggil gue El."

"Ruel, gue pengaggum berat lo!"

"Lo ganteng banget!"

"Lo udah punya pacar belum?" teriak para wanita yang ada di kelas itu.

"Cih, sebelas dua belas kayak si Amara." gumam Tavisha yang memang tidak menyukai Ruel.

Amara menghampiri Eden yang hendak mengambil porsi makanan siangnya, di kedua tangannya ia membawa minuman kaleng yang akan diberikannya kepada Eden.

"Eden... soal tadi gue minta maaf." ucapnya pelan sambil menyodorkan minuman tersebut kepada Eden.

"Untuk apa?"

"Mungkin gue terlalu ngatur lo, gue merasa bersalah."

Tatapan Eden beralih kepada Xynerva yang sedang makan, tanpa memperdulikan Amara, Eden melangkah mendekati Xynerva.

"Nerva, jangan lupa nanti sore kita harus kerja kelompok."

"Oh, iya." jawab Xynerva sambil mengangguk pelan.

"Ajak Tavisha sama Maia," katanya.

"Iya, gue pasti inget kok."

"Good." Eden pun pergi meninggalkan Xynerva dan juga Amara untuk ke stand makanan.

"Dia aneh banget, kok gue di cuekin."

"Mungkin dia lagi bad mood." kata Xynerva mencoba menenangkan Amara yang sedang overthingking.

Sorenya, setelah Xynerva melewatkan hari dengan pelajaran-pelajaran sekolah, Xynerva pun memilih untuk langsung pulang. tapi saat di gang yang dekat dengan perumahan, Xynerva melihat dua orang dewasa yang sedang menendang seseorang yang seumuran dengannya.

"Harusnya lo ngasih kita uang, udah sebulan lebih lo gak pernah ngasih!"

"Lebih baik lo mati, gak ada gunanya!" kata laki-laki dewasa yang sekarang sedang menendang Eden yang sudah tiduran di aspal.

Xynerva bingung, disisi lain Eden sudah merasa kesakitan karena tendangan yang begitu keras, gadis itu pun melihat sebuah tongkat besi di tong sampah, Xynerva langsung mengambilnya dan berlari kearah Eden yang sedang kesakitan.

"Pergi, kalau gak saya akan melaporkannya ke polisi!"

"Ada apa dengan gadis itu, menganggu saja!" ucap salah satu laki-laki dewasa yang ada disana.

"Pergi!" teriak Xynerva sambil melayangkan tongkat besi tadi ke arah kedua laki-laki tadi.

Mau tidak maupun, keduanya harus pergi, meninggalkan Eden yang sudah tidak berdaya lagi karena tendangannya memang sangat keras.

"Eden, lo baik-baik aja?" tanya Xynerva seraya membantu Eden untuk berdiri.

"Makasih."

"Tapi kenapa lo gak lawan mereka balik?" tanya Xynerva lagi.

"Mereka yang sering malak gue, kalau gue lawan mereka, yang ada gue kalah." jawab Eden sedikit meringis saat Xynerva tidak sengaja memegang luka yang ada di perutnya.

"Dan, jangan kasih tau orang-orang tentang hal ini." lanjutnya dengan suara yang pelan.

"Rahasia lo aman di gue."

Xynerva pun memapah Eden untuk berjalan, karena Eden berjalan dengan tertatih-tatih akibat luka yang ada di perutnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!