Tavisha pergi ke uks seusai ribut dengan adik dan juga Xynerva, moodnya saat itu benar-benar sangat buruk.
"Lo, gue cariin juga. ternyata ada disini, lo bakal bolos?" tanya Maia.
"Gue bakal disini dulu sampai perasaan gue baik, lo balik aja ke kelas duluan."
"Gue disini aja deh, hari ini ada pelajaran matematika, gue gak suka sama pelajarannya."
Untuk waktu yang lama mereka terdiam, tenggelam dalam pikiran masing-masing, sampai Maia kembali membuka suaranya untuk mencairkan suasana.
"Pantes aja lo gak suka ama si Amara, dia emang caper. tapi anehnya dia populer di kalangan kakak kelas kita, bahkan ada yang terang-terangan bilang suka sama dia waktu mpls minggu kemarin."
"Gue bilang apa, dia emang suka ngandelin mukanya yang gak seberapa itu, jijik banget gue."
"Tapi gak nyangka juga sama Ruel, bisa-bisanya dia belain orang lain daripada kakaknya sendiri."
"Setiap hari dia bikin gue kesel mulu, padahal dia sering banget nge baperin si Xynerva bahkan mereka berdua deket, tapi dia juga akrab sama cewek lain, gue bingung sama perasaan dia."
"Nerva, again. jangan-jangan lo suka sama dia lagi?" selidik Maia yang curiga ada kelaian dengan temannya.
"Anj*ng lo, ya kagak gitu juga. gue cuman rada kasian aja sama dia," jawabnya dengan jujur.
"Untunglah kalau lo masih normal, kita liat aja kedepannya, Xynerva juga bakalan nyesel."
Tavisha mengangguk, ia pun lebih memilih untuk merabahkan tubuhnya di atas ranjang uks lalu memejamkan kedua matanya, disusul oleh Maia yang merebahkan tubuhnya di ranjang sebelah.
Pukul 09.30 semua murid keluar dari kelas masing-masing untuk pergi ke kantin, mengisi perut mereka yang sudah berdemo dari tadi. Xynerva dan juga Ruel sudah duduk manis di salah satu bangku yang dekat dengan jendela, di depannya sudah ada makanan yang di pesannya tadi, tidak begitu banyak, Ruel memesan salad sayur sedangkan Xynerva memesan ayam geprek.
Saat sedang asiknya makan sambil berbincang-bincang, Amara datang menghampiri mereka berdua, sambil tersenyum ia pun menarik kursi yang ada di sebelah Xynerva.
"Gue ikut gabung sama kalian ya, soalnya meja yang lain udah penuh."
"Gapapa, santai aja." seru Ruel yang tidak keberatan sama sekali.
"Amara, lo pesen makanan sebanyak itu, gak takut gemuk?" tanya Xynerva yang terkejut melihat bawaan makanan Amara yang terlihat banyak.
"Gue makan banyak juga gak akan gemuk-gemuk, anehkan."
Xynerva terkekeh, ia pun kembali melanjutkan aktivitas makannya. Tavisha yang baru saja datang ke kantin bersama Maia, kini menghampiri meja Ruel, dengan santainya ia duduk di sebelah Ruel sedangkan Maia di sebelah Xynerva.
"Maafin gue soal tadi, gue lagi kesel."
"Jangan di ulangin lagi, kalau sampai lo bikin keributan, gue bakal cepuin ke Papah sama Mami."
Tavisha yang mendengar ancaman dari sang adik hanya bisa membuang nafas. "Ya, gak bakal gue ulangin."
Amara menatap Tavisha sambil tersenyum tipis, yang pada akhirnya Tavisha menyadarinya. "Ngapain lo ngeliatin gue kayak gitu?" tanyanya dengan begitu ketus.
"Visha, boleh kita bicara empat mata?" ajak Amara.
Mau tidak mau, Tavisha pun menerima ajakan Amara. gadis itu mengajaknya pergi ke toilet, Tavisha hanya bisa pasrah saat Amara menarik tangannya dari tadi.
"Kayaknya markas lo di toilet ya, bosen gue." ucapnya sambil tertawa meremehkan.
"Kita pernah se angkatan waktu SD, tapi kita gak terlalu deket waktu itu, kenapa lo gak suka sama gue?"
Tavisha membuang nafasnya perlahan, dengan kedua tangan yang ia silangkan, Tavisha pun menjawabnya. "Udah gue bilang di kelas tadi, lo itu terlalu cari perhatian ke semua orang, gue kira lo bakal berubah setelah naik ke sekolah menengah ini, tapi lo tetep kekanak-kanakan."
"Jelasin yang jelas, biar gue langsung paham," pinta Amara.
"Yang jelas? waktu SD semua kakak kelas bahkan adik kelas suka sama lo, contohnya waktu temen gue pacaran sama salah satu kakak kelas dan lo tau tentang itu, lo malah deketin kakak kelas itu sampe temen gue putus, itu semua ulah lo!"
Amara tertawa kecil. "Buktinya? gue gak sejahat itu buat ngehancurin hubungan orang lain," pintanya.
"Lo tolol atau gimana sih, lo masih minta bukti?"
