12

"Kenapa lo gak makan? apa makanannya keliatan gak enak ya? atau lo belum pernah nyoba makanan ini?" tanya Xynerva yang melihat perubahaan ekspresi Dayn.

"Sebelumnya aku memang belum pernah memakan ini kak, biasanya makananku selalu di atur oleh Mami."

"Gue lupa, lo si anak tunggal yang pada akhirnya akan menjadi pewaris, wajar aja sih Kak Shaerin pilih-pilih soal makanan, biar lo tetep sehat."

Dayn tersenyum tipis setelah mendengar itu, baru kali ini ia melihat wanita yang di sukainya se-cerewet itu. "Aku akan mencoba makanannya, Kak."

Dayn mengambil sendok yang ada di hadapannya, ia pun mengambil sesuap lauk yang sudah terhidang di meja. sebelumnya Xynerva sengaja membeli makanan yang disukainya agar Dayn bisa mencobanya.

"Gimana?" tanya Xynerva sambil memperhatikan raut wajah Dayn.

Tidak butuh waktu lama, Dayn mengangguk pelan, makanan yang baru saja di cicipi olehnya tadi begitu enak. "Bumbunya sangat pas, telur dan juga sosisnya terasa manis tapi pedas, aku suka." kata Dayn sambil tersenyum lebar.

"Gue sengaja bawa lo kesini karena biar lo tahu kalau gue itu suka makanan yang ada disini, terutama yang lo makan itu. gue bisa buat itu sendiri, tapi koki disini paling juaranya."

"Dayn lihat, kakak pernah membaca resep-resep makanan di gazebo. apakah saat besar nanti kakak ingin menjadi koki?" tanya Dayn dan langsung di angguki oleh Xynerva dengan penuh semangat.

"Gue pengen banget jadi koki, itu cita-cita gue sejak kecil."

"Mungkin jika Dayn sudah seperti Papa nanti, kakak bisa masuk ke perusahaanku, disana mereka mengembangkan produk makanan, kakak memiliki banyak ide untuk sesuatu yang baru, Papa pasti akan senang dengan kedatangan orang-orang seperti kakak."

Xynerva langsung tertawa setelah mendengar itu, tidak mungkin ia bisa menjadi staff ataupun karyawan di perusahaan Algio, dia tidak seperti yang Dayn bicarakan tadi. "Impian gue itu bukan cuman jadi koki aja, tapi membangun restoran. gue mau ngebantu perekonomian orang tua gue, gue gak mau mereka di hina-hina lagi," lirih Xynerva.

Dayn bisa melihat keinginan yang sangat ingin di raih oleh Xynerva, terlihat dari kedua matanya yang begitu berbinar-binar saat mengatakan hal itu.

"Kelak nanti, Dayn akan membantu kakak untuk membangun impian itu."

Malamnya, Xynerva mengendap-endap pergi ke kamar Ruel untuk menemui laki-laki itu. sesampainya disana, Xynerva langsung masuk dan mengunci pintu kamar rapat-rapat, akan gawat jika nanti Sasa ataupun Revana tahu.

"Pintunya udah di kunci, 'kan?" tanya Ruel begitu menyadari Xynerva sudah datang ke kamarnya.

"Udah, emangnya kalau gak di kunci kenapa?" tanya Xynerva balik.

"Nanti ada yang ganggu," jawab Ruel secara jujur.

"Oh..." Xynerva mengangguk, jujur saja jika saat ini ia merasa sangat gugup, setelah ia berpacaran dengan Ruel, entah kenapa saat bertemu dengannya, jantung Xynerva tidak bisa di kondisikan.

Ruel terus-terusan menatap Xynerva yang sedang memperhatikan setiap sudut kamarnya, baginya Xynerva sangat berharga. ia beruntung bisa menjadikan Xynerva miliknya dan Ruel tidak akan pernah menyia-nyiakannya, gadis yang sudah di incarnya saat ia berusia tujuh tahun.

