Seperti biasa... Setelah selesai pulang sekolah, Xynerva selalu pergi ke gazebo untuk mengerjakan tugas ataupun sekedar bermain dengan Dayn dan juga Shaerin.
"Kak, sedang mengerjakan tugas ya?" suara yang Xynerva kenali, gadis cantik itupun menoleh keasal suara dan benar saja, Dayn sudah berada di sampingnya dengan senyuman khas miliknya.
"Iya, ngapain lo kesini? bukannya sekarang lo harus les ya? nanti di marahin sama Nyonya besar lagi, loh." tanya Xynerva yang sesekali melirik kearah Dayn.
"Hari ini aku libur," jawab Dayn.
"Hm... enak ya kalau jadi anak konglomerat, semuanya udah terpenuhi, lo harus bersyukur, Dayn."
"Tidak terlalu menyenangkan bagiku, Kak." timpal Dayn dengan wajah yang terlihat sendu.
"Kenapa?"
"Setiap hari kakak akan selalu di suruh les, bahkan aku gak bisa memakan makanan yang biasa kakak makan di sekolah, semuanya selalu saja di atur sama Oma."
Xynerva terdiam sejenak, lalu beberapa saat kemudian ia pun tertawa. bukan tanpa alasan, hanya saja terdengar lucu saat Dayn curhat seperti itu kepadanya.
"Benarkah?" tanya Xynerva yang langsung di angguki oleh Dayn.
"Kapan-kapan aku akan membawakanmu makanan dari luar, tapi jangan sampai ketahuan Nyonya Revana, oke?" seru Xynerva sambil mengulurkan jari kelingkingnya, perlahan Dayn pun mengaitkan jari kelingkingnya dengan Xynerva.
'Tatapannya yang hangat waktu itu membuat hatiku tenang, tapi kenapa Kakak selalu memperlakukan ku seperti anak kecil? padahal aku sudah dewasa dan usiaku waktu itu 6 tahun. berbeda dengan Ruel, tatapan Kakak kepadanya sangat berbeda, aku melihatnya begitu dalam... apakah ini yang dinamakan cemburu? seperti kata Daniel.'
"Kamu bicara apa tadi sama bocah itu?" tanya Ruel memasang wajah murung, bahkan ia menyenderkan kepalanya di pundak Xynerva.
"Bocah? maksudnya Dayn? gak banyak, cuman dia cerita sama aku soal pengen makanan dari luar rumah, kasian kan?"
"Aku mintakan sama kamu buat jaga jarak sama dia."
"Iya, iya. kamu gak usah khawatir, El. aku anggep dia sebagai adik aku, kak Shaerin juga udah ngasih aku kepercayaan buat jaga Dayn."
"Awas aja ya kalau kamu suka sama dia!" cicit Ruel dengan begitu manja.
"Suka? jangan ada-ada deh, El. mana mungkin aku suka sama berondong kayak Dayn," seru Xynerva sambil terkekeh pelan.
"Kamu juga, jangan terlalu deket sama Amara," lanjut Xynerva.
"Kenapa? kamu cemburu ya? nggak kok sayang, tenang aja."
"He'em.."
"Awas, ketahuan Oma, mampus kalian berdua." Tavisha berjalan melewati Ruel dan juga Xynerva begitu saja.
"Heh, Visha! sini dulu, gue mau ngomong." teriak Ruel yang menghentikan langkah kaki Tavisha.
"Yang sopan dikit, dia itu kakak kamu loh," tegur Xynerva pelan.
"Apaan?" tanya Tavisha begitu malas.
"Lo di sekolah bikin ulah mulu deh, gue heran sama lo. sebenarnya lo sama Amara itu ada masalah apa? gue liat-liat kagak pernah akur," tanyanya.
"Gak perlu gue jawab pertanyaan lo itu, cari tau aja sendiri!"
"Jawab deh, Visha." Ruel sudah begitu geram dengan kelakuan kakak perempuannya ini di sekolah.
"Ya karena dia bertingkah terus di depan gue, lo liat Eden sama Vincen yang kagak pernah mau akur sama Amara juga? bukan cuman gue aja yang muak sama sikapnya."
"Tetep aja, lo jangan ikutin mereka. padahal lo sama Amara sekelas waktu sekolah dasar," kata Ruel.
"Ngapa dah, lo keliatan banget ngebelain si Amara?"
Xynerva menatap wajah Ruel yang terlihat datar saja, "Gue bukannya ngebela, cuman nanya doang."
"Oh ya? terus ngapain lo sama Amara ke Mall berdua? nonton? makan bareng?" tanya Tavisha, gadis itu sesekali melirik kearah Xynerva.
"Gue cuman anter dia aja buat beli beberapa perlengkapan sekolah, sama makanan buat perkumpulan di restoran dia, gak usah banyak tanya!"
"Hati-hati lo, Nerva. gak semuanya orang deket itu baik, dan gak semuanya orang yang lo percayain itu dapet di andelin!" tekan Tavisha lalu berlalu pergi meninggalkan Ruel dan juga Xynerva di Gazebo.
"Udah gak bisa di biarin tu orang, gue bilangin Papah-"
"Udah, El. gak usah di perpanjangan, dia juga tetep kakak kamu." potong Xynerva cepat.
"Gak usah kamu pikirin ucapan dia tadi, ya?" pinta Ruel.
"Hm... aku gak enak badan, aku balik ke paviliun dulu." pamit Xynerva sambil membereskan buku-bukunya.
"Oke, selamat beristirahat, pacarku." kata Ruel sambil tersenyum lebar.
Xynerva berusaha memejamkan kedua matanya, dari tadi pikirannya terus-terusan mengarah kepada Ruel dan juga Amara, posisinya saat ini adalah tidur memiring, entah kenapa malam itu rasanya hati Xynerva benar-bebar gelisah.
'Mungkin jika aku tidak terlalu egois untuk menjadikanmu sebagai milikku, semuanya tidak akan berakhir seperti ini.'
'Kita seperti orang yang tidak saling mengenal, aku masih mengharapkanmu untuk tetap berada di sisiku.'
'Jika saja....'
'Waktu bisa di putar, aku tidak akan mengambil keputan itu.'
'Melihatmu pergi bersamanya, membuatku tidak bisa berfikir, mengingat saat kau lebih memilihnya, membuat hatiku terasa sakit, aku benar-benar membencimu.'
.
.
.
.
.
.
"Nerva!" teriak Amara di banyaknya kerumunan.
Xynerva yang saat itu sedang mengambil makanan di kantin pun langsung menoleh keasal suara, terlihat Amara yang sedang berlari menghampirinya.
"Apa?" tanya Xynerva.
"Gue mau makan siang bareng, lo pesen apa?" tanpa rasa canggung, Amara memeluk lengan Xynerva.
"O-ohh..."
"Nerva, ayo makan bareng gue sama Maia." panggil Tavisha sambil menarik lengan Xynerva.
"Tiba-tiba?" tanya Amara.
"Napa lo? gak suka?" sewot Maia.
"Udah-udah, Mar... sorry, gue makan bareng Tavisha sama Maia ya." lirih Xynerva sambill tersenyum canggung.
"O-owh, oke... tapi, Va. nanti sepulang sekolah Ruel ngajakin kita buat karokean, lo harus ikut ya?"
Xynerva terdiam sejenak, lalu tak lama ia pun mengangguk pelan. "Have fun, Nerva." ucap Amara yang langsung meninggalkan Xynerva.
Maia, Tavisha dan juga Xynerva pun mencari meja yang masih kosong, untungnya ada salah satu meja kosong di dekat jendela, mereka bertiga pun akhirnya menempatinya.
"Visha, lo ngerasa aneh gak sih?" tanya Maia sambil melihat kearah sekeliling.
"Napa?"
"Mereka ngeliatin lo dari tadi," kata Maia sambil menunjuk orang-orang yang sedang menatapnya.
"Lo belum tau?" tanya Xynerva.
"Kenapa, ada sesuatu?" tanya Maia.
"Iya, Visha jadi topik di sekolah ini. gue tau dari Jena, katanya sih orang-orang ngomongin lo karena sikap lo yang seenaknya disini."
"Maksudnya? jelasin lebih rinci." pinta Tavisha yang merasa ada yang tidak beres.
"Anak konglomerat tapi sikapnya berbanding balik dengan statusnya, bisa di bilang lo jutek dan kasar. oh iya.. lo juga di tuduh jadi pelaku pembullyan disini, tadinya gue mau ngomongin ini sama lo, cuman-" Xynerva tidak melanjutkan ucapannya tatkala melihat Tavisha yang pergi meninggalkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Aqil Aqil
lm bngt upx thor
2023-09-13
0