"Jelas, gue merasa di fitnah."
"Gak bakal selesai kalau ngomong sama orang modelan kayak lo!" ucapnya lalu setelah itu pergi meninggalkan Amara sendirian di toilet.
Disisi lain, Maia mengambil makanan milik Amara, walaupun Xynerva sudah melarangnya tapi gadis itu tetap memakannya dengan begitu lahap sekali.
"Btw Va, lo gak usah deket-deket sama si Amara lagi. gue udah tau sifat aslinya, mending lo join circle gue aja, bareng ama Tavisha."
Xynerva menatap Maia, mulut gadis itu sudah penuh dengan makanan, Ruel yang sedang asik bermain game di ponselnya bahkan sampai melirik ke arah Maia.
"Lo di hasut sama kakak gue buat jauhin Amara? lo gak usah sok tau deh, bahkan lo aja gak deket sama Amara."
"Dih, gue mah tau sendiri. waktu di toilet tadi..ck, kalau gue jelasin lo pada gak akan percaya."
"Lo bisa aja di hukum atas pencemaran nama baik seseorang, Mai. lo jangan asal nuduh sembarangan, kalau belum nemu bukti apapun."
"Nerva, lo bikin mood makan gue ilang. baik-baik gue peringatin lo buat jauhin tuh cewek, tapi emang dasarnya lo keras kepala, terserah lo aja, biar lo ngerasain sendiri!" cecar Maia yang bangkit dari tempat duduknya lalu pergi begitu saja.
"Gak usah di pikirin, lo lanjut makan aja." kata Ruel sambil tersenyum hangat kepada Xynerva, hal itu membuat hatinya berdegup kencang.
Dayn mengganti pakaian sekolahnya menjadi pakaian santai, seusai sekolah, ia begitu bersemangat untuk pulang kerumah, alasannya sudah pasti karena ada Xynerva, ia ingin lebih dekat dengan wanita itu.
Di meja makan, Dayn membantu Tiara untuk mengupas bawang, ia banyak sekali berbicara kepada wanita paruh baya itu terkait saudara-saudaranya, seperti Tavisha dan juga Ruel.
"Bi, biasanya kak Xynerva pulang sekolah jam berapa?" tanya Dayn.
"Ini baru jam satu siang, biasanya dia pulang jam setengah empat sore, memangnya ada apa?"
Dayn menggeleng. "Aku ingin berterima kasih kepada kak Xyn karena sudah menolongku kemarin," seru Dayn seraya tersenyum tipis.
"Nerva memang baik, dia juga sangat dekat dengan Tuan muda Ruel."
"Kak Ruel?" tanya Dayn tidak ber-ekspresi.
"Datanglah ke gazebo saat jam lima sore, biasanya Nerva akan kesana untuk belajar ataupun sekedar membaca novel."
"Terima kasih, bi." ucap Dayn sambil menganggukan kepalanya penuh semangat.
Dayn Nevalion, anak yang terlihat pendiam dan lebih memilih untuk memendam semuanya daripada bercerita kepada orang-orang terdekat, maupun itu Shaerin atau Ziel, Dayn lebih memilih untuk memendam semua rasa ketakutan dan juga masalahnya sendirian.
Ia tidak begitu menyukai keramaian, maka dari itu Dayn selalu berada di kamarnya setelah pulang sekolah. bahkan saat disekolah pun, Dayn sangat jarang sekali berbicara, tapi walaupun seperti itu, ia memiliki teman yang mengerti kesukaan dan juga ketidak sukaannya, dia adalah Daniel, sahabat sekaligus teman sebangkunya di sekolah.
Kelak saat dewasa nanti, Dayn akan mewarisi perusahaan Algio yang di berikan oleh Ziel untuknya, karena warisan itu sudah turun temurun saat Axton masih hidup. Ruel yang lebih memilih untuk memasuki dunia hiburan karena ia tidak ingin di kekang oleh Revana yang menyuruhnya untuk menjadi pewaris perusahaan Algio, Ruel memang pintar tapi dia tidak sehebat Dayn yang selalu mendapatkan juara 1 di kelas maupun sekolahnya, bahkan saat perlombaan olimpiade matematika, Dayn mendapatkan juara 1 saat ia menginjaki kelas 1 SD, mungkin karena semasa muda, Shaerin dan juga Ziel juga sangat pintar dan kepintarannya itu menurun kepada Dayn. memang, Dayn dan juga Revana sangat dekat sekali, bahkan saat masih tinggal di mansion, Dayn selalu merengek kepada Ziel untuk pergi bermain di kediaman keluarga Algio, ia ingin sekali menemui Oma nya dan keinginannya itu terkabul saat Dayn memasuki kelas 2. sebenarnya Ziel tidak terlalu mengekang sang anak untuk mempelajari perusahaan yang akan jatuh ke tangannya, ia membebaskan Dayn untuk bermain karena Ziel mengerti, saat masa-masa itu, Dayn sudah memasuki usia produktif, Ziel tidak ingin anaknya itu menjadi sepertinya, memiliki trauma yang sangat sulit untuk di sembuhkan, Ziel memprioritaskan Dayn agar bahagia menjalani masa-masa produktifnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments