Markas Rahasia Ditemukan

"Aku akan menemanimu, Saejin! Aku tidak akan meninggalkanmu! Mari bersama-sama mengulur waktu!" ucap Arisa tak tega untuk meninggalkan Saejin yang sudah menjadi panutannya selama ini, sehingga kini dia malah melawan perintah dari Saejin.

"Arisa, dengarkan aku! Tolong bantu aku untuk memandu para robot pintar itu. Saat ini kelompok kita bukanlah sepuluh atau 20 saja, melainkan lebih dari 300 robot pintar. Asimo akan kewalahan jika melakukannya sendiri. Jadi tolong kamu bantu dia! Aku berjanji aku akan segera menyusul kalian!"

Ucap Saejin berharap Arisa akan mematuhinya. Karena sebenarnya untuk menghadapi para manusia itu cukup berbahaya. Masih mending jika semua bisa diselesaikan dengan damai, namun bagaimana jika manusia itu malah menyerang?

Karena menurut pengamatan Asimo dan Arisa, para manusia yang datang dan mengepung markas rahasia ini membawa berbagai macam senjata laras pendek maupun panjang. Bahkan mereka juga ada yang membawa tembak laser.

Akhirnya mau tidak mau Arisa harus mematuhi perintah Saejin. Dia segera meninggalkan Saejin dan Luke dengan langkah yang sangat berat.

Berjanjilah kamu akan segera menyusul, Saejin! Kamu harus berhasil! Kamu harus bisa! Kamulah panutan kami! Kamulah pemimpin kami yang sangat mempedulikan kami!

Batin Arisa dengan sepasang mata yang berkilauan disaat dia sudah semakin meninggalkan tempat itu. Di tengah-tengah dia berlari, bahkan dia masih saja menoleh ke belakang untuk menatap Saejin dari kejauhan.

"Luke, kamu juga segera pergilah menyusul Arisa dan yang lainnya. Saat ini kamu juga sedang terluka." titah Saejin beralih menatap Luke.

"Tidak, Saejin!" ucap Luke lirih dan menunduk.

Rambut gondrong keunguannya yang tipis dan lurus terjatuh menutupi sebagian wajah dengan desain tampan dan cool itu. Kedua tangannya mengepal kuat, dan kini dia sedang membulatkan sebuah tekad untuk mengambil sebuah keputusan.

"Kali ini aku akan ikut bersama denganmu! Aku akan berusaha untuk mengulur waktu dan menahan para manusia itu!" tandas Luke kembali menengadahkan wajahnya menatap Saejin.

"Tapi, Luke ... kamu sedang terluka saat ini."

"Aku ingin berguna untuk kalian! Dan lagi ... setidaknya jika kita berdua melakukannya bersama, itu akan semakin baik. Ayo lakukan bersama, Leader Saejin!" imbuh Luke tanpa.ada keraguan lagi.

Beberapa saat mereka berdua melakukan kontak mata, akhirnya Saejin mengangguk samar. Kini mereka mulai menatap sebuah lorong panjang dan merupakan satu-satunya lorong rahasia yang menghubungkan dengan Dermaga Tokyo.

"Cari di sekitar dan perintahkan para robot pintar yang tersisa untuk segera pergi melewati jalan rahasia darurat! Selamatkan mereka dan bawa mereka pergi! Sebisa mungkin jangan pernah melukai para manusia itu! Atau mereka akan benar-benar menilai kita sebagai robot pembelot dan penghancur! Aku akan coba untuk memeriksa ke bagian pintu depan!"

Ucap Saejin menginstruksi.

"Baik, aku mengerti!" sahut Luke dengan tegas.

Kini mereka berdua mulai bergerak sesuai dengan tugas masing-masing. Luke berusaha untuk memeriksa di sekitar untuk menolong para robot yang masih tertinggal atau terjebak.

Sementara Saejin malah semakin mendatangi pintu utama melalui jalan rahasia dengan mengendap-endap agar keberadaannya tidak diketahui oleh para manusia itu.

Pintu-pintu itu adalah pintu rahasia yang selama ini hanya diketahui oleh para robot pintar itu. Namun kini para manusia yang berpakaian serba hitam kombinasi army sudah berhasil memasuki dan menerobos jalan rahasia itu, dan Saejin menyaksikan semua itu sambil bersembunyi di balik dinding

Para manusia itu memakai pakaian yang cukup savety. Namun mereka juga membawa beberapa senjata dan berusaha untuk menyerang para robot pintar. Tembakan demi tembakan mulai terdengar saling bersahutan di tengan malam ini dan mengenai beberapa robot pintar yang sedang berusaha untuk melarikan diri.

Begitu kejam dan tragis! Dan karena titik consiouness Saejin kini sudah semakin tinggi, rasanya seakan-akan dia bisa merasakan sebuah kesedihan karena menyaksikan semua hal tragis itu. Dimana puluhan robot kembali terjatuh tak berdaya dengan darah kebiruannya yang membasahi tubuh dinginnya.