"Kenapa ngeliatin aku kayak gitu?" tanya Xynerva secara tiba-tiba membuat Ruel terkejut.

"Takut tau!" lanjut Xynerva seraya mengerucutkan bibir.

Ruel tersadar dan tersenyum malu, ia merutuki dirinya sendiri yang tidak bisa menahan diri untuk terus-terusan menatap Xynerva. "Maaf, soalnya hari ini kamu cantik banget."

"Gausah gombal, nanti aku balik lagi." ancam Xynerva yang merasa jantungnya tidak aman.

"Tadi sore kamu kemana? aku cari di paviliun sama gazebo gak ada."

"Oh itu, aku pergi makan bareng Dayn di luar." jawab Xynerva seadanya, ia tidak ingin membohongi Ruel.

"Dayn? bukannya dia harus les?"

"Tadinya mau gitu, tapi kayaknya dia lagi cape banget, makanya aku ajak dia jalan-jalan sebentar."

Ruel terdiam sejenak, ia kembali mengingat kejadian beberapa hari yang lalu, tepatnya setelah Ruel menembak Xynerva.

"Kak, kamu beneran pacaran sama kak Xyn?" tanya Dayn.

"Kan lo juga liat waktu gue tembak dia, kenapa?"

Dayn tidak menjawab, ia membuang nafas pelan. "Tidak, jika begitu Dayn pergi duluan ke kamar."

Ruel mengerutkan keningnya saat menyadari sikap aneh yang di tunjukan oleh Dayn kepadanya, "Lo suka sama Xynerva?"

pertanyaan Ruel seketika membuat langkah Dayn berhenti, perlahan Dayn berbalik badan untuk menatap Ruel.

"Gue tau, keliatan dari sikap dan tatapan lo tadi."

"Tapi sorry, Xynerva udah jadi milik gue." lanjut Ruel sambil menunjukan keangkuhannya.

"Kak-"

"Emang bener, lo gak nyangkal sama sekali. tapi lo salah besar Dayn, kalian gak bakal bisa bersama karena usia lo sama Nerva juga terpaut jauh, gak mungkin dia mau sama anak kecil." potong Ruel dengan diakhiri kekehan.

"Usia hanya angka."

"Lo bisa ngomong gitu, tapi Xynerva tetep gak akan bisa lo miliki." tekan Ruel, ia pun pergi mendahului Dayn.

"Aku punya satu permohonan."

Xynerva mengerutkan keningnya, raut wajah Ruel saat ini begitu serius. "Jangan deket-deket sama Dayn, gue gak suka." pinta Ruel sambil menatap dalam kedua netra Xynerva.

"Loh? bukannya dia sepupu kamu?"

"Memang, walaupun usia kamu sama dia terbilang cukup jauh, tapi Dayn cowok dan aku percaya kalau cowok sama cewek itu gak akan mungkin deket kalau gak ngelibatin perasaan, buktinya sekarang aku pacaran sama kamu, Va."

"Tapi aku anggep Dayn sebagai adik aku, gak lebih."

"Aku tahu, tapi kita gak tau sama perasaan Dayn sendiri kayak gimana,"

Xynerva menangkap rasa takut di kedua mata Ruel, rasa takut akan kehilangan orang yang dicintainya? baru kali ini ia melihat secara jelas di dalam diri Ruel, perasaan cemburu.

"Aku bakal coba jaga jarak sama dia, tapi aku gak akan mungkin buat ngejauhin dia, Ibuku bekerja melayani kak Shaerin dan juga Dayn, aku juga kadang turut membantu."

"Aku ngerti, makasih." ucap Ruel yang langsung memeluk Xynerva.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Keesokan harinya Xynerva berjalan dengan tatapan kosong, permintaan Ruel kemarin membuatnya menjadi kepikiran, Ruel seperti menyembunyikan sesuatu terhadapnya tapi ia tidak bisa memaksa Ruel untuk berbicara langsung kepadanya.

