Hai guys ini belum bisa vote karena masih new. Kayanya minggu depan baru bs vote. Jangan divote dulu ya
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Kami berlari dan berkumpul di ER.
Tapi bukan pasien yang kami dapatkan. Seorang mayor yang menunggu kami. Aku,James dan yang lainnya berpandangan binggung.
"Kalian anak baru, ayo ikut aku latihan..." Dia mengumpulkan setengah dari kami di ER untuk latihan. Aku menatap sosoknya bersama yang lain. Terutama perawat wanita. Dia mayor tertampan yang pernah kulihat. Dia memakai kaos ketat abu-abu dengañ celana bahan militer memperlihatkan bentuk badannya yang terlatih.
Satu kata dia hot!
Kami mengikutinya ke lapangan parkir yang merupakan lapangan latihan. Beberapa orang prajurit juga ada disana. Sepertinya mereka semacam pasukan khusus. Karena mereka satu tim dan mereka jelas bukan infantry.
"Siapa mereka? Pasukan elit?" Susan yang ikut berbisik padaku.
"Mungkin..." Aku balas berbisik padanya.
"Mereka tampan semua ..." Aku tersenyum menanggapi Susan.
Dan mereka berbadan tegap semua. Yentu saja semua prajurit berbadan tegap, tapi para prajurit bawahan biasanya kurus dan ramping. Mereka ini level khusus, kurasa setingkat Delta Force. Ini kesempatan cuci mata melihat prajurit level khusus. Dan nampaknya para prajurit itupun mengganggap para perawat adalah kesempatan mereka untuk cuci mata.
"Aku kapten Andrew, kami ditugaskan melatih kalian oleh atasan kalian. Aku ingin melihat ketepatan tembakan kalian! Ini jarak 20 meter, jika kalian tidak bisa mengenainya. Kalian 50% mati dan dalam jarak 10 meter kau tak bisa mengenainya peluangnya meningkat 80%, kalian harus bisa mempertahankan diri kalian, walaupun tugas kalian menyelamatkan orang..."
"Mulai dari pria!" James dan Noah mengambil pistol memposisikan diri mereka. Mereka belum lama menjalani pelatihan harusnya masih terlatih. Tapi aku kurasa aku akan menembak dinding bagian belakang.
James dan Noah melakukannya tanpa kesulitan. Dan kemudian beberapa pria yang lainnya. Beberapa meleset, dan harus mengulang latihan mereka. Mereka masih mengingat training mereka dengan baik. Tapi aku sudah menjalankannya tiga tahun lalu.
Aku dan Susan dan satu teman wanita yang lain berdiri dengan lurus, dan mencoba membidik sadaran kami.
"Hold on ladies..." orang mendatangi kami. :Kalian nampaknya akan menembak orang tak bersalah.
"Buka kaki kalian sejajar dengan bahu!" Dia memperbaiki posisi kami. "Pistol dicengkeram dan diarahkan ke sasaran seperti seseorang akan mengarahkan jari mereka. Ketika kau menunjuk, kau secara alami tidak berusaha untuk melihat atau mengarahkan jarimu. Ini akan sedikit di bawah level mata dalam penglihatan tepi, mungkin 2-4 inci di bawah level mata. Kau belum melihat pistol atau pandangan depan, hanya target.Ini namanya Quick Kill, fokus selalu pada target, tidak pernah harus menyesuaikan pandangan atau fokus seseorang bahkan dari jarak jauh pada objek dekat..."
Sejujurnya aku tak mengerti apa yang dikatakannya aku hanya menurutinya bagaimana mengarahkan pistolnya. Akhirnya aku mengerti apa yang kulakukan.
"Tembak..." Ledakan amunisi membuat tanganku kebas. Dan telingaku pekak. Tapi ajaib aku mengenainya.
" Jika kalian terdesak dalam jarak pendek, kalian harus fokus pada titik kecil, noda atau mata suatu corak, bukan penyerang atau target secara umum. Fokus yang intens ini akan menghasilkan penglihatan-tunnel, yang banyak tidak dianjurkan, tetapi wajib untuk saat singkat ketika penembak transisi dari memutuskan untuk menembak ke penyelesaian penembakan. Tidak ada persyaratan kaku untuk memposisikan tubuh, kaki atau lengan, karena penggunaan praktis dari teknik ini mengharuskan penembak untuk dapat menembak dari posisi apa pun, yang penting nyawa kalian selamat!" Mengerti!"
"Yes Sir!" Semua menjawab yes tapi kurasa kami harus belajar lagi.
Yang aku ingat hanya fokus ke titik kecil akan menghasilkan penglihatan tunnel.
"Kalian berdua datang latihan lagi di jam yang sama besok!" Kami payah tentu saja.
"Yes Sir." Aku dan Susan menjawab singkat.
Pelatihan itu ternyata penilaian kemampuan siapa yang harus dilatih lagi. Para pria rata-rata bisa melaluinya dengan baik, wanita well dibawah rata-rata.
Aku bertemu dengannya lagi besoknya di makan siang."
"Hei, jangan lupa kalian berdua harus latihan lagi malam ini." Dia menyapa aku dan Susan duluan dengan temannya sambil tersenyum. Baiklah senyumnya terlalu manis sekarang.
"Kami tahu, kami memang payah..." Aku membalas senyumnya.
"Lebih baik payah disini daripada kau payah didepan infected." Dia benar soal itu.
"Kalian tak ikut penyirisan prajurit infantry?"
"Kami Delta Force hanya terjun jika ada operasi dengan target khusus." Sudah kuduga mereka bukan prajurit biasa.
"Punya keluarga yang terjebak di satu kota atau menjadi pengungsi?"
"Iya pacarku masih terjebak di Dallas." Dia mengangguk.
"Aku tidak keluargaku semuanya aman di El Paso. Terima kasih sudah bertanya." Susan tersenyum manis pada Andrew.
"Aku juga tidak, keluargaku aman semuanya... Aku DeAngelo." Temannya mengangsurkan tangan. Oh ya kami belum menyebutkan nama kami.
"Aku Susan..."
"Aku Jennifer..." Hari itu tidak ada kejadian berarti hanya beberapa orang terkilir karena tidak berhati-hati dan harus diistirahatkan. Kami masih bisa menghela napas lega.
Dan latihan berikutnya aku berhasil mengenai kepalanya targetku untuk pertama kali di jarak 20 meter.
"Bagus! Kau bisa melindungi dirimu sendiri sekarang!" Pujian Andrew kuterima dengan menghela napas lega.
Aku harap aku tak perlu menggunakan senjata. Tapi dimedan tempur apapun bisa terjadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 464 Episodes
Comments
Pipit Sabela
aku terpukau thor
2022-12-11
0
NENG IKA WULANDARI
lho inikan Michael mantannya cara, so hot 😘
2022-11-20
0
mrs YoYaman
subhanallah tu body😱😍😍jadi ingin mengelus otot🤭
2022-08-27
0