Saejin masih berjalan mengendap-endap menyaksikan semua itu, namun akhirnya dia melihat beberaoa robot yang bersembunyi di dalam sebuah ruangan. Dengan cepat dan hati-hati Saejin segera mendatangi ruangan itu dan mengetuk pintu itu.

Namun beberapa kali Saejin mengetuk pintu, tapi tidak ada respon atau jawaban apapun dari dalam ruangan tersebut. Padahal sangat jelas Saejin melihat jika Anna dan beberapa robot pintar baru saja memasukinya.

"Anna, ini aku Saejin. Buka pintunya, Anna ..." ucap Saejin lirih dan semakin mendekatkan dirinya di dekat pintu. Sesekali dia juga masih mengawasi sekitarnya untuk memeriksa keadaan.

CEKLEEKK ...

Mendengar ucapan Saejin, pintu itu kini mulai terbuka dengan sangat pelan dan hati-hati. Seakan-akan dia sangat ketakutan dan waspada. Dan benar saja terlihat ada Anna dan beberapa robot pintar lainnya di dalam ruangan itu. Saejin segera memasuki ruangan itu dan kembali menguncinya.

"Anna. Apa kamu baik-baik saja?" tanya Saejin.

"Aku baik-baik saja. Tapi mereka ... mereka para manusia telah melukai para robot lain. Ini salahku. Aku berniat untuk menolong mereka, namun ... namun aku terlambat." ucap Anna terbata dan merasa sangat bersalah.

"Anna, tenanglah! Saat ini yang terpenting adalah kita harus segera meninggalkan tempat ini dengan cepat dan sembunyi-sembunyi. Pergilah bersama dengan mereka ke ruang pribadiku. Disana ada sebuah pintu rahasia yang akan menghubungkan ke sebuah kapal selam yang sudah aku persiapkan selama ini. Di atas karpet ada sebuah pintu rahasia! Kamu masuklah ke dalam bersama mereka. Arisa, Asimo dan robot lain juga sudah menunggu kalian! Pergilah!"

Ucap Saejin meyakinkan Anna.

Anna mengangguk samar dan masih memperlihatkan ekspresi sedih, "Lalu bagaimana denganmu?"

"Aku akan segera menyusul setelah memastikan tidak ada robot yang tersisa di tempat ini! Aku juga harus mempersiapkan sesuatu sebelum kita meninggalkan tempat ini!" sahut Saejin.

"Baiklah!"

Sebuah ketukan dengan ritme yang tidak teratur dan terburu-buru mulai terdengar. Saejin, Anna dan beberapa robot segera terdiam dan menatap waspada ke arah pintu tembaga itu. Saejin bahkan sudah bersiap dengan sebuah pemukul kayu. Karena dia tak pernah berniat untuk membunuh para manusia itu. Dia hanya ingin menyelamatkan para robot tanpa melukai para manusia.

"To-tolong ... ini aku ... Jiu Jiu ..."

Terdengar suara Jiu-Jiu dari balik pintu. Namun disaat Anna ingin membukanya, Saejin segera menahannya, karena Saejin berniat untuk membukanya.

"Biar aku saja." ucap Saejin kembali mendekati pintu tembaga itu dan segera membuka kuncinya.

CEKLEKK ...

Saejin membuka pintu tembaga itu dengan hati-hati. Terlihat si gadis robot berkacamata Jiu Jiu di balik pintu itu. Namun tiga detik setelah Saejin membuka pintu itu, tiba-tiba saja seorang manusia berpakaian serba hitam kombinasi army sudah berada di belakang Jiu Jiu dan bersiap untuk menyerang.

TAR ...

Terpopuler

Comments

@MeG4 ⍣⃝క🎸N⃟ʲᵃᵃ𝓐𝔂⃝❥

@MeG4 ⍣⃝క🎸N⃟ʲᵃᵃ𝓐𝔂⃝❥

tenang saja arisa aku yakin saejin bisa mengatasi masalah ini, do'a kn saja agar saejin selamat

2023-08-10

1

🍭ͪ ͩմოí⁰³

🍭ͪ ͩմოí⁰³

jika tidak gegabab pasti markas kamu tidak di jumpa sma mereka ni, mgkin rasa ragu mu mbuat diri mu bgitu luke.

2023-07-28

1

𝐙⃝🦜しÏA ιиɑ͜͡✦ᵉ𝆯⃟🚀ʰⁱᵃᵗᵘˢ

𝐙⃝🦜しÏA ιиɑ͜͡✦ᵉ𝆯⃟🚀ʰⁱᵃᵗᵘˢ

Robot Luke, ingin menebus kesalahannya dg berjuang bersama Saejin melawan para manusia yg ingin memusnahkan mereka...semoga berhasil

2023-07-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!