Di depan gerbang, Samuel sengaja menunggu kedatangan Xynerva disana, di kedua tangannya ia membawa sebuket bunga tulip merah. entah apa tujuannya saat ini, orang-orang yang ada disana sampai di buat kebingungan.

"Bukannya itu anak brandalan di sekolah kita? namanya Samuel Leo Francisco."

"Dia ketua geng motor, suka tawuran sama anak sekolah sebelah."

"Tapi gak bisa di pungkiri kalau dia ganteng banget, gue naksir berat!"

Samuel bisa mendengar bisikan-bisikan orang yang ada di sekitarnya, kedua netranya menangkap sosok gadis yang sudah di tunggunya dari tadi, tidak ingin memakan waktu lama, ia pun menghampiri Xynerva dengan membawa sebuket bunga tulip merah di tangannya.

"Hei, kenapa lo gak balas pesan dan telepon gue?" tanya Samuel ketika sudah di hadapan Xynerva.

Semua orang yang ada disana sampai menghentikan langkahnya untuk melihat momen tersebut, ada yang berspekulasi jika Samuel akan mengatakan cinta kepada Xynerva.

"Lo bikin gue kepikiran terus, gue pengen denger kabar lo dan ketemu sama lo." lanjut Samuel, tapi Xynerva hanya mengerutkan keningnya.

"Apa?" bisik Xynerva.

Samuel tersenyum dan langsung memberikan buket bunga tersebut kepada Xynerva, di waktu bersamaan datanglah segerombolan teman-teman Farka, bahkan Eden, Amara dan juga Tavisha juga ada disana.

"Ambil!" bisik Samuel seraya mengedipkan matanya.

Dengan ragu-ragu Xynerva mengambil buket tersebut, ia menatap Samuel dengan penuh tanda tanya. apa tujuan laki-laki itu memberikannya bunga, apalagi Xynerva tidak menyukai bunga.

"Di samping lo, ikutin drama gue." bisik Samuel.

Xynerva melirik sedikit Farka yang ada di sampingnya, ia langsung paham dengan tujuan Samuel saat ini, ia pun mulai memainkan mimik wajah cantiknya.

"Udah gue bilang kak, jangan hubungin gue, g-gue risih!" serunya.

"Bikin susah aja." lanjut Xynerva yang sesekali melirik wajah Samuel.

"Lo gak tau sama perasaan gue, Va. gue gak bisa nahan ini, gue mau ngomong langsung kalau gue suka sama lo!" ucap Samuel sambil berteriak.

Xynerva sedikit jijik dengan pengakuan Samuel terhadapnya, walaupun ia tahu jika itu hanya drama saja. perlahan, ia melirik Farka yang hanya diam saja sambil menyaksikan momen tersebut.

"Kenapa?" tanya Samuel, mengikuti arah pandangan Xynerva.

"Karena cowok itu lo jadi nolak gue?"

"Va, jujur. lo cuman mainin dia aja, 'kan?" tanya Samuel lagi.

"Apa?!" tanya Farka kebingungan.

"Bener, dia orang yang lo ceritain ke gue kemarin."

Farka tertawa meremehkan, ia menatap Samuel dan Xynerva secara bergantian. "Nerva, jangan pernah lo mau sama dia, dia cuman laki-laki bejat yang bisanya ngemainin cewek."

"Gue bakal ngasih kesempatan buat lo deketin gue lagi, tapi lo jauhin ketua berandalan ini," seru Farka.

Xynerva tersenyum tipis. "Farka, lo jelek dan cemen." ucapnya sehingga membuat semua orang tertawa.

"Jadi jangan sok-sok an bertingkah dan nuduh kakak kelas gue yang nggak-nggak, karena lo juga kayak gitu, lo lebih parah dari dia!"

"Sialan, lo!" teriak Farka hendak menampar wajah Xynerva tapi dengan cepat Samuel menahannya.

"Lo sakitin dia, lo bakal berurusan sama gue bang*sat!"

Terpopuler

Comments

Aqil Aqil

Aqil Aqil

lnjt

2023-08